CHAPTER 33

73 21 1
                                    

Jika takdir adalah seutas benang, maka salah satu ujungnya adalah aku ... ujung lainnya adalah kamu.

Jika cinta adalah sebuah janji, maka sebagiannya adalah aku ... sebagian lagi adalah kamu.

Aku adalah malam yang kehilangan fajar, aku adalah perjalanan yang tak pernah terhubung dengan jalanmu.

Namun aku yakin suatu hari nanti, kau akan jadi aku dan aku akan jadi kamu.

=====

Ketika Xiao Hua memutar bahunya untuk melihat siapa yang datang, matanya menangkap sosok pria tinggi berpakaian serba hitam, berdiri di bawah cahaya pucat yang melingkari bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Xiao Hua memutar bahunya untuk melihat siapa yang datang, matanya menangkap sosok pria tinggi berpakaian serba hitam, berdiri di bawah cahaya pucat yang melingkari bahunya. Wajahnya tampan, menampilkan senyum tipis yang hangat. Ada sesuatu yang ganjil dengannya, dia mengenakan kacamata hitam pada malam hari. Itu sedikit mengherankan. Saat mendengar suaranya, Xiao Hua merasa terhipnotis sejenak. Suara-suara lain yang berdesakan memudar berubah menjadi nada tunggal yang manis. Di udara ada kesedihan dan kegembiraan. Jantungnya berdebar kencang, menyengat dan menyesakkan dada. Untuk sesaat ia hanya terpaku tanpa mengatakan atau melakukan apa-apa.

"Pemantikmu, Kapten..." Pria itu berkata lagi dengan sopan, menunjuk pemantik logam di tangan Xiao Hua sementara dia menjepit sebatang rokok di jemarinya.

"Oh, ya. Oke," sahut Xiao Hua, seperti baru saja teringat akan sesuatu yang terlupakan. Dia mengulurkan pemantik, menyalakannya dalam keadaan tangan terangkat. Wajah pria hitam itu mendekat padanya, menyulut rokok di sela bibirnya dan mundur beberapa detik kemudian.

Xiao Hua menutup lagi pemantiknya dan memasukkan ke dalam saku, mengawasi bagaimana pria itu menghisap rokok perlahan dan mantap, meniup asapnya. Ada emosi yang hangat mengalir di dada Xiao Hua begitu orang asing itu tersenyum sekali lagi padanya. Di balik asap yang berputar-putar, beberapa ingatan samar menggapainya. Tapi hilang sesaat kemudian. Seperti halnya asap rokok, pria itu tidak lama kemudian mundur kembali sambil mengangguk samar padanya.

"Terima kasih," ucapnya, lalu dia pun berbalik dan pergi.

Sosoknya yang tegap dan penuh wibawa menjadi pusat perhatian Xiao Hua. Momen singkat ini terlalu mengejutkan hingga dia hanya menatap kosong tanpa ekspresi. Bibirnya yang dingin bergerak susah payah, ingin mengucapkan sesuatu, semacam menahannya untuk pergi. Namun ia tidak sanggup berkata-kata. Sangat sulit mengembalikan fokusnya dari sosok pria itu hingga Xiao Hua tertegun lama setelahnya dengan rokok yang perlahan terbakar habis dan luruh menjadi abu.

Siapa dia?

Pertanyaan yang mengganggu terus bergema dalam dirinya, mengalir konstan, tak ubahnya arus sungai di hadapannya.

Tahan dia! Jangan biarkan pria itu pergi! Mengapa tidak menemaninya bicara?

Sebuah suara berbisik terus menerus di kepalanya. Xiao Hua menggoyangkan kepala, dengan harapan yang tiba-tiba pupus, tak mampu mencegah saat sosok misterius itu menghilang di kejauhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐑𝐀𝐒𝐄𝐑 (𝐇𝐄𝐈𝐇𝐔𝐀) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang