Azalea menaiki tangga menuju rooftop. Disaat yang lain ke kantin ia sendiri ke atas sana karena ada hal mendesak. Saat ia sampai di atas, angin begitu terasa di wajahnya menerbangkan sedikit rambutnya. Ia berjalan mendekati pembantas tembok. Dari sini ia bisa melihat siswa siswi yang berlalu lalang.
Ponsel Lea kembali bergetar ia menghela nafasnya sebelum mengangkat panggilan dari sang ayah.
"Hallo, Lea."
"Iyaaa."
"Gimana, kamu bisa ikut papa minggu depan untuk makan bersama tante Feby?," ujar sang ayah di sebrang sana.
"Lea, gatau," sahut Lea malas.
"Kenapa?, papa mau kenalin dia ke kamu," ujar Antoni sang ayah.
Lea berdecak pelan. Kenapa papa nya maksa sekali untuk menyuruhnya ikut. Sebenarnya Lea sudah tidak peduli dengan yang di lakukan kedua orang tuanya. Ia sudah terlalu banyak menanggung beban. Tugas Lea sekarang hanya untuk lulus dan mencari kerja. Ia tidak mau terus menerus hidup menggunakan uang dari orang yang sudah tidak peduli padanya.
"Kenapa Lea harus ikut?," tanya Lea balik.
Antoni menghela nafasnya. "Agar kalian saling mengenal satu sama lain."
"TAPI LEA GAMAU KENAL."
Sang ayah diam di balik telpon.
"Lea udah gak peduli mau papa nikah lagi kek atau apalah. Lea udah gak peduli. Terserah papa, tapi jangan maksa Lea untuk kenal sama tante-tante itu!."
"LEA. PAPA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU KURANG AJAR KAYA GINI YA!" bentak Antoni, ia sudah lelah bicara baik-baik pada anaknya.
Lea menyeka air matanya yang tiba-tiba saja keluar karena mendengar sang ayah berteriak padanya.
"Iya, emang papa gak pernah ngajarin Lea untuk kurang ajar. Tapi, sikap papa juga yang buat Lea kurang ajar kaya gini."
Antoni paham betul kenapa sikap Lea jadi seperti ini. Semenjak ia bercerai bersama istrinya dan Lea memilih tinggal bersama neneknya ia sudah kehilangan Lea yang dulu lembut dan selalu ceria.
Antoni juga tau selama ini ia kurang sekali memberikan kasih sayang pada anaknya. Meskipun dalam materi ia cukup untuk membelikan apapun yang Lea inginkan, nyatanya itu saja tidak cukup.
"Lea, dengerin papa," suara Antoni mulai melembut.
"Maafin papa kalo emang papa bukan orangtua yang baik buat kamu. Tapi papa cuma mau melanjutkan hidup sayang."
"Kamu kan tau. Dari awal mama kamu sama papa cerai itu kemauan mama kamu sendiri. Selama tiga tahun ini papa juga kesepian sayang. Papa butuh seorang pedamping hidup, untuk sekedar ngurusin papa. Kalo emang Lea gasuka sama tante feby, oke gapapa. Tapi papa cuma mau kalian saling kenal aja, kamu itu anak papa satu-satunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Twin Brothers
Ficção AdolescenteMasalah? Setiap orang pasti mempunyai masalah. Begitupun dengan Trio R, tiga saudara kembar yang ingin memperjuangkan cinta nya masing-masing. Rezvan Edgar Erlangga Ravindra Edgar Erlangga Radyta Edgar Erlangga Ikuti kisah mereka bertiga bagaimana c...