08

68 11 0
                                    

Haerin tidak tahu kemana Minji pergi setelah itu.

Dia hanya tahu bahwa dia tidak muncul sepanjang malam, bahwa dia kembali di pagi hari, mengambil barang-barang nya untuk ke universitas, dan pergi mengabaikan permintaannya untuk berbicara.

Dan saat itulah Haerin menyerah.

Dia membiarkan dirinya terbawa oleh naluri serigalanya, dan naluri itu tidak berlaku pada manusia. Terutama pada seseorang yang tidak mendapat serigala batin seperti Minji.

Dia menyuruh serigala batinnya yang ingin gadis gagak memberinya perhatian, ke neraka, dan dia juga menyuruh Minji pergi ke neraka.

Dia mengatur seprei ditempat tidurnya, disekelilingnya meninggalkan satu untuk menutupi kepalanya agar merasa lebih terlindungi dan dia hanya diam disana sambil memeluk bantal.

"Wow, kamu datang lebih awal" ucap Hanni saat melihat gadis gagak itu memasuki supermarket, dia belum selesai menaiki gerbang masuk dan Minji hanya masuk dengan berjongkok tanpa memperlambat langkanya yang tergesa-gesa.

Wanita berambut hitam itu sedikit mengernyit saat tidak mendengar respon dari Minji.

"Apa ada yang salah denganmu?" ucapnya sambil memasuki ruangan karyawan dan melihat Minji sedang membuat kopi di mesin pembuat kopi dengan ekspresi serius, namun dengan sedikit amarah. Gadis itu mengangkat bahu, bahkan tidak memandangnya.

Hanni memperhatikan lingkaran hitam dibawah mata besar Minji.

"Dengar, aku belum melakukan apapun yang membuatmu marah padaku. Jadi tenanglah" nada suara Hanni terdengar sangat muak, hari baru saja dimulai dan dia tidak tahan dengan seorang mahasiswa bertingkah laku seperti anak kecil tersebut.

"Tepatnya Hanni, kamu belum melakukan apapun padaku" katanya, setelah beberapa detik memandangnya dengan dingin. Dan itulah mengapa kamu tidak peduli betapa buruknya hal itu, karena itu bukan salahmu.

Hanni menggigit bibirnya keras-keras, tindakan sepele untuk menenangkan amarahnya.

"Kau lebih buruk dari seorang gadis di musim panas, Kim" katanya sambil mengangkat alisnya "sialan.. "

Dan dia meninggalkan tempat itu dengan lebih marah daripada saat dia masuk.

Minji tidak mengatakan apapun sepanjang pagi, melakukan pekerjaannya dalam diam dan dengan ekspresi serius. Hampir wajah kesal yang ditunjukkan nya sepanjang pagi.

Hanni juga tak bersusah payah berbicara dengannya, gadis itu juga tersinggung dengan sikap buruk Minji terhadapnya. Dia tidak melakukan apapun untuk menghibur Minji sedikitpun.

Shift nya sudah berlalu, Minji meninggalkan celemeknya dan mengambil barang-barangnya tanpa berkata apa-apa ataupun berpamitan. Dia berjalan menuju universitas dengan langkah tergesa-gesa, dia masih kesal. Membuatnya jadi tiba ditujuannya lebih cepat.

Dia melihat si rambut coklat turun dari sepeda motor berbicara ditelpon sambil tersenyum, yang dengan cepat berubah terhapus ketika dia melihat ekspresi kesal Minji yang menatapnya.

"Apa ada yang salah denganmu, Kim?" tanya Hyein sambil menghampiri gadis gagak itu.

Saat itulah Minji menyadari dan dia telah menghentikan langkahnya ketika melewati alpha berambut coklat.

Tanpa berkata apa-apa dia terus berjalan, mengabaikannya.

Beberapa langkahnya yang tergesa-gesa dan pustakawan itu muncul disampingnya, saat itulah Minji menyadari bahwa gadis itu sama tinggi dengan dia.

"Baumu sama seperti kemarin, tapi sedikit berkurang" komentar nya "walaupun sedikit ada yang berbeda".

"Dia tidak meminum obat penekan?" asumsinya.

IKATAN | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang