Ketika telah sampai di luar, Ana sudah tidak melihat lagi di mana wanita yang tadi mengaku sebagai ibu Elliot. Ana menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan wanita itu namun tetap tidak terlihat lagi olehnya.
"Miss Ana who are you looking for?" Tanya Elliot.
"There was someone who wanted to meet you bunny." Jawab Ana.
"But there's no one here." Ucap Elliot.
Ana kebingungan sendiri ke mana perginya wanita bernama Esmee Bacas tadi sampai akhirnya Hugo datang menghampiri Ana dan Elliot yang berada di depan pintu sekolah.
"Are you ready to go home Miss?" Tanya Hugo.
"Hmm, yeah! Elliot, can you go to the car first? I wanna talk to Hugo." Ucap Ana.
"Sure, but don't take too long." Ucap Elliot.
"Thank you bunny, now go to the car."
Elliot berlari menuju ke mobil yang di sana sudah ada beberapa bodyguard untuk mengiringi mereka.
"Hugo, did you know the woman who was talking to me?" Tanya Ana.
"Yes Miss, i told her to leave." Jawab Hugo.
"Why you do that? She claims to be Elliot's mother, is that true?" Tanya Ana lagi.
"I can't say anything at the moment Miss." Jawab Hugo.
"No, you can! Hugo please tell me who's that woman." Ucap Ana sedikit memaksa.
"She's Mr. Verdonk's ex girlfriend." Ucap Hugo.
"So is it true that she is Elliot's biological mother?" Tanya Ana lagi.
"Yes Miss."
"But at that time Elliot told me that his mother was in heaven. So is it all a lie?"
"She abandoned Elliot when he was 2 years old because at that time Mr. Verdonk was planning to change his nationality." Jelas Hugo.
"But didn't Calvin just change hid nationality this year?"
"Yes, he was still waiting for Miss Bacas for the last two years before finally deciding to change his nationality."
Ana semakin tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Hugo mengenai wanita itu.
"Then how could Elliot think his mother was dead?" Tanya Ana.
"Mr. Verdonk said it because he was angry with Miss Bacas and Mr. Verdonk also didn't allow her to meet Elliot." Jawab Hugo.
Ana hanya bisa menghela nafasnya, dia masih tidak percaya bahwa itu yang sebenarnya terjadi. Lalu bagaimana dengan kedekatannya dengan Calvin selama beberapa minggu ini? Apakah dirinya hanya bahan untuk pelampiasannya?
"Hugo have you reported this incident to Calvin?"
"Not yet Miss." Jawab Hugo.
"Can you keep it a secret for a while? He still has a match against China. I don't wanna make him over think and lose focus." Ucap Ana.
"But he wants me to report everything to him."
"I'll talk to him after he comes back. Please understand Hugo." Ucap Ana.
"Okay Miss, as you wish." Jawab Hugo.
"Thank you, thank you for understand Hugo."
"Let's go home, Elliot is waiting." Ucap Hugo.
Akhirnya Ana masuk ke dalam mobil menemui Elliot untuk pulang ke rumah.
"What are you talking about? Why you took so long Miss Ana?" Tanya Elliot.
"Just discussing this and that with Hugo. Please don't mad at me Elliot." Ucap Ana.
"Okay, but i want ice cream for dessert." Ucap Elliot.
"Okay, i'll give you 2 scoops of chocolate ice cream." Ucap Ana.
"Yey, you can't go back on your words okay?"
"I promise." Ucap Ana.
Calvin's house
Setelah selesai memakan makanan penutupnya Elliot kembali ke kamarnya untuk tidur siang. Ana menemaninya, untung saja Elliot cepat tidur karna memang sedari tadi dia sudah mengantuk. Ana masuk ke kamar Calvin untuk berganti pakaian kemudian dia duduk di tempat tidur dan merenungkan kembali kejadian tadi serta semua penjelasan yang Hugo katakan.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Ucap Ana.
Ana merasa bingung dengan apa yang akan dia lakukan setelah Calvin kembali nanti, apakah dia harus bertanya langsung kepada Calvin ataukah dia harus menyembunyikannya saja? Ana tak bisa berpikir jernih saat ini. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya namun tak mungkin dia bertanya kepada Hugo mengenai kehidupan bosnya.
Yang membuat Ana sangat penasaran adalah bagaimana perasaan Calvin padanya. Jujur saja mereka memang belum lama dekat, Calvin bahkan belum secara resmi memintanya untuk berkencan. Semua interaksi terjadi dengan begitu natural beberapa minggu ini termasuk dengan kedekatan mereka.
"Sudahlah Ana jangan di pikirkan lagi." Ucapnya dalam hati.
Ana merebahkan dirinya di atas tempat tidur, dia mencoba untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya supaya dia dapat memutuskan dengan baik langkah apa yang harus dia ambil.
Qingdao, China
Sementara itu Timnas Indonesia telah sampai di Qingdao di mana mereka akan bertanding melawan Timnas China. Mereka sampai terlebih dahulu karna menggunakan pesawat pribadi yang telah di sewa oleh PSSI. Timnas China ternyata cukup licik dengan memilih tempat yang jauh untuk melakukan pertandingan supaya Timnas Indonesia kehabisan waktu di perjalanan sehingga mereka tidak cukup waktu untuk berlatih. Strategi itu di sadari oleh tim official kepelatihan Indonesia maka dari itu mereka mengajukan untuk menyewa pesawat pribadi supaya mereka tidak membuang-buang waktu.
Calvin tampak fokus dalam latihan kali ini. Mereka harus menang di pertandingan dua hari lagi karna kemarin saat melawan Bahrain mereka hanya bermain imbang jadi mereka akan bermain mati-matian di pertandingan terakhir di bulan ini. Poin mereka masih kurang untuk mendapatkan posisi ke 4 dan di laga-laga yang tersisa mereka akan melawan negara-negara yang kuat dan yang sudah menjadi langganan masuk piala dunia.
Calvin masih sesekali membuka ponselnya untuk melihat laporan dari Hugo mengenai Elliot dan Ana di rumah sedangkan masalah pekerjaan dia tidak lagi khawatir karna Darryl sudah menangani semuanya. Sejauh ini Hugo melaporkan semua kegiatan yang Ana dan Elliot lakukan dengan normal, Hugo belum melaporkan kemunculan kembali Esmee Bacas pada Calvin atas permintaan Ana.
Dan Calvin sendiri juga belum sempat menghubungi Ana lagi setelah video call terakhir yang mereka lakukan saat sebelum bertanding dengan Bahrain akan tetapi Calvin menerima pesan dari Ana yang memberinya semangat. Dalam pesannya Ana menuliskan untuk tetap fokus pada latihan dan pertandingan dan Ana juga berjanji untuk tidak melakukan sesuatu yang aneh selama dirinya tidak di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Verdonk's Secret Life
FanfictionVerdonk bersaudara memiliki setengah darah orang Indonesia, membuat mereka menjadi cukup terkenal semenjak Calvin Verdonk di Naturalisasi untuk memperkuat TimNas sepak bola Senior Indonesia. Akan tetapi kepopulerannya tidak membuat dia menjadi star...