CHAPTER 12

392 55 33
                                    

Bagaimana ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana ini?

Bagaimana Sakura harus bersikap di depannya?

Otaknya mendadak beku memikirkan dirinya terbaring di ranjang milik orang lain.

Otak yang selalu bisa kuandalkan, berpikir ... berpikir ... berpikir! desaknya mati-matian. Bukan saatnya ia memanjakan otaknya di situasi genting seperti ini.

Tibalah selintas memori di beberapa jam sebelum ia berakhir di ruangan ini. Setelah ia dan Sasuke terlibat sebuah ciuman yang cukup dalam dan menyeret berbagai perasaan yang membuncah di dada. Bukan saling membenci, atau kesal, melainkan saling menginginkan satu sama lain.

Sakura melepas ciuman yang menuntut ketika dirasa nyaris kehabisan pasokan oksigen. Mata tajam laki-laki itu melunak, biarpun tak ada senyum di bibir.

Jadi apa artinya sebuah ciuman ini? Tak mungkin sekadar pelampiasan hasrat, bukan? Sakura jadi sebal sendiri saat memikirkan itu.

Maka dari itu yang mengganjal di hati ia lemparkan keluar. "Apa setelah bertindak semanis ini kau akan kembali dingin dan sok tak kenal lagi?"

"Aku memiliki alasan khusus bersikap seperti itu."

Telapak tangan Sasuke yang masih bertengger di lekukan pinggangnya meremas pelan.

"Apa, katakan!" tuntutnya.

"Aku tak bisa mengatakan."

Jika saja dia tak mabuk sudah pasti mampu membaca sesuatu yang ditahan untuk tak diucap oleh Sasuke. Tapi pandangannya yang berkabut detik itu sudah pasti tak mampu memaknai mata Sasuke sedalam itu.

Mata obsidiannya yang selalu berbicara, saat mulutnya keberatan untuk berkata-kata.

"Apa kau berniat mempermainkanku?"

Sasuke menggeleng.

"Lalu kau menganggapku apa?"

Sakura tak ingin lagi terombang-ambing oleh perasaannya sendiri. Kali ini saja dia sudah terjatuh agak dalam akibat ciuman itu, tak mau lagi terjerumus pada cinta yang semakin dalam sebelum mendapatkan sebuah kepastian.

Saat dirasa keseimbangan tubuhnya semakin kacau, mungkin jika berdiri sedikit lebih lama bakal ambruk. Maka dari itu dia mundur beberapa langkah dan kembali mengempaskan tubuhnya di sofa. Laki-laki itu pun juga menempatkan dirinya tepat di samping Sakura.

Dia duduk menghadap Sakura seakan ingin melanjutkan obrolan yang sempat tertunda. "Orang yang ingin kulindungi," katanya lirih sekali, seakan bakal ada yang menertawainya habis-habisan tingkah melow yang tak cocok sama sekali dengan image-nya.

Haruno Sakura menoleh terkejut. Apa telinganya tak salah tangkap? Atau mungkin ini hanya khayalan yang ingin telinganya dengar. Ingat dia sedang mabuk, bisa saja yang Sakura lihat maupun dengar terkadang mengacau. Tapi, keraguan Sakura segera dipecahkan oleh suara Sasuke.

STALKER || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang