Siang hari tepat di Bandara Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Berdirilah sosok Lian dan Salsa yang beberapa menit yang lalu telah mendarat dari Medan ke Jakarta menggunakan pesawat terbang. Saat ini Lian sedang menghubungi Nando untuk menjemputnya kembali ke apartemen.
"Dimana? Gue dah sampai"
"Masih dijalan ini"
"Ya udah gue tunggu"
"Hmm"Setelah menghubungi Nando segera Lian mendekat ke arah Salsa untuk memberitahu keberadaan Nando.
"Nando mana kak? Ucap Salsa sambil melihat sekitarnya
"Masih dijalan. Kamu laper gak?" Ucap Lian
"Iya sih kak udah laper ehehe"
"Ya udah yuk cari makan dulu. Makan apa?"
"Adanya warung di sekitar sini jual apa saja kak?"
"Ayam, lele,bebek,nila....."
"Bebek goreng ada gak?"
"Ada. Yuk ke warung tenda situ ada bebek goreng" Ucap Lian sambil tangan kanannya menggenggam tangan Salsa1 jam telah berlalu. Lian dan Salsa sudah bosan menunggu kedatangan Nando sambil makan bebek goreng akan tetapi keberadaan Nando tidak juga kunjung datang. Hal itu membuat Lian jadi geram. Hal itu membuat Lian menghubungi Nando kembali
"Ndo! Lo di jalan mana? Lama! Bener-bener ya, gue nunggu sampe 1 jam. Udah lumutan ini gue sama Salsa di bandara"
"Maaf Li, maksudku dijalan dari Surabaya ke Jakarta ehehe"
"Hah? Lo belum sampe juga?"
"Iya om dan Tante udah pulang dari tadi. Aku, Biya sama Rafa yang pulang belakangan"
"Huftttt"
"Posisiku udah deket ini ke bandara 30 menit lagi"
"Gak usah deh. Aku pesen transportasi online aja"
"Sory Li"
""Hmmm, hati-hati"Setelah menghubungi Nando dan menemukan titik terang maka atensi Lian segera beralih ke wajah cantik seorang Belvina Salsabil Falisya yang sedang menunggu jawaban dari Nando
"Sal? Maaf ya lama. Ya udah kita pesen transportasi online aja. Ternyata Nando dari Surabaya belum sampe Jakarta"
"Pesen sendiri-sendiri atau pesen 1 aja kak?"
"Pesen 1 transportasi online. Nanti sopirnya nganterin kamu dulu baru aku"
"Ohh oke kak. Aku pesan dulu ya"
"Capek Sal? Eh maaf ini rambutnya kelihatan aku benerin ya"
"Hah? Eh?"
"Hah hehe hoh aja Sal"
"Terima kasih kak" Sambil tersenyum ke arah Lian
"Aarghhhh gila duda satu ini bener-bener bisa merobohkan hatiku. AOSnya bikin gue berada butterfly era" Ucap Salsa dalam hati seketika ingin berteriak dapat perlakuan baik dari Lian
_____________°°___________°°°_______________Saat berada di kantor Pradipta, Lian pagi ini dihadapkan dengan beberapa tumpukan berkas-berkas yang harus dikerjakan. Seketika atensi Lian terpecah karena ketukan pintu dari luar.
"Masuk"
"Ndo? Gak ambil libur Lo?"
"Gak, bos gue masuk soalnya" kekeh Nando seketika
"Yaelah santai bro"
"Eh,gimana? Makan durian musang king?Enak? Atau ada yang falling in love?"
"Apa sih? Gue cuma makan durian itupun sama bang raja juga"
"Alah makan sama bang Raja itukan cuma formalitas aja kan? Aslinya Lo pengen ngedate bareng Salsa kan?"
"Apa? Gak jelas lo"
"Gue serius Lian, dengerin gue dulu"
"Apa? Kalo gak penting skip"
"Aku lebih tenang kalo Salsa sama kamu Li, se-overprotektif itu papanya. Kadang aku kasihan lihat Salsa. Di negara orang masih berjuang buat bertahan hidup. Senyumnya, canda tawanya itu hanyalah topeng bagi dia. Aslinya dia cuma butuh dukungan dari orang sekitarnya. Setelah beberapa bulan di sini aku menyadari hanya dengan berada di sisimu Salsa bisa menjadi diri sendiri, explore dunia musik tanpa takut. Jika kamu menjatuhkan hatinya kepada Salsa,pesanku jaga dia, jangan hilangkan senyum Salsa dan juga jangan larang Salsa apapun termasuk impiannya sekalipun saat dia explore tentang musik. Kalo bisa bantu wujudkan impian dia di dunia musik."
"Ndo? Gak salah lo ngomong gitu? Lo tahu kan cerita cintaku berakhir gimana?"
"Gak salah kok. Aku sangat mengetahui dengan detail kisah menyakitkan itu dari perjalananmu dengan Alya. Li, kamu berhak bahagia. Lanjutkan hidup kamu dan temukan cinta setara itu dengan pasanganmu kelak"
"Gue duda Nando kalo lo lupa. Bahkan, gue susah jatuh cinta lagi. Gue bukan pria bujangan lagi dan gue punya buntut"
"Selama ini Salsa tahu lo duda dan punya Rafa pun fine fine aja kan?. Aku balik ke ruanganku dulu ya Li" sambil menempuk bahu Lian
"Hufttt! Salsa ya? Salsa si gadis periang ternyata mempunyai luka yang sangat dalam. Ternyata ini alasan Nando selalu prioritaskan Salsa. Aku harus apa dan gimana ya?. Apa aku bisa jatuh cinta lagi?" Ucap Lian lirih sambil memejamkan mata
"Li? Pertemuan sama Lion air group batal? Tiba-tiba Nando nongol kembali
"Iya kan udah gue chat tadi pagi. Gak baca kah?"
"Ehehe ya udah deh"
"Ndo? Tentang Salsa?"
"Nikmati alurnya saja. Jangan memaksa untuk jatuh cinta tapi biarkan semesta ini bekerja. Jangan dibuat pikiran. Santai ehehe"
"Oh oke"
_______°°°_________________°°°_____________Setelah selesai beres-beres kamar akhirnya Salsa merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Seketika melihat banyak notif dari Nabiya. Entah apa yang menjadi alasan Nabiya untuk menghubunginya sampai-sampai spam chat dan telpon begini pikir Salsa. Setelahnya notif telepon Salsa berbunyi kembali.
"Hal......."
"Salmaaaaaa. Bener-bener lo ya susah bener dihubunginya"
"Kenapa sih? Salam dulu kek Nabiya"
"Lo beneran makan durian sama Abang?"
"Lo spam dari tadi cuma tanya gitu?"
"Eheheh abisnya penasaran Sal"
" Iya"
"Busetttt! Tiba-tiba banget sih neng?"
"Abang lo yang ngajak bukan gue ya Nab"
" Oleh-olehnya dong. Bawa oleh-oleh lebih gak?
"Iya nanti agak sorean gue anter kek rumahmu"
"Lho kok tumben beli oleh-oleh lebih gitu?"
"Yang beli bang Lian cuma dititip ke tas aku kemarin jadi kebawa deh"
"Oh gitu, i see sekarang udah main titip-titip barang. Gak kaget sih kalo nanti mainnya rumah tangga abis itu gas KUA"
"Mulutnya berbisa sekali kau nak".
"Gue tahu kok lo salting kan? Ngaku lo. Marah-marah terus Salsa ini"
"Apa sih Nab?"
"Pesona Abang gue gitu lo. Kiw kiw cewek"
"Mulai gak jelas lo"
"Bye bye Sal. aku tunggu dirumah ya"
"Iya gue ngaku kalah Nab. Pesona Abang lo bikin hatiku bergetar. Dia tahu banget apa yang aku inginkan selama ini. AOSnya gak pernah main-main. Tutur katanya lembut banget sama aku Nab. Bahkan mantanku pun kalah jauh sama kak Lian. Gue bahkan selalu diperlakukan bagaikan ratu" Batin Salsa menerawang tentang LianTepat pukul 5 sore Salsa sudah berada di rumah Nabiya berada tanpa tahu bahwa sosok Lian ada didalam rumah tersebut. Setelah dari Medan memang Salsa dan Lian tidak terlihat saling memberi kabar jadi tidak tahu jika Lian pulang ke rumah bukan di apartemennya.
Tok tok tok
"Kak Lian?" Ucap Salsa saat Lian yang membuka pintu utama
"Cari Biya? Tuh di ruang keluarga" Sambil memberitahu keberadaan adiknya
"Nabiyaaaaaa? Eh ada Rafa uluh uluh ganteng banget" Ucap Salsa setelah sampai di ruang keluarga
"Sore banget Sal ku kira gak jadi ke rumah" Ucap Nabiya seketika
"Nungguin papa pulang Nab" Jujur Salsa
"Lo izin apa tadi?"
"Izin nginep di rumahnya Nando. Kalo gak gitu pasti gak boleh sampe malam"
"Sudah kuduga. Cafe panaroma yok. Nando disana kan?"
"Kalo kesitu Nando gak mau makan pastinya Biya. Lo tahu gimana dia kan? Ujungnya bilang 'bosen gue makan makanan cafe sendiri'
"Cafe salmon aja gak sih Sal. Cafe baru deket kantornya bang Lian itu"
"Yaudah kesana aja"
"Double date yah"
"Hah? Gimana?"
"Bang Lian sama Nando diajak. Biar seru"
"Oke"Tiba-tiba mama Eliza turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam. Seketika kaget keberadaan Salsa dirumah saat menjelang malam begini.
"Lho Salsa?"
"Iya Tante. Tante apa kabarnya?"
"Cari Lian?. Oh Tante baik Sal"
"Enggak kok Tante. Mau ngasih ini aja" Ucap Salsa sambil menyerahkan beberapa paper bag ke mama Eliza
"Oleh-oleh dari Medan Sal? Gak usah repot-repot Salsa"
"Iya oleh-oleh dari Medan tapi yang beli ini kak Lian kemarin ke bawa sama aku oleh-olehnya"
"Oalah. Terima kasih Salsa kemarin udah jadi asisten pribadi Lian"
"Siap Tante"
"Ayok kesana main sama Rafa sambil nunggu makan malam disini aja"
"Maaf Tante lain kali aja ya"
"Lho kenapa?"
"Salsa sama Nabiya rencana mau keluar. Makan malam keluar Tante. Boleh ya Tante?"
"Boleh gak apa-apa"
"Beneran ma? Sama bang Lian dan Nando ya ma. Please aku izin ya ma" Cicit Nabiya pelan
"Iya sayang boleh kok" Ucap mama Eliza
"Oke. Aku ambil tas dulu ya Sal diatas. Tungguin"Setelah Nabiya ambil tas, Nando sudah datang di rumah Nabiya. Nando-Lian-Salsa-Nabiya langsung saja berangkat ke Cafe Salmon seperti awal tujuan mereka untuk makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Music and Sign of Love
RomantizmKisah ini bercerita tentang sosok seorang musisi dan juga CEO Pradipta Grup, ya dialah Liano Rony Pradipta sosok yang sangat dingin. Akankah sifat dingin itu menghilang? Bagaimana jika tiba-tiba datang sosok gadis cantik bernama Belvina Salsabil Fa...