13

62 11 2
                                    

Hati Haerin dipenuhi rasa syukur.

Minji memberinya senyuman, yang masih tersipu. Sebelum melepaskan lengannya, Minji melihat ke arah tangan omega, mengambilnya untuk diangkat kedepan wajahnya. Melihat tangannya yang kemerahan dan agak bengkak.

"Kamu membakar dirimu sendiri karena ramennya" katanya, dan Haerin tampak malu.

Minji membiarkannya membuka salah satu laci didapur, memperlihatkan beberapa kotak obat-obatan dan ada kotak lain yang lebih kecil dengan beberapa krim, dia membaca beberapa kotak sampai dia menemukan yang dia cari, menutup laci dengan lutut kakinya.

"Ini untuk luka bakar" ucapnya sambil memberikan kotak itu pada Haerin.

Dia mengambil dua mangkuk ramen dan membawanya ke meja, dia mengucapkan terimakasih kepada Haerin atas makanannya, sang omega membalasnya dengan senyuman sambil mengoleskan sebagian krim ditangannya agar terserap dengan baik.

Mereka makan dalam diam hingga semua makanan mereka yang disajikan habis, Minji kembali mengisi mangkuk dengan makanan yang lebih banyak karena sangat lezat.

Haerin menunggu dalam diam sampai Minji menyelesaikan makanannya, dan bangun dengan niat membawa piring untuk dicucinya. Tapi wanita yang lebih tua mendorongnya menjauh dengan agak kasar.

"Jangan melakukan apa-apa, Haerin. Memasak saja sudah cukup" kata Minji sambil memindahkan barang-barang yang mereka gunakan ke wastafel dapur sambil menyalakan keran.

Haerin hanya mengangguk, dan kembali duduk di meja, menatap Minji yang membelakanginya.

Gadis gagak merasa khawatir dengan sikap yang dilakukan Haerin dalam beberapa menit, betapa dia menjadi sensitif dan bersih keras untuk pergi, ketika beberapa hari sebelumnya dia hampir memohon untuk tinggal. Serigalanya gelisah didalam yang juga ingin tahu mengapa perubahan mendadak dari sang omega.

"Menurutku yang terbaik adalah berangkat pada malam hari"

Kata-kata itu keluar begitu saja, dengan sedikit hasrat dan perasaan, nyaris monoton.

Minji menjatuhkan mangkuk yang sedang dicucinya, menimbulkan suara keras pada logam wastafel saat berdentingan. Dan memercikkan air sedikit pada pakaiannya.

"Unnie? Apa kamu baik-baik saja?"

Minji tidak berbicara, pandangannya sedikit kabur sambil menggertakkan gigi. Dia berbalik, mendekati Haerin, mencondongkan tubuh kearahnya dan tertinggal beberapa sentimeter dari wajah omega.

"TIDAK"

Suaranya datang dari dalam dadanya, dengan nada yang sudah lama tidak dia gunakan dan mengira dia telah kalah.

Dia hampir bisa melihat serigala Haerin menurunkan telinganya karena takut mendengar suara alpha-nya.

Minji membantah, menjernihkan pandangannya. Itu bukan cara yang tepat, dia harus berbicara secara sopan dengan Haerin.

"Dengar Haerin... Aku tahu kamu akan pergi, tapi tidak harus hari ini" katanya, suaranya terdengar tenang. Yang membuat Haerin sedikit rileks "tidak harus besok juga, serius, hanya... Tinggal lah sebentar lagi, mungkin sampai panasmu berakhir. Aku... Aku juga tidak ingin kamu berjalan seperti omega yang kepanasan dijalanan, ditinggalkan disana dengan aroma indah yang kamu miliki, tidak ada yang bisa menolaknya. Aku tidak ingin membayangkan apa yang dilakukan pada orang lain..."

Tanpa ia sadari, dia sudah mendekatkan tangannya pada Haerin dan membelai pipinya dengan mesra, sang omega sedikit mencondongkan tubuh ke arah sentuhan itu.

Haerin mengangguk

"Baiklah, Minji unnie" katanya "aku akan pergi setelah panasku selesai"

Hati Minji sedikit sakit mendengarnya, tapi setidaknya dia bisa memiliki Haerin dalam beberapa hari lagi.

IKATAN | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang