15 Hujan di malam minggu

618 37 13
                                    

Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kakiku dirumahnya bang fahrul, aku pun masuk ke rumahnya terlihat sangat rapih dan bersih, tercium bau wangi dari pengharum ruangan yang menempel di tembok.

Banyak sekali miniatur dari pesawat, mobil, karakter anime hingga lego yang tertata rapih dilemari kaca miliknya, foto bang fahrul bersama teman-temannya juga terlihat terpasang di dinding tembok rumahnya.

Aku sangat terkejut melihat fotonya dia saat masih SMA, badannya yang kurus serta Jamet sekali dia, aku tertawa kecil melihatnya.

Saat asik aku sedang melihat sekitar ruang tamunya, tiba-tiba bang fahrul datang dari ruang belakang, dia hanya berbalut dengan handuk yang menutup setengah badannya.

Aku melihat dadanya yang sangat bidang, lengan dia yang sangat besar serta bahunya yang terlihat sangat keras, membuat pikiran berfikir tidak karuan.

Aku terdiam dan badanku terasa panas dingin saat melihatnya, ini pertama kalinya aku melihat badan bang fahrul yang hanya berbalut dengan handuk setengah badan.

Aku tidak menyangka jika tuhan telah menciptakan seorang pria yang terlalu sangat sempurna ini.

"Heii.. kenapa lihat abang sampai segitunya ?" Tanya bang fahrul sambil tertawa saat aku mengaguminya.

"Mending sekarang abang pakai baju lalu kita makan bersama" Aku terlihat sangat malu ditatapnya dan mengalihkan pandanganku terhadapnya.

Bukanya pergi ke kamar untuk memakai baju, bang fahrul malah mendekat ke arahku, sekarang aku dengan dia hanya berjarak kurang dari setengah meter saja

"Mantel abang tembus ya sayang ?" Tanya bang fahrul saat melihat bajuku sedikit basah.

Aku hanya diam dan menundukkan kepalaku ke bawah, aku tidak berani menatapnya dengan keadaan setengah telanjang seperti ini, aku sekarang benar-benar gugup sangat gugup.

Bajuku memang basah karena mantel yang tadi aku pakai sedikit tembus.

"Sana gih ke kamar mandi, nanti pakai baju abang saja" Suruh bang fahrul dan aku langsung berlalu darinya.

Sesampainya di kamar mandi, aku membuka semua bajuku yang basah, lalu mengguyur semua badanku dengan air yang sangat dingin ini karena dari sore aku belum mandi. 

Selesai mandi aku lupa jika aku tidak punya handuk, aku menepuk jidatku dengan tangan. Karena tidak ada handuk aku pun memakai kembali bajuku yang basah tadi, setelah itu aku keluar menuju kedepan.

Ku lihat bang fahrul sedang memindahkan nasi goreng yang tadi kami beli ke piring, Dia mengenakan celana pendek casis serta baju singlet, terlihat rambut ketiaknya keluar yang sangat lebat membuatku ingin menciumnya.

"Gak dingin apa bang pake baju begituan ?" Kataku sambil duduk disofa samping bang fahrul sedang sibuk menyiapkan makanan.

"Lohh sayangg.. Kenapa kamu tidak mengganti bajunya ?" Bukannya menjawab pertanyaanku malah dia menyuruhku mengganti bajunya.

"Hehehe..." Aku hanya ketawa kecil padanya dan bang fahrul menghela nafas kecil.

"Ayo abang antar kamu kekamar abang" Bang fahrul menarik tanganku menuju ke kamar.

Kamarnya sangat rapih spreinya pun tidak berantakan, aroma parfum dia yang selalu kenakan juga tercium di seisi kamarnya.

"Kamu pilih aja baju sesuka kamu, abang tunggu depan ya"

Bang fahrul membukakan pintu lemarinya dan mencium sekilas keningku lalu dia pun keluar dari kamar, Aku menutup pintunya dan mulai melepas semua bajuku.

Sang PerwirakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang