CHAPTER 17

282 44 68
                                    

"Akhirnya selesai!" desahnya lega, sambil meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat dibuat duduk dalam posisi yang sama selama berjam-jam lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya selesai!" desahnya lega, sambil meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat dibuat duduk dalam posisi yang sama selama berjam-jam lamanya.

Matanya yang agak pedas akibat terlalu lama memandang laptop bergeser ke jam dinding, padahal juga dilaptop juga tertera jam digital.

Jam 10 malam, ya?

Pekerjaan sudah beres, juga sudah makan malam, tak lupa gosok gigi sebelum tidur, sudah mengenakan piyama yang nyaman. Hari ini juga Sakura mendapat kabar yang lumayan baik untuk perkembangan karirnya dari Naruto, makanya dia memiliki tenaga kuda untuk membereskan tanggungan pekerjaan secepat itu padahal deadline masih tersisa dua hari lagi.

Harusnya senang dong, bisa tidur nyenyak dan mimpi indah. Tapi ada yang kurang, apa ya?

Sambil mematikan laptop, lalu melempar dirinya di ranjang otaknya berpikir. Setelah menarik selimut pun belum menemukan yang terasa kurang.

Sudahlah pikir besok saja. Selamat tidur Sakura, mimpi indah, ya! katanya pada diri sendiri sambil cekikikan di balik selimut. Berharap suatu saat ada yang mengucapkan seperti itu, tak lupa dengan kecupan lembut di kening. Aduh indahnya!

Tak menunggu lama dia benar-benar terlelap. Tapi sekitar 10 menit kemudian, ponselnya meraung. Matanya terbuka cepat, dengan mulut menggerutu karena menyesal tak membuat benda itu dalam mode senyap saja.

Ah, tapi gerutuan itu secepatnya menyingkir akibat ID caller yang terpampang di layar ponsel pintarnya. Kantuknya hilang seketika, digantikan senyum yang kelewat lebar. Rupanya ini yang membuatnya terasa kurang seharian ini, kabar dari Sasuke.

Dengan bersemangat Sakura menempatkan ponsel di telinga setelah menggeser tombol virtual hijau.

Sakura baru saja akan menyapa eh dia sudah memulai lebih awal menggunakan suara yang agak aneh.

"Hei, jangan bilang sekarang mabuk!"

"Sedikit, kok!"

"Sekarang di mana? Sudah di apartemen?" Tapi Sakura tak yakin, ketika masih sesekali mendengarkan suara transportasi di sekitar Sasuke. Apartemennya 'kan kedap udara, dan berada di lantai yang cukup tinggi, jadi tak mungkin ada mobil terbang yang suaranya sampai memasuki bangunan. Atau pesawat terbang misalnya.

"Belum, masih di tepi jalan."

Sakura menggaruk kepalanya, sedikit tak paham dengan situasi. "Mengapa masih di tepi jalan, mabuk-mabukan?"

Dia memaafkan sekali kok Sasuke yang seharian ini tak menyempatkan memberi kabar, kemarin dia hanya berkata bahwa hari ini akan sibuk, menghadiri acara keluarga yang cukup penting katanya.

"Mau tidur sebentar."

"Eh, apa? Tidur di jalan?"

"Ya ...."

STALKER || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang