CHAPTER 4

532 68 12
                                    

Eh, jika itu memang dia, apa yang dia lakukan di perusahaan ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh, jika itu memang dia, apa yang dia lakukan di perusahaan ini?

Sakura tak semestinya termenung layaknya orang dungu dengan syok seperti melihat setan. Sedangkan lift yang membawa sosoknya tetap bergerak turun tiap detiknya, tak mau menunggu dirinya untuk tersadar.

Ketika badan yang semula terkunci oleh sosoknya mampu bergerak, burur-buru ia menerjang lift lain di lantai yang sama. Harus terkejar! pikirnya.

Berlari mengenakan heels tinggi memang ide yang buruk, bahkan ia tetap memaksakan diri melakukan itu meski tumitnya lecet. Oh, sungguh stilleto ini seringnya memang menyiksa kakinya, ketimbang membuat nyaman.

Biarpun sepatu tak mampu bekerja sama yang penting lift mampu diajak bekerja sama. Lift mendarat mulus hingga ke lantai dasar. Perbedaan waktu nyaris lima menit tak membuat seseorang lenyap begitu saja 'kan? Pasti dia masih di sekitar sini.

Sakura menebar pandangan ke tiap sudutnya, di antara lalu lalang karyawan pulang kerja, sama sekali tak ditemukan sosoknya.

Hampir saja napas putus asa lolos, sebelum benturan suara pintu kamar mandi memunculkan laki-laki itu tak jauh di depannya.

Gadis itu menelan ludah yang bahkan menolak untuk turun, hatinya memang tak sabar berteriak girang. Tapi kewarasan memaksakan untuk tetap tenang.

Mengabaikan lecet yang membuat nyeri, langkahnya ia buat santai dan mantab ke seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Membuat wajahnya bertampang datar dan memandang lurus, seakan tak peduli pada sekitar. Napasnya ia tahan kuat-kuat seiring mendekatnya dia, yang bahkan arah mata hitam pekatnya sama sekali tak menghampirinya.

Sakura sering kali melihat wajah itu, tapi tak sedekat ini. Ia cukup pintar untuk tak terlena oleh raut super dingin itu, dan memilih memerhatikan kartu identitas yang menggantung dengan baik di lehernya.

Visitor – Uchiha Sasuke!

Dapat, itu namanya! Senyum lebar merekah dari bibirnya usai dia benar-benar berlalu dan semakin menjauh.

Katakan ini sebuah kemajuan, mendapatkan namanya setelah satu tahun menyukai dalam diam, dan kebetulan yang aneh mengatakan dia tamu di perusahaan ini.

Anggap saja keberadaannya di perusahaan ini mampu mengganti Sakura yang tak lagi bisa bertemu di kompleks apartemen.

***

Onii-san, kau jadi menjenguk nenek Tsunade?—Sakura.

Sakura nyaris saja menuju rute apartemen Naruto yang letaknya di Ginza, ketika sebuah ingatan pekat konotasi buruk melintas.

Di pagi yang tenang ketika ia dan Naruto disibukkan rutinitas yang tak berbeda dari hari biasaya, sebuah telepon dari nomor panti asuhan di mana mereka pernah tinggal memasuki ponsel Naruto.

STALKER || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang