Siang ini, setelah seminggu menginap di kampung halaman Jeno. Jaemin dan Jeno harus balik lagi ke kota, selain harus mengurus butik milik winwin, mereka juga harus kembali karena jaemin yang akan memulai perkuliahannya. Sebenarnya jaemin berat untuk pulang, karena dia senang berada disini. Selama beberapa hari terakhir, ia dan Jeno banyak menghabiskan waktu bermain bersama chenle. Itu membuat jaemin senang, dia yang biasa kesepian, akhirnya punya teman untuk bermain.
Melihat hal itu, tentu Jeno sangat peka. Dia juga tidak tega memisahkan jaemin dan chenle. Tapi apa boleh buat, mereka harus kembali karena akan memulai kesibukannya.
Siang ini memang terasa sangat beda, karena Jeno yang di buat pusing oleh Omelan istrinya. Bagaimana tidak emosi, setelah semalam di buat tepar oleh Jeno, mereka harus kesiangan dan jaemin harus buru-buru membereskan barang-barang milik mereka yang berserakan dimana-mana.
" Udah tau mau pulang hari ini, malah ga bisa nahan nafsunya badak satu ini. Barang-barang nya juga berserakan dimana-mana. Nyebelin banget itu om-om."
Sementara Jeno yang di omelin seperti itu hanya bisa membuang nafas kasar. Bagaimanapun dia tetap salah dan jaemin mode maung memang ga bisa di bantah.
" Nana istirahat saja ya sayang. Biar mas yang beres-beres. Lagian kan kita ga di kejar waktu. Jadi ga perlu buru-buru."
" Mas diam aja. Ga ada yang nyuruh mas ngomong. Kita emang ga di kejar waktu, tapi kan sekarang musim hujan. Liat sekarang udah jam berapa?, pasti nanti di jalan kehujanan."
" Kalau hujan kan bisa istirahat dulu cantik. Biar mas yang lanjutin ya" bujuk Jeno pelan.
" Mas ngejawab Mulu, bantu ya bantu aja. Ga usah banyak omong." Ketus jaemin.
" Salah lagi, gue." Batin jeno.
Jeno menarik wajah jaemin dan mempoutkan bibir istrinya itu. Kemudian dia kecup gemas bibir sang istri.
" Ngomel mulu, makin gemes." Ucap Jeno setelah nya.
" Dasar omes." Jawab jaemin sedikit salting.
" Siapa omes?" Tanya Jeno
" Otak mesum." Jawab jaemin setelah itu.
" Kamu ya, ngomongnya udah mulai ga sopan. Siapa yang ajarin kaya gitu? Pasti haechan sama si gondrong itu kan." Ucap Jeno sambil mencolek hidung jaemin.
" Mas, Nana itu bukan anak kecil. Hal kaya gitu ya wajar Nana tau. Mereka itu sahabat Nana ya, jangan fitnah-fitnah mereka."
" Marah ya marah aja sayang. Tapi mukanya jangan salting gitu. Makin lucu jadinya, jangan sampai belalai mas bangun loh, karena liat muka gemes kamu itu."
Karena kelewat kesal dan salting, jaemin langsung menggigit bisep Jeno. Tentu saja itu membuat Jeno mengaduh kesakitan dan langsung mengapit jaemin dengan lengannya.
" Jeno jelek, om-om mesum." Ucap jaemin setelahnya dan kemudian tertawa.
" Dasar bocah centil, cerewet." Balas Jeno dan mengecup wajah jaemin bertubi-tubi.
Setelah adegan manis dan romantis tersebut. Mereka pun kembali membereskan barang-barangnya dan tanpa keributan. Tentu saja semua itu dapat terlihat jelas oleh Mark, karena pintu kamar yang terbuka. Mark di buat geleng-geleng dengan kelakuan mereka. Setelah berantem akan berakhir dengan adegan romantis.
" Untung aja ga berakhir di ranjang. Bisa ternodai mata dan telinga kita." Ucap Mark pelan kepada chenle sang anak.
Sementara bayi itu hanya tersenyum riang menanggapi ucapan sang ayah.
Setelah memastikan semua beres dan aman, merekapun berpamitan kepada Mark dan anaknya.
" Bang, Jeno balik dulu. Ingat pesan Jeno kemarin, lanjutin karir Abang. Kalau Abang berubah pikiran, temui kita ke kota. Nanti kita bakal bantu Abang disana."
" Kamu tenang aja, Abang pasti kabari kamu. Hati-hati di jalan, Jen."
" Oke bang, lain kali kalau ada waktu, kami bakal datang lagi."
Jeno dan Mark pun berjabat tangan sebagai tanda perpisahan mereka.
" Aunty pergi dulu ya cantik, nanti ajak ayah kamu datang kerumah aunty, ya. Biar kita bisa main lagi. Aunty bakal kangen sama kamu." Ucap jaemin kepada chenle yang ada di gendongannya.
Setelah itu, jaemin langsung memberikan chenle kepada mark. dan merekapun pergi berpamitan meninggalkan kediaman keluarga jeno.
----------
" kalau kamu ngantuk, tidur aja sayang. nanti mas bangunkan kalau udah sampai di rest area."
" iya, mas fokus aja nyetirnya. ssshhhh" balas jaemin yang sedikit meringis kesakitan di akhir.
" masih perih ya?"
" pake nanya lagi, mas sih udah tau mau balik malah kaya gitu. kan nana yang tersiksa sendiri. mas mah enak, tinggal semprotin belalai mas semua selesai, lah ini pantat nana malah perih."
" heeeh kok ngomongnya jadi ga sopan kaya gitu sayang." ucap jeno sambil mencubit pipi jaemin.
" habisnya nana kesel sama mas jen. belalai mas itu gede loh, tahan bentar apa. kan bisa pas nyampe rumah ayah. nana ga nyangka kalau mas jen mesum kaya gini, dulu aja sebelum nikah orangnya cool banget dan ga banyak ngomong. kok sekarang jadi gini sih?"
" semua bisa berubah kalau ketemu pawang yang cocok sayang. kamu lihat binatang buas yang ada di kebun binatang?, mereka bakal tunduk sama pawangnya. begitu juga dengan manusia."
" kalau itu nana setuju, berarti sekarang nana jadi pawangnya badak yang punya belalai."
" cantik, sekali lagi ngomong ga sopan, benar-bener mas tusuk pakai belalai ya."
" becanda mas jen. tapi habis ini tolong di ingat ya mas, tolong ingat situasi dan kondisi."
" iya sayang, maafin mas juga yang khilaf semalam."
" gapapa mas" balas jaemin dengan senyum indahnya
" nana udah kabari ayah kan, kalau kita pulang hari ini?"
" belum mas, nana mau kasih ayah kejutan. mas ga bilang ayah kan, kalau kita balik hari ini?"
" engga sayang. mas pikir kamu udah kabari ayah. sekarang istirahat ya, nanti mas kabari kalau kita udah sampai."
" mas jen gapapa nyetir sendirian?"
" gapapa sayang, mas udah biasa kok"
" yaudah kalau gitu nana tidur ya, nana ngantuk banget soalnya."
sepanjang perjalanan jaemin memang tertidur dan hanya bangun ketika mereka berhenti saja. tentu saja jeno tidak masalah dengan hal itu, bagaimanapun ini semua terjadi karena ulahnya. karena jalanan yang macet dan di tambah hujan yang cukup lebat, mereka sampai di rumah jaemin saat malam hari. begitu sampai, jeno langsung membangunkan jaemin.
" sayang, ayo bangun. kita sudah sampai." ucap jeno lembut sambil mengelus pipi jaemin
" nana." ulangnya sekali lagi sampai jaemin bangun dari tidurnya.
" udah sampai ya, mas?"
" sudah sayang, ayo kita turun."
merekapun turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah ketika pintu rumah sudah dibuka oleh yeri.
" ayah mana, bi?" tanya jaemin
" sedang makan malam, na." ucap bibi yeri
" yaudah kalau gitu nana mau ke ayah ya, bi?"
" baik non, biar barangnya saya bantu bawa saja."
jaemin dan jeno pun datang menemui yuta ke ruang makan. saat sampai disana, alangkah terkejutnya mereka saat melihat ayahnya tidak sedang makan sendirian. melainkan ada dua orang lain.
" Ayah, kenapa ada mereka disini?"
tentu saja itu membuat yuta tersendak makanannya dan kaget saat melihat kehadiran sang anak dan menantunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect
Romanceperjuangan lee Jeno dalam menjaga amanah dari orang yang berjasa dalam hidupnya. 🚫 misgendering 🚫 Mprag