.....
Disisi Sebastian dan Altas, mereka sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat.
"Ingat, langsung ke intinya".
Sebastian memperingati Altas, yang sedari tadi hanya diam memandangi jendela mobil.
"Hmm" Dehem Altas.
Setelah cukup lama diperjalanan, akhirnya mereka sampai dimansion milik kerabat Altas semasa sekolah dulu hingga sekarang.
Sebastian dan Altas turun dari mobil, lalu berjalan santai mengikuti salah satu bodyguard yang dikirim oleh sang kerabat.
"Mari tuan" Ucap salah satu bodyguard.
Mereka pun masuk kedalam mansion, Altas sedikit khawatir karena temannya itu sedikit susah untuk diajak kerjasama.
Sesampainya diruangan itu, bodyguard yang mengantarkan Altas dan Sebastian kini sudah berpamitan pergi.
"Selamat datang Tuan Altas, Tuan Sebastian" Sapa Markus Falevyn
Markus Falevyn adalah Dokter psikolog sekaligus sahabat Altas dari dulu, tapi Markus terlalu sibuk dengan rumah sakit jiwa yang ia kelola... Mangkanya mereka jarang bertemu atau sekedar bertegur sapa.
"Tak usah formal, Mark" Sahut Altas yang diangguki oleh Markus.
Kini ketiga sudah duduk diruang kerja Markus, agar pembicaraan mereka nyaman dan tak ada yang mengganggu tentunya.
"Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Markus.
"Hmm, aku ingin kau memeriksa kondisi mental anakku" Jawab Altas to the point
"Siapa? Arion atau Zeon? Twins?" Bingung Markus.
"Zion, kembaran dari Zeon... pasti kau ingat Mark" Ucap Altas yang membuat Markus terdiam terkejut mendengar ucapan Altas.
"Zion.. sudah ketemu!!" Kaget Markus tak percaya.
"Hmm, tapi yang jadi masalahnya kondisi mental Zion yang terguncang... Dan mempunyai trauma" Timpal Altas.
"Zion terus memberontak dan hilang kendali, bahkan..." Altas menggantungkan ucapannya.
"Bahkan, apa?" Tanya Markus tambah bingung.
"Zion menolak kehadiran Maria, dia terus berteriak, mengatakan jika ia sering bertemu dengan Maria yang selalu bersama pria bajingan yang menculiknya dan hal paling membekas, Zion juga mengatakan jika Maria hanya menatapnya lalu pergi begitu saja".
Altas menjelaskan semuanya tanpa terkecuali, Markus terdiam mendengar penjelasan sahabatnya itu.
"Ada yang janggal, Al" Sahut Markus mulai serius.
"Ya, aku dan daddy juga merasakan hal yang sama" Timpal Altas.
Sebastian menatap datar Markus, yang kini menatapnya juga.
"Sembuhkan cucu ku Mark, atau aku berhenti menjadi donatur dirumah sakit jiwa milikmu itu" Ancam Sebastian santai.
Markus langsung mendatarkan raut wajahnya, seperti biasa kakek tua ini pasti akan mengancamnya ini itu dan tentu saja ia tak bisa menolaknya.
"Tentu saja, tapi apa kalian punya video keseharian Zion saat ini, agar aku bisa tau apa yang harus aku lakukan" Ujar Markus.
"Tentu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want
AlteleNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Danuarta. * Jangan lupa kasih...