Fiony sedang duduk di atas atap gedung apartemen, tempat favoritnya untuk menyendiri dan mengumpulkan pikirannya. Malam itu udara dingin, dengan langit kelam tanpa bintang. Hatinya dipenuhi kekhawatiran tentang Freya. Meskipun kontrak mereka menjaga energi Freya agar tidak terkuras, gangguan yang terus-menerus datang membuatnya merasa gagal melindungi kekasihnya.
"Berapa lama lagi aku bisa melindunginya?" gumam Fiony, memandang ke arah jendela apartemen mereka yang masih menyala.
Tiba-tiba, udara di sekelilingnya berubah. Udara yang dingin berubah menjadi menggigit, membawa aroma logam yang tajam. Fiony segera bangkit, tubuhnya tegang. Sebuah suara berat dan halus menggema dari kegelapan.
"Kekasihmu sangat beruntung memiliki seseorang sepertimu."
Fiony memutar tubuhnya ke arah suara itu. Di depannya, sesosok pria muncul, tinggi, dengan senyum miring yang tampak penuh teka-teki. Matanya merah menyala seperti bara api.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Fiony dengan nada tajam, mencoba menutupi kegelisahannya.
Pria itu tertawa kecil. "Hanya ingin berbicara, Fiony. Aku kagum pada kesetiaanmu kepada Freya. Begitu besar cintamu hingga kau rela melawan segalanya untuk melindunginya."
"Aku tidak butuh pujian darimu," balas Fiony, wajahnya penuh curiga. "Siapa kau sebenarnya?"
"Aku bukan musuhmu, namaku Varun," jawabnya, mengangkat bahunya santai. "Aku hanya ingin menawarkan sesuatu... sesuatu yang mungkin bisa membuatmu dan Freya hidup lebih tenang."
"Jika kau bekerja dengan Flora, pergilah sebelum aku menghancurkanmu." Fiony memperingatkan.
Varun tertawa pelan, suaranya seperti gemerisik daun kering. "Flora terlalu kasar. Dia tidak mengerti kau sebaik aku. Aku datang untuk membantumu, Fiony. Kau ingin melindungi Freya, bukan?"
Fiony tetap waspada, tapi ia tidak menolak untuk mendengar. Varun tersenyum, menyadari bahwa ia berhasil menarik perhatian Fiony.
Varun mulai berbicara dengan suara yang tenang, memancarkan kepercayaan. "Kau tahu, aku sudah melihat banyak kisah seperti kalian. Dua jiwa yang saling mencintai, saling melindungi, tapi selalu ada yang menghancurkan kebahagiaan itu. Kau pasti tahu, bukan? Dunia ini tidak pernah memberi ruang untuk kebahagiaan yang tulus."
"Kami tak butuh pendapatmu," potong Fiony, tapi ada keraguan di suaranya.
Varun melanjutkan tanpa peduli. "Freya... dia manusia yang lemah. Kau tahu itu. Bahkan dengan kekuatan kontrak kalian, dia tetap menjadi sasaran. Dan setiap kali ada serangan, setiap kali ada roh jahat yang mendekat, kau menyalahkan dirimu sendiri, bukan?"
Fiony menegang. Kata-kata itu menyentuh luka yang ia sembunyikan.
"Kau tidak tahu apa-apa tentang kami," balas Fiony, tapi nada suaranya lebih pelan sekarang.
"Oh, aku tahu lebih dari yang kau kira," jawab Varun, matanya bersinar lebih terang. "Aku tahu bahwa setiap malam kau bertanya-tanya apakah cintamu cukup untuk melindunginya. Kau bertanya-tanya apakah suatu hari kau akan gagal, dan Freya akan menderita lebih dari yang sudah ia alami."
Fiony menggertakkan giginya, mencoba melawan rasa takut yang mulai menggerogoti hatinya.
Melihat celah itu, Varun memajukan langkahnya. "Tapi aku punya solusi untukmu, Fiony. Kau tidak perlu lagi merasa tidak cukup. Kau tidak perlu lagi melihat Freya menderita."
"Apa maksudmu?" tanya Fiony, alisnya berkerut.
"Aku bisa memberimu kekuatan," jawab Varun, suaranya hampir seperti bisikan. "Kekuatan yang tidak hanya melindungi Freya, tapi juga memastikan tidak ada roh jahat, termasuk Flora, yang bisa menyentuhnya lagi. Dengan kekuatan ini, kau akan menjadi penghalang sempurna, tembok yang tak bisa dihancurkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound by Love, Separated by Death
Misterio / Suspenso[GL] [gxg] [Frefio] Freya, seorang mahasiswa sastra yang pendiam, memiliki kemampuan unik-dia bisa melihat dan berinteraksi dengan hantu. Ketika dia pindah ke apartemen barunya yang berhantu, dia bertemu Fiony, roh seorang gadis yang tidak bisa meni...