Malam telah tiba, Elliot juga sudah berada di kamar Ana sejak siang tadi. Mereka semua saat ini sedang makan malam, Ana sudah diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur pada pemeriksaan siang tadi dan mulai besok dokter menyuruhnya untuk berlatih berjalan karna selama 2 hari penuh dia tidak turun dari tempat tidurnya.
Meskipun sedang sakit, Ana selalu memperhatikan Elliot contohnya saat ini mereka sedang makan malam bertiga tetapi Elliot sangat rewel karna dia tidak mau makan makanan yang Calvin pesan, dia ingin makan hamburger sedangkan Calvin memesan makanan Indonesia di restoran yang dekat dengan rumah sakit.
"I don't want to eat, i don't like this food Daddy." Ucap Elliot
"Then what do you want?" Tanya Calvin.
"I want to eat hamburgers." Jawab Elliot.
"Oh come on, fast food again? Yesterday you ate it. Have you forgotten the rules that i made?" Ucap Calvin dengan tegas.
"I know Dad but i like eating hamburgers."
"No!"
Ana hanya bisa memperhatikan pertengkaran antara ayah dan anak itu. Calvin sangat keras dalam mendidik Elliot. Keduanya tidak ada yang mau mengalah, Elliot sangat keras kepala begitu juga Calvin yang sangat disiplin apalagi mengenai makanan. Calvin mulai memakan makanannya sedangkan Elliot duduk sambil menyilangkan tangannya di dada dan membuat ekspresi cemberut. Ana mulai membujuk salah satu dari mereka dimulai dari Elliot terlebih dahulu.
"Hey bunny, aren't you hungry?" Tanya Ana.
"No, i don't like the food!" Ucap Elliot.
"Try a little bite." Bujuk Ana sambil menyodorkan sesendok nasi goreng ke arah Elliot.
Karna marah permintaannya tidak di turuti, Elliot menepis sendok yang Ana pegang hingga jatuh ke lantai lalu karna tangan yang ditepis Elliot adalah tangan kanan tempat selang infus Ana terpasang, maka itu membuat selangnya sedikit tertarik kemudian menyebabkan jarum infusnya terlepas sehingga darah keluar mengucur dari sana.
"Aww...." Teriak Ana.
Melihat itu semua emosi Calvin tak lagi terbendung, dia memarahi Elliot habis-habisan sehingga Elliot menangis. Calvin memanggil suster untuk membetulkan selang infus Ana yang terlepas, telapak tangan Ana tampak bengkak dan berwarna kebiruan sehingga infusnya harus dipindahkan ke tangan sebelah kiri.
"Look what you did to her, you hurt her and this is all you fault." Ucap Calvin sambil menunjukkan tangan Ana yang bengkak kepada Elliot.
"Calvin calm down, he's still a child." Bujuk Ana sambil memegang tangan Calvin untuk menenangkannya.
Elliot masih tersedu-sedu melihat Ana yang saat ini sedang dipasangkan selang infus yang baru ditangan kirinya. Calvin terus mendampingi Ana di sisinya, dia merasa bersalah karna anaknya yang begitu keras kepala seperti dirinya hingga membuat Ana terluka.
"Miss Riester i'm so sorry." Ucap Calvin.
"Ana! Just call me Ana, i've called you Calvin and now your turn." Ucap Ana.
"Ana i'm sorry about all of this mess."
"It's okay no problem, don't be too hard on him. And Elliot come here." Ucap Ana.
"No! I don't wanna come closer, i'm afraid of hurting you again." Tolak Elliot.
"Don't pay attention on him, just rest Ana." Ucap Calvin.
Suster yang bertugas memasang kembali selang infus Ana yang terlepas sudah menyelesaikan pekerjaannya, dia segera keluar dari kamar Ana karna merasa tidak nyaman berlama-lama disana. Calvin masih merasa bersalah kepada Ana, dia pun berinisiatif untuk mengambil makanan Ana yang tadi belum sempat dia makan kemudian Calvin mendekat dan mencoba untuk menyuapi Ana makanan.
"Calvin what are you doing?" Kaget Ana.
"Feed you, you haven't eaten yet." Ucap Calvin.
"Give it to me, i can do it myself."
"No...no... your hand still swollen."
"B-b-but Calvin."
"Please just eating." Paksa Calvin.
Dengan sedikit paksaan akhirnya Ana memakan makanannya dengan di suapi Calvin, Elliot yang sudah berhenti menangis memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. Dia tidak pernah melihat ayahnya begitu perhatian kepada orang lain. Elliot bangkit dari duduknya kemudian berjalan mendekati Ana.
"Miss Ana, i'm very sorry for make you hurt." Ucap Elliot.
"Owh come here my bunny. It's okay you didn't do it on purpose right!" Ucap Ana.
"Yeah, i'm very sorry."
"Just apologize to me, now apologize to your Dad." Perintah Ana.
Elliot dan Calvin saling memandang, Ana yang melihatnya merasa gemas karna keduanya tampak sangat mirip.
"I'm sorry Dad." Ucap Elliot.
"Sorry for what?" Tanya Calvin.
"Sorry because i picky eater and i didn't listen to you." Ucap Elliot.
"It's okay don't do it again!" Ucap Calvin.
Ana menoleh ke arah Calvin, matanya memberikan isyarat untuk meminta maaf juga kepada Elliot karna dia sudah membentaknya hingga menangis.
"It's your turn to say sorry Calvin." Bisik Ana.
"What? Me? Why?" Tanya Calvin.
"You scolded him until made him cry." Bisik Ana.
"Ana come on."
"Please just do it. Apologizing must come from both." Masih berbisik.
"Elliot, Daddy apologizes for scolding you." Ucap Calvin.
"Hmm, okay i accept it." Ucap Elliot.
"And now shake hands." Perintah Ana.
Keduanya dengan patuh melakukan permintaan Ana untuk berjabat tangan. Calvin merasa lucu, dia bahkan tidak pernah melakukan ini sebelumnya tapi mengapa saat Ana memintanya, dia dengan mudah melakukannya?
"Yey... Hooray." Ucap Ana sambil bertepuk tangan.
"Elliot go eating now, dinner time is coming to an end. And Calvin i'm quite full, please finish your food." Ucap Ana.
Calvin dan Elliot kembali ke meja makan dan keduanya makan bersama-sama dengan tenang. Ana memperhatikan mereka berdua dengan hati yang sedikit merasa kasihan. Tidak ada wanita di antara mereka, Calvin yang terlalu keras mendidik anaknya sehingga Elliot pun memiliki sifat keras kepala dan sering melawannya. Sebenarnya mereka berdua saling menyayangi hanya saja mereka tidak tau bagaimana cara mengungkapkannya dengan benar.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Verdonk's Secret Life
FanfictionVerdonk bersaudara memiliki setengah darah orang Indonesia, membuat mereka menjadi cukup terkenal semenjak Calvin Verdonk di Naturalisasi untuk memperkuat TimNas sepak bola Senior Indonesia. Akan tetapi kepopulerannya tidak membuat dia menjadi star...