Chapter 5: Secrets Revealed

155 36 0
                                    

Beberapa minggu setelah festival kampus yang sukses besar, hubungan Freya, Jessi, dan Lyn semakin erat. Mereka sering berkumpul, baik di kampus maupun di apartemen Freya. Bagi Jessi dan Lyn, Freya adalah sosok yang unik—meski acuh tak acuh dan pendiam, dia memiliki sisi yang tak terduga, seperti kemampuan untuk selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.

Namun, semakin lama mereka bersama, semakin jelas bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan Freya. Jessi, yang sensitif terhadap detail, mulai menyadari keanehan kecil yang terjadi di sekitar Freya, terutama ketika mereka bertiga berada di apartemen Freya.

Sore itu, Jessi dan Lyn mengunjungi apartemen Freya untuk minum teh dan bersantai setelah hari yang panjang di kampus. Freya duduk di sofa, membaca buku, sementara Jessi dan Lyn duduk di lantai, mengobrol dengan santai. Semua tampak biasa saja, kecuali ketika Lyn, yang sedang mengambil secangkir teh dari meja, tiba-tiba menoleh dan mengerutkan kening.

"Apa tadi kalian merasakan sesuatu?" tanya Lyn, matanya menyipit seolah mencoba mengingat sesuatu.

Freya mendongak dari bukunya, tatapannya tenang seperti biasa. "Merasakan apa?"

"Aku tidak tahu... seperti ada angin dingin yang tiba-tiba muncul. Padahal jendela tertutup," jawab Lyn, tampak ragu.

Jessi juga berhenti sejenak, memandang ke arah jendela yang tertutup rapat. "Sebenarnya aku juga pernah merasakan hal yang sama beberapa kali. Di sekitar Freya."

Freya diam, tatapannya tetap tenang meski jantungnya sedikit berdegup lebih cepat. Dia tahu ke mana arah percakapan ini.

Fiony, yang duduk di dekat jendela sambil memainkan ujung rambutnya, tertawa pelan. "Mereka mulai curiga, Freya. Kau akan memberitahu mereka?"

Freya meletakkan bukunya dengan perlahan, menarik napas panjang. Dia tahu ini akan terjadi cepat atau lambat, tetapi tidak menyangka bahwa Lyn dan Jessi akan menyadari hal ini begitu cepat.

"Aku punya sesuatu untuk diberitahukan kepada kalian," ujar Freya akhirnya, dengan nada yang lebih serius dari biasanya. Jessi dan Lyn saling bertukar pandang, ekspresi mereka penuh rasa penasaran.

"Aku... punya kemampuan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain," kata Freya, mengawali pembicaraan. Dia berhenti sejenak, menunggu reaksi teman-temannya. Namun, Jessi dan Lyn tetap diam, mendengarkan dengan seksama.

"Aku bisa melihat hantu," lanjutnya dengan tenang. "Dan ada satu yang selalu bersamaku, di sini, di apartemen ini."

Jessi membuka mulutnya, terlihat terkejut, sementara Lyn memandang Freya dengan mata terbuka lebar. "Apa maksudmu? Hantu? Serius?" tanya Lyn, suaranya setengah tidak percaya.

Freya mengangguk. "Namanya Fiony. Dia menghantui apartemen ini sebelum aku pindah ke sini. Tapi sekarang, dia lebih seperti... teman? Dia ada di sini sekarang, meskipun kalian tidak bisa melihatnya."

Untuk sesaat, ruangan dipenuhi keheningan. Jessi dan Lyn tampak berpikir keras, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka dengar. Jessi, yang paling sensitif, akhirnya bicara terlebih dahulu.

"Itu... masuk akal," katanya perlahan. "Aku selalu merasa ada sesuatu di sini. Dan selama ini aku pikir mungkin itu hanya perasaanku saja. Tapi sekarang, aku mulai menyadari... setiap kali aku berada di sekitarmu, aku bisa merasakan ada sesuatu—atau seseorang."

Lyn masih terlihat ragu, tetapi rasa ingin tahunya lebih kuat. "Jadi... Fiony benar-benar ada di sini sekarang?" tanya Lyn sambil melihat sekeliling ruangan, meskipun jelas dia tidak bisa melihat Fiony.

Freya menoleh ke arah Fiony, yang tersenyum geli. "Dia di sana, di dekat jendela," jawab Freya dengan nada yang biasa.

Fiony melambaikan tangan dengan main-main, meskipun Jessi dan Lyn jelas tidak bisa melihatnya. "Katakan padanya aku bilang 'hai'," bisik Fiony kepada Freya dengan nada bercanda.

"Dia bilang 'hai'," Freya menyampaikan pesan itu, merasa sedikit aneh mendengar dirinya berbicara atas nama Fiony.

Jessi tersenyum tipis. Meski tidak bisa melihat Fiony, ada sesuatu yang membuatnya percaya pada kata-kata Freya. "Apa Fiony yang membantu kita waktu festival?" tanyanya tiba-tiba.

Freya mengangguk. "Ya. Dia yang memberitahu di mana letak toko yang masih punya stok minuman edisi terbatas. Dia juga sering membantuku... bahkan ketika aku tidak minta."

Lyn menghela napas panjang, mencoba meresapi semua informasi ini. "Wow... aku tidak tahu harus berkata apa. Maksudku, ini gila, kan? Tapi, aku percaya padamu, Freya. Dan entah bagaimana, aku memang merasa bahwa ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan tentang dirimu."

Jessi mengangguk setuju. "Kita sudah melalui hal-hal aneh, terutama saat malam itu. Dan kalau Fiony benar-benar membantu, aku rasa kita berutang terima kasih padanya."

Mendengar hal itu, Fiony tertawa riang. "Akhirnya, ada yang mengakuinya. Sampaikan pada mereka, Freya. Katakan bahwa aku dengan senang hati membantu mereka kapan saja."

Freya tersenyum sedikit dan menyampaikan pesan Fiony kepada kedua temannya. Jessi tersenyum lebar, sementara Lyn masih terlihat sedikit bingung, tetapi mulai bisa menerima kenyataan ini. Meski mereka tidak bisa melihat Fiony, kehadirannya semakin jelas terasa di antara mereka.

Beberapa hari kemudian, Freya, Jessi, dan Lyn kembali berkumpul di apartemen Freya. Meski suasana terasa normal seperti biasa, ada satu perbedaan besar—Jessi dan Lyn kini mengetahui keberadaan Fiony. Meski masih tidak bisa melihat atau mendengar Fiony, mereka mulai terbiasa berbicara seolah-olah dia adalah bagian dari kelompok mereka.

"Sebenarnya lucu juga," kata Lyn sambil tersenyum. "Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan berteman dengan hantu."

Fiony, yang melayang di dekat mereka, tersenyum puas. "Aku juga tidak pernah berpikir akan punya teman manusia seperti kalian. Kau tahu, Freya, aku mulai menyukai mereka."

Freya mengangguk, sambil memandang kedua sahabatnya yang kini mulai menerima keberadaan dunia yang tak kasat mata. Dalam hati, dia merasa lega karena akhirnya bisa berbagi rahasianya dengan mereka. Meski masih ada banyak hal yang belum terungkap, dia tahu bahwa Jessi dan Lyn dapat diandalkan—bahkan dalam situasi yang penuh dengan hal-hal supernatural.

.

.

to be continued

Bound by Love, Separated by DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang