Bab 22

49 15 3
                                    

Assalamualaikum...wr..wb..
Gimana kabar hari ini?

Tandai typo!
Jangan lupa follow vote dan komen!
Terima kasih...

Follow ig: @yoonva9
Tiktok: @sheetyhmidahhh

Happy reading

"Umiiiiiiiii....." Teriak Aish dari luar, Umi menoleh  saat melihat pintu yang terbuka, menampakkan putri bungsunya. Aish pun masuk kekadalam menghampiri Umi Hafsah.

"Kenapa teriak-teriak" Tanya Umi.

Aish tak langsung menjawab, ia ikut duduk disamping Umi Hafsah yang terbaring dikasur. Ia memeluknya dengan erat dan manja. "Aish cuman manggil aja, siapa tau Umi lagi nggak ada, semuanya pada nggak kelihatan, sepi" Ucapnya.

"Emang Abi nggak ada?" Umi menatap putrinya, lalu Aish menggeleng sebagai jawaban.

"Baru aja tadi Abi keluar dari kamar, tapi nggak bilang sama Umi kalo mau pergi. Biasanya ijin dulu" Umi Hafsah mengelus rambut putrinya pelan.

"Nggak ada tuh" Aish memomyongkan bibirnya.

Umi terkekeh melihat putrinya. "Jangan dibiasain ngomong mulutnya dimaju-majuin, jelek, nggak baik" Umi mencubit bibir Aish gemas.

Aish meringis pelan "sakit Umi, emangnya bibir Aish donat? Cubit-cubitan segala!" ungkap Aish dengan cemberut, membuat pipinya mengembung, lucu.

"Pipinya gemes banget sih......" Umi mencubit pipi Aish hingga  pipinya memerah.

Aish melepaskan pelukannya lalu mengusap pipinya yang sedikit panas. Ia  memunggunhi Umi Hafsah memyampingkan tubuhnya "Dah lah males, deket Umi mah, Aishnya dicubitin terus." Aish melipatkan tangannya didada.

Melihat putrinya kesal, justru membuat kesan lucu bagi Umi Hafsah, ia tersenyum geli melihat tingkah anak bungsunya. Ia pun mencium pipi Aish dengan penuh sayang. "Umi sayaaaa..ngg banget sama Aish."

"Aish sayang Umi nggak?" Tambahnya.

"Sayang" jawab Aish tanpa melihat Umi Hafsah.

"Segimana sayangnya?."tanya Umi lagi.

Aish membalikam tubuhnya menatap Umi Hafsah. "Nggak ada, nggak bisa diutarain, pokoknya Aish saya......aaang banget sama Umi" Aish kembali memeluk Umi Hafsah.

"Anak Umi kok ngegemesin" Umi Hafsah kembali mencubit pipi chuby milik Aish.

"Umi juga sayang banget sama Aish" tambahnya, lalu membalas pelukan Aish dengan tak kalah

Keduanya terdiam, hingga tak ada lagi suara yang menjadi topik percakapan. Deru nafas menerpa kulit Umi Hafsah dengan suara sedikit dengkuran kecil. Umi Hafsah menatap putrinya, ia tersenyum lalu mengelus surai rambut putrinya yang ternyata sudah melelapkan matanya. Ia pun mengecup kening putrinya lalu beranjak dari kasur, mengambil selimut dan  memberikan pada putrinya.

Setelah itu, Umi Hafsah keluar dari kamar, menutup pintu pelan-pelan agar tidak menganggu Aish yang tertidur.

***

Hafidz mempercepat langkahnya, suara riuh berkumpul didepan masjid. Para santri kini membentuk lingkaran melihat keributan yang terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang