Sudah 2 hari berlalu setelah kejadian malam itu, hari ini adalah hari terakhirku di sini karena besok sudah harus pergi ke luar kota.
Aku berencana untuk pergi menuju ke semarangnya nanti malam, tak lupa tiket kereta juga sudah aku booking karena takut kehabisan.
Sangat lelah sekali aku mempersiapkan untuk tes tahap akhir ini, aku di bantu bang fahrul sebab dia punya pengalaman melakukan ini.
Sudah hampir memasuki waktu sore, seharian ini aku hanya merebahkan badanku di ruang tamu sambil menonton acara kartun di TV, sangat membosankan yang aku rasakan.
Orang rumah serta karyawannya ibu jugaa sedang sibuk melayani pembeli diwarung makannya, aku hanya memandang kesibukan mereka sambil rebahan dan ditemani suara TV.
Aku mendengar suara motor berhenti di depan halaman rumah, ntah siapa yang datang namun aku hiraukan itu.
Ponselku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, ku lihat tertera nama bang fahrul, dia mengirimkan foto dan aku langsung membukanya, terlihat foto aku sedang rebahan sambil menonton TV.
Aku terkejut dan langsung melihat ke arah pintu, dia sudah berdiri sembari melihat ke arahku dengan tatapan cuek.
“Serius amat sampai gak sadar jika abang datang” ucap dia, aku hanya cengengesan dan menghampirinya.
“Aku dengar suara motor bangg, aku kira itu pembeli yang mau makan diwarung” jelasku karena memang ku lihat parkiran depan sana sudah sangat ramai.
“Oalahhh…” dia mencium pucuk rambutku membuat aku was-was takut ada yang melihat.
“Gak papa sayangg.. kalo ada yang melihat bagus lahh”
“Ishhh si Abang” dia tertawa dan merebahkan badannya disofa rumahku.
“Aku buatkan kopi dulu ya” aku sudah tau minuman apa yang harus dihidangkan kepada bang Fahrul.
Dia suka sekali kopi dan isepan rokok batangnya, aku sudah memberitahu dia untuk tidak berlebihan meminum kopi dan merokok, tetapi dia selalu mengelak akan perintahku.
Kopi pun sudah siap, aku langsung keluar menghampirinya. Ku lihat dia sedang merokok Sambil memainkan ponselnya.
“Sudah habis berapa batang hari ini ?” Tanyaku dengan sinis padanya.
“Baru juga 8 batang sayang hehehe” jawab dia sambil memperlihatkan bungkus sisa rokok.
“Bang sudah jangan kebanyakan ngerokok” aku mengambil bungkus rokok dia.
“Iyaa iyaaa… bawel kamu”
“Aku bawel karena aku sayang sama abang” aku memeluk badannya dari samping.
Dia mengusap kepalaku dan mencium bibirku sekilas, terasa mulut dia bau rokok yang sedang dia hisap.
“Abang besok ikut kamu ya” aku kaget dan melepas pelukanku saat dia berkata itu.
“Ngapain? Bukannya Abang kerja?” Tanyaku.
“Disana Abang sambil kerja sayangg” dia tersenyum bahagia membuatku bingung.
“Abang dimutasi ? Kenapa ? Abang melakukan kesalahan apa saat bertugas ?” Tanyaku bertubi-tubi takut akan dia pindah tugas.
Dia tertawa terbahak melihat aku kaget.
“Abang tiba-tiba saja dapat tawaran disuruh jadi panitia seleksi pantukhir tahun ini, karena abang belum pernah menjadi panitia penerimaan polri lalu Abang mengiyakan hitung-hitung cari pengalaman baru” jelas dia membuatku senang, bagaimana bisa dia menerima tawaran dari atasannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Perwiraku
Roman d'amourSebuah cerita cinta tentang seorang ketua Tim dan anak buahnya Penasaran dengan cerita ini, tunggu yaa... Jangan lupa follow like & komen ⚠️⚠️⚠️ Peringatan 🔞Cerita ini mengandung unsur 18+