14

62 10 1
                                    

Haerin mengamati langit mendung melalui jendela kamar.

Awan kelabu gelap mengumumkan bahwa mereka akan segera meledak.

Itu adalah awan salju, Haerin tahu.

Senyuman terukir dibibirnya, dia menyukai salju.

Minji melihat omega tersenyum didekat jendela, dan mau tak mau dia menghampirinya.

Hatinya sedikit mencelos saat memikirkan bahwa ia hanya punya beberapa hari lagi untuk bersama Haerin.

Seolah merasakannya juga, Haerin menatap dadanya dengan cemberut, lalu mengangkat pandangannya lagi untuk melihat Minji yang cukup terkejut dengan hal itu.

"Ada apa, unnie?"

Minji tidak mengatakan apapun selama beberapa detik, sampai dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada, tidak ada... "

Minji pergi ketempat tidurnya, duduk di atasnya, otot dan kepalanya sangat sakit, dia pikir itu pasti karena ketegangan di hari itu. Diantara berita itu, Haerin dan kepanasannya, dia merasa cukup stress.

Dia menatap Haerin lagi, kelopak matanya terasa berat.

Sabtu sampai dengan Minggu, satu-satunya hari yang dia lakukan tidak lebih dari bekerja shift nya di supermarket, dia hampir selalu menggunakannya untuk beristirahat atau mengerjakan pekerjaan rumah kampusnya, tetapi hari Sabtu itu tampak lebih istimewa. Karena itu adalah hari terakhir dia akan melakukannya, sedang Haerin menemaninya, dan dia ingin menghabiskan hari bersamanya dan dia sedikit lebih mengenalnya, karena meskipun serigala-serigalanya saling mencintai dan merasa nyaman satu sama lain. Mereka sendiri, sebagai manusia, bisa dibilang masih orang asing.

Menguap membuatnya menatap bantal dengan penuh kerinduan.

"Haerin" panggilnya, langsung menarik perhatian gadis itu "aku mau tidur sebentar, bangunkan aku jika kamu butuh sesuatu"

Haerin mengangguk, Minji membuka beberapa pakaiannya dan hanya menyisakan boxer dan T-shirt, memunggungi semuanya, melihat dinding agar tidak banyak cahaya yang masuk ke matanya saat dia tidur, dia mencoba untuk berkonsentrasi pada aroma Haerin, selimut yang begitu lembut untuk menenangkan diri dan tidur lebih cepat.

Hampir tertidur, ia mendengar langkah kaki. Merasakan selimutnya terangkat dan ada seperti beban dibelakangnya.

Dia langsung berbalik, menyambut Haerin, yang meringkuk didadanya.

Tangan Minji langsung melingkari pinggang kecil Haerin, dengan tanpa izin. Dia melewati dibawah kemeja omega, membelai kulitnya dalam lingkaran perlahan dan tenang. Sementara omega tidak menolak aksi itu, malah membenamkan wajahnya didada gadis gagak.

Minji bisa mendengar nafas Haerin menjadi sedikit lebih cepat dan tidak teratur, dan dia pikir dia mendengar desahan terus menerus sedikit lebih keras, dan berhenti ketika sang omega membungkam bibirnya dengan sambil menggigit bibir bawahnya.

Yang tertua ingat bagaimana kulit para omega yang menjadi sensitif terhadap birahi nya, membuat sentuhan sederhana seperti itu bisa menjadi menyenangkan.

Minji segera menghentikan tangannya saat memikirkan hal itu, matanya melebar sedikit ketakutan. Merasa seperti dia telah melakukan kesalahan.

Saat itulah Haerin mengangkat wajahnya yang memerah dan tersenyum kearah Minji, dia begitu dekat hingga nafas yang dia keluarkan saat berbicara mengenai bibirnya.

"Lanjutkan, tolong.." dia bertanya, suaranya lebih lembut dan manis.

"Suara omega?" Minji berpikir, dia belum pernah mendengarnya, meskipun dia tahu beberapa omega yang mengidap nya, dan jumlahnya sangat sedikit.

IKATAN | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang