17

252 30 6
                                    

Setelah menyelesaikan sarapan, Ana membantu Calvin membereskan meja dan mencuci piring bekas sarapan mereka. Ana memaksa untuk membantu karna Calvin yang telah membuatkan sarapan untuknya dan Elliot jadi Ana berpikir untuk membagi pekerjaan. Sedangkan Elliot dan Calvin berada di ruang tamu sedang menonton film kartun pagi kesukaan Elliot, tak lama Ana ikut bergabung dengan mereka.

Calvin merentangkan tangannya menyuruh Ana untuk duduk di dekatnya, Ana tidak menolak perlakuan Calvin karna sepertinya Ana juga mulai tertarik dengannya. Mereka bertiga menonton televisi dengan tenang, sesekali Calvin memberikan kecupan pada Ana tanpa diketahui Elliot.

"Daddy, let's go cycling!" Pinta Elliot.

"Now?" Tanya Calvin.

"Yes, i want to learn to ride a bicycle." Jawab Elliot.

"But you just recovered Elliot." Ucap Ana.

"Miss Ana don't worry, i've recovered and i wanna be a strong man like Daddy." Ucap Elliot

Ana dan Calvin saling memandang dan tertawa, Elliot ingin menjadi laki-laki yang kuat seperti ayahnya itu yang dia katakan. Calvin tak pernah menyangka dapat merasakan kembali kehangatan keluarga dalam beberapa hari ini setelah kedatangan Ana.

"Okay let's go!" Ajak Calvin.

"What time is your flight?" Tanya Ana.

"I leave at 6 PM, my flight is at 8 PM." Jawab Calvin.

"Can we take you?" Tanya Ana lagi.

"Better not, for your safety." Ucap Calvin.

"My safety? Why?"

Calvin tidak menjawab pertanyaan Ana, dia hanya tersenyum kemudian mencium keningnya lalu menggendong Elliot untuk mengajarinya bersepeda.

Calvin mengajari Elliot bersepeda di sekitar halaman rumah mereka, Ana memperhatikan mereka berdua dari jauh. Sepertinya Calvin mulai mau belajar meluangkan waktu bersama Elliot apa lagi nanti malam dia akan pergi ke Bahrain untuk melakoni pertandingan disana. Tak terasa hari mulai siang, Calvin menyudahi kegiatan mereka karna dia perlu bersiap-siap.

"Daddy, where will you go?" Tanya Elliot.

"I'll go to Bahrain and China to compete in football." Jawab Calvin.

"Wow, will your team win?"

"I hope so my Boy."

"Have you packed your football shoes?" Tanya Ana.

"Yes, i brought 2 pairs don't worry." Jawab Calvin.

Ana sedikit cemberut karna Calvin tidak mengijinkannya dan Elliot untuk mengantarnya sampai bandara. Calvin melihat perubahan ekspresi di wajah Ana dan dia menyadari itu, Calvin melarang Ana bukan tanpa alasan. Itu semua dia lakukan demi keamanannya dan Elliot karna Calvin selalu di mata-matai oleh rival bisnisnya. Calvin tidak mau terjadi sesuatu pada mereka berdua saat dia sedang tidak ada di samping mereka.

"Don't be sad! I only gone for a week." Ucap Calvin.

"Yeah i know." Ucap Ana.

"Daddy i'll watching your match." Ucap Elliot.

"Okay good job my Boy, give me your spirit." Ucap Calvin sambil mengajak ber-tos.

"Will you support me?" Tanya Calvin.

"Of course, i'll watching your match with Elliot. And i'll always support you." Ucap Ana sambil membelai pipi Calvin.

"Shayne and i have the same position, who will you support?"

"I'll support Indonesia hehe." Ucap Ana.

Calvin mendengus kesal, Ana tidak menjawab pertanyaannya.

"Owh come on don't mad at me Calvin. I'll support you, he's my past." Ucap Ana.

"Really?" Tanya Calvin.

"Of course."

"Give me a kiss!" Pinta Calvin.

"What? Kiss? But Elliot is here." Ucap Ana.

"So you don't want to?"

Ana sedikit ragu-ragu karna Elliot sedang bersama mereka saat ini. Tapi akhirnya Ana menuruti permintaan Calvin yang sebentar lagi akan pergi meninggalkan mereka selama satu minggu. Ana mencium bibir Calvin di depan Elliot. Elliot yang melihat semua itu segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"I didn't see it, i swear." Ucap Elliot.

Calvin terus mengeratkan pelukannya pada pinggang Ana, dia mencium Ana selama mungkin membuat Ana sedikit kegelian karna kumis dan berewok Calvin.

"Calvin stop it, your beard makes me tickle." Ucap Ana.

"You don't like my beards?" Tanya Calvin.

"Not really, i just feel tingly every time you kiss me." Jawab Ana.

"Guys are you finished?" Tanya Elliot yang masih menutupi matanya dengan tangannya.

Calvin dan Ana tertawa terbahak-bahak dengan kelakuan Elliot.

Hari semakin sore, Calvin mulai bersiap untuk pergi. Dia harus berangkat ke Amsterdam terlebih dahulu untuk bertemu dengan Thom Haye, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders untuk selanjutnya berangkat bersama ke Bahrain. Calvin berpamitan dengan Elliot kemudian berpamitan dengan Ana. Calvin memeluknya dengan erat, memberikan kecupan di keningnya dan Ana pun membalas Calvin dengan mencium kedua pipinya kemudian di bibirnya.

"Safe drive Calvin." Ucap Ana.

"Thank you, take care and don't go anywhere without bodyguard." Ucap Calvin.

Ana mengangguk kepada Calvin, dia menuruti permintaan Calvin walau sebenarnya dia sangat bingung mengapa dia tidak boleh pergi tanpa pengawalan.

"I'll call you when i arrive." Ucap Calvin.

"I'll wait. Good bye and safe flight."

Calvin mulai meninggalkan rumahnya, Hugo yang akan mengantar Calvin ke Amsterdam Airport. Calvin juga telah memberikan instruksi kepada Hugo untuk memperketat penjagaan di area sekitar rumah dan juga area sekolah Elliot. Calvin selalu seperti itu ketika dia akan pergi ke luar negeri karna dia tidak mau sesuatu terjadi pada keluarganya. Nantinya Darryl juga akan membantu memantau keadaan Elliot dan Ana.

At Schipol International Airport

Calvin telah sampai di Airport dan saat ini dirinya sudah bersama Thom Haye, mereka berdua masih menunggu kedatangan Mees dan Eliano yang nantinya mereka berdua juga akan memperkuat Timnas Indonesia.

"Hi whatsup bro?" Sapa Thom Haye.

"I'm good bro, how 'bout you?"

"Yeah i'm good i can't wait to meet the others." Jawab Thom.

Setelah beberapa lama akhirnya Mees dan Eliano sudah datang dan tak lama setelah itu mereka semua menuju ke pintu gerbang keberangkatan karna pesawat mereka akan segera lepas landas. Mereka akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 15 jam untuk dapat sampai di Bahrain

The Verdonk's Secret LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang