Sudah seminggu Markus terus memantau kondisi psikis Zion, dan selama Zion pemulihan Altas dengan setia selalu menemani Zion... Bahkan saat Markus datang dan memeriksa Zion, Altas selalu berada disisi Zion.
Bukan hanya Altas, kadang Sebastian pun ikut menemani Zion yang masih tahap pemulihan... Dan untuk Gips kaki sudah dilepas beberapa hari yang lalu, Zion pun terlihat sudah biasa saja... Tapi Zion masih sering melamun dan tak fokus.
Kini Zion sudah bisa mengendalikan emosinya dan juga sedikit mau berinteraksi dengan Altas, Sebastian, Dan Arion... Tapi tak banyak interaksi juga sih, cuman sekedar menjawab pertanyaan atau ucapan Altas, Sebastian dan Arion saja.
Dan untuk Zion yang akan bersekolah, itu benar... Karena besok Zion mulai bersekolah, walau Zion terus menolak... Tapi berkat bujukan Altas, Zion pun setuju untuk bersekolah.
"Zion, ayo makan dulu" Ajak Altas.
"Hmm" Dehem Zion.
Altas hanya tersenyum saja, kata Markus itu wajar-wajar saja karena Zion masih belum terbiasa berinteraksi dengan orang-orang... Apalagi kondisi Zion saat ini akan sedikit susah untuk berinteraksi lebih.
"Zion, besok sekolahnya Daddy antar... Karena besok pertama kalinya kamu sekolah" Ucap Altas.
"Tidak" Tolak Zion.
"Kenapa?" Tanya Altas.
"Bisa sendiri" Jawab Zion santai.
"Tapi kamu belum tau dimana sekolahnya, kan" Ujar Altas.
"Bisa, nanya orang" Sahut Zion.
"Emang kamu berani nanya orang?" Goda Altas.
"...."
Altas terkekeh karena Zion yang terdiam tak menjawab ucapannya, ia sudah menduga jika Zion belum bisa berinteraksi dengan orang-orang terlebih orang asing.
"Jadi?" Tanya Altas.
"Terserah" Jawab Zion.
"Yasudah, besok Daddy anter kamu sekolah" Ucap Altas tersenyum bahagia.
Kini Altas dan Zion tengah duduk disofa ruang keluarga, dengan Zion yang fokus menonton televisi dan Altas yang sibuk dengan berkas-berkas kantornya.
Namun Altas masih memikirkan apa yang Zeon bisikkan kepada Zion Minggu lalu, sampai-sampai Zion terdiam dan tak melanjutkan ucapannya.
"Zion" Panggil Altas.
Zion menoleh kearah Altas, ia mengangkat sebelah alisnya saat Altas menatapnya lekat.
"Minggu kemarin... Apa yang Zeon bisikkan sama kamu?" Tanya Altas.
"Kau penasaran?" Tanya balik Zion.
"Ya" Sahut Altas.
"Zeon bilang... 'Jangan membantah, nanti Daddy nangis kejer'.. itu yang Zeon bisikkan" Ucap Zion datar.
Mendengar ucapan Zion, membuat Altas mencoba menahan diri agar tak kelepasan berteriak kesal, sudah ia duga jika Zeon akan mengatakan hal yang diluar nalar... Jadi dia harus bisa mengontrol emosinya, tapi lihat saja... Ia pastikan jika Zeon akan mendapat hukuman darinya nanti.
"Kamu percaya?" Tanya Altas.
"Tergantung" Jawab Zion acuh.
"Astaga~... Itu tidak benar... Karena yang benar adalah Daddy pernah menangis saat kamu hilang dan saat kami mengetahui keberadaanmu.. satu lagi Daddy menangis saat kamu masuk rumah sakit, pas kamu overdosis" Ucap Altas jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want
RastgeleNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Danuarta. * Jangan lupa kasih...