• PART FIVE •
—— What Do You Want? ——
• ● | 1 | ● •
Jovan telah memperhatikan kartu nama yang dipegangnya tersebut selama kurang lebih 5 menit seakan-akan teksnya akan perlahan bergerak secara ajaib. Nama 'Permana' yang juga merupakan logo dari sang musisi legendaris B3rmuda itu dicetak dengan warna hitam tebal pada permukaan kartu nama, sedangkan di baliknya terdapat dua belas angka yang mengindikasikan sebuah nomor telepon.
Ini beneran nggak ya? batinnya.
Farez mengaku bahwa dia tidak kenal sosok yang memberikan mereka kartu nama tersebut, namun itu bukanlah hal yang tidak wajar. Kemungkinan besar orang itu adalah suruhan dari Indra Permana. Yang aneh adalah, sudah lama sekali sang musisi tidak aktif di industri, lantas Jovan tidak akan pernah mengira bahwa salah satu dari suruhannya akan hadir di sebuah festival musik dan membagikan kartu nama.
Tidak berhenti di situ. Noel pun menambahkan bahwa sosok 'Permana' tersebut ingin bertemu juga dengan Jovan walaupun dia tidak ikut tampil malam itu.
Apakah barangkali dia sudah tahu Masquerade bahkan sebelum Surya Suara?
Tidak. Itu mustahil.
Semua ini sungguh mencurigakan dan ganjil, namun Jovan tidak munafik. Ketika dia dengar Masquerade mendapatkan kartu nama Indra Permana--salah satu idolanya sejak kecil, dia kelewat bahagia; bahkan rasanya seperti mimpi. Atau jangan-jangan... semua ini memang sekedar angan-angan belaka?
"Gue serius! I saw her with my own two eyes!"
Sebuah seruan antusias seorang perempuan seketika membuyarkan lamunan Jovan dan dia kembali ditarik ke bumi. Rival masih terduduk di ranjang rumah sakit, namun mereka tidak hanya berdua. Terdapat dua insan tambahan yang ikut hadir di ruangan tersebut: Calista dan Senja. Yang baru saja memecahkan renungannya tak lain dan tak bukan adalah sang manajer Masquerade tersebut.
Calista sedang menceritakan apa yang terjadi di Surya Suara dan berapa banyak musisi hebat yang dia temui malam itu. Senja tampaknya tahu hampir semuanya, bahkan yang paling underrated sekalipun. Pemuda itu mendengarkan kisah rekan anggota EnRadio-nya tersebut dengan raut wajah iri.
"Gila. Curang juga ya lo, Cal," gerutu Senja, mencibir. "Ternyata jadi manajer ada keuntungannya juga..."
"Kenapa? Lo nyesel ya nggak nerima tawaran gue?" timbrung Jovan dengan senyum jahil. Dia berjalan mendekati ranjang Rival, di mana mereka duduk mengelilinginya.
Senja melemparkannya tatapan tajam. "NGGAK. Gue bangun EnRadio dari bawah banget. Gue nggak akan relain itu untuk apa pun." Dia mengedikkan dagunya ke arah Calista yang duduk di seberangnya. "Lagian, gue denger tu bocah curhat aja udah mual duluan. Ternyata sesusah itu ngehandle Masquerade."
KAMU SEDANG MEMBACA
MASQUERADE | ENHYPEN
FanfictionPengunduran diri salah satu dari anggota band indie Masquerade enam bulan sebelum penampilan mereka di festival musik Goldwing membuat Jovan, sang ketua, kehilangan arah dan semangat untuk maju. Terutama ketika dia bukan hanya kehilangan seorang ang...