CHAPTER 5

1.1K 128 63
                                    

"Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sakura ...." panggil Gaara untuk yang kesekian kalinya, tapi si gadis hanya menggumam lirih, menoleh pun tak mau. "Kau tak mencoba bento buatan ibuku?"

Ini yang paling menyebalkan, meski dalam mesin pencarian ratusan apartemen di Tokyo yang tak jauh dari Chiyoda City memenuhi layar laptopnya, tetap saja kesulitan menemukan yang tepat.

"Bento itu terlihat sangat menggiurkan, tapi aku harus menemukan tempat tinggal baru sesegera mungkin." Air liurnya bahkan nyaris menetes ketika aroma sedap itu dengan lancangnya menerobos hidung.

Perutnya pun juga tak ketinggalan berulah. Bunyi gaduh di dalam sana cukup menjadi bukti bahwa lambungnya protes minta diisi.

Gadis itu nyengir ke Gaara yang seolah berkata hanya menggunakan mimik wajah, 'See, kau lapar!'

Oh, ya! Omong-omong berita tentang apartemennya yang diobrak-abrik oleh orang tak dikenal telah sampai ke telinga dua orang ini.

Tentu saja mereka khawatir, dan reaksinya cukup berlebihan. Untuk beberapa waktu mereka jadi tak mood menggoda Sakura dengan berbagai ocehan maupun tindakan jahil seperti biasanya.

Sasori tak ketinggalan menawarkan untuk membantu mencarikan apartemen, dan Gaara yang anak pejabat itu menawarkan salah satu unitnya untuk ditempati Sakura secara cuma-cuma, tanpa biaya sewa, perbaikan atau berbagai embel-embel yang memberatkan.

Yah, itu cukup menggiurkan, itu artinya ia bisa hemat biaya sewa. Tapi harga dirinya dipertaruhkan di situ. Pada akhirnya Sakura lebih nyaman merepotkan Naruto yang sedari kecil telah tumbuh bersama.

Herannya anak pejabat ini justru lebih memilih bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang software development sebagai staff senior layaknya Sakura. Enggan katanya terjun ke dunia politik yang selalu abu-abu tak jelas mana putihnya pun mana hitamnya, padahal dia telah memiliki sebuah privilege.

Si laki-laki berambut merah nampaknya belum menyerah. "Buka mulutmu!"

"Eh, apa?"

"Buka!"

Satu tamagoyaki mampir ke mulut Sakura segera. Gadis itu terperangah sejenak, ingin melayangkan protes juga, tapi gumpalan telur itu sukses menahan suaranya.

"Hm, ini enak," desahnya puas.

Melihat emerald-nya berbinar cerah, sekaligus mulut kecilnya penuh seperti ikan buntal memancing rasa gemas untuk mencubit pipi Sakura, tapi Gaara harus sadar diri, bisa-bisa gadis yang seimut kelihatannya itu menghadiahkan kepalan tangan ke rahangnya.

"Benar, 'kan. Makanya makan dulu." Gaara menunjuk satu bento yang belum terbuka menggunakan dagunya.

"Apa ini untukku?" tanyanya ragu.

"Benar, Ibuku membawakan bento untukmu dan Sasori."

"Oh, baiknya Kakura-san." Baiklah ia perlu menyingkirkan laptopnya sejenak. Dan semestinya menempatkan fokusnya pada seporsi bento yang berisi honey katsu, tamagoyaki, dan sayuran.

STALKER || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang