CHAPTER 15

358 40 74
                                    

"Tanganku gatal sekali ingin menembaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanganku gatal sekali ingin menembaknya." Bukan hanya sekadar ucapan, tapi jarinya memang bersiap menarik pelatuk senapan dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi, cocok sekali melesatkan peluru dalam jarak lebih dari 1 km. Tapi kini jaraknya dengan si target tak sampai 500 m, katakan saja akibat rencana dadakan.

Si gadis cantik bermata biru menoleh ke Sai. "Jadi enaknya kepala atau tepat ke jantungnya, ya?" tanyanya, meminta pendapat.

Sai merasa bodoh mengapa mau-maunya menuruti keinginan gegabah gadis yang disukainya. "Jika kau menembaknya kau akan mati di tangan Sasuke."

Sama sekali tak ada komedi yang diselipkan, namun Ino justru terkekeh meremehkan. "Dia tak akan berani membunuhku, percayalah," cetusnya percaya diri.

"Jangan terlalu percaya diri, Ino." Menurutnya ide Ino benar-benar buruk dan bodoh. Mengapa harus mengotori tangannya sendiri hanya karena cemburu atau iri?

Ino menarik napas super panjang dan menjauhkan jari-jarinya dari senapan. Ada sebuah perasaan aneh yang menyelinap di dada. Sekarang Ino tahu alasan di balik tak menyukai gadis itu. Seorang gadis yang baru diketahuinya selama beberapa bulan ini, Haruno Sakura namanya.

Bagaimana ada orang yang bisa hidup tanpa beban sepertinya, tertawa lepas, berada di antara orang-orang yang peduli dan menyayanginya.

Ino iri, Ino tak suka. Alasan-alasan itu praktis membuatnya semakin membenci Sakura.

"Hidupnya nampak menyenangkan," gumamnya, dipikir suaranya larut dalam embusan angin di sekitaran atap gedung, tapi rupanya telinga Sai masih sanggup mendengar.

"Menyenangkan apanya, jauh lebih menyenangkan hidupmu, bukan?" Sai berusaha mengingatkan. "Kau memiliki segalanya, dan dia hanya tumbuh di panti asuhan. Tak memiliki orang tua."

"Tidak, bukan itu! Sepertinya menyenangkan menjalani kehidupan yang normal."

Melalui teropong pengintai, mata Ino tak lepas dari Haruno Sakura yang menempatkan dirinya di halaman perusahaan, asik mengobrol bersama rekan kerjanya.

Malas diakui jika obrolan itu nampak seru, apalagi bagi seorang gadis sepertinya. Lalu gadis itu melambaikan tangannya dengan raut ceria ketika teman-temannya pergi lebih awal.

Untuk pertama kalinya Ino menginginkan kehidupan milik orang lain yang bahkan tak ada apa-apanya dibanding yang telah dimiliki selama ini. Bahkan sekarang Sasuke ada dipihak gadis itu.

Jika mengingat sesolid apa tim mereka dulu, terkadang cukup menyakitkan. Realita yang menyebalkan saat mendapati kini dirinya dan Sasuke seperti orang asing. Bahkan di terakhir kali mereka berjumpa, Sasuke menganggapnya bak serangga pengusik ketenangannya.

Melupakan fakta bahwa mereka dulu pernah sedekat itu. Di usia ke 13 tahun Ino mengenal Sasuke, si bocah laki-laki yang doyan menampilkan wajah cemberut, tak ubahnya menganggap keberadaan Ino transparan.

STALKER || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang