23. What Do You Want? (2)

429 63 35
                                    

• ARC FIVE •

—— What Do You Want? ——

• ● | 2 | ● •

Seluruh anggota La Route dikumpulkan di ruang kontrol studio mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh anggota La Route dikumpulkan di ruang kontrol studio mereka. Produser Toni duduk di balik monitor dan konsol mixing, membiarkan demo lagu terbaru mereka yang dia kerjakan bersama Ardhan untuk diperdengarkan melalui speaker. Pada mulanya, Haris hanya mendengarkan secara sambil lalu; tidak sampai mereka tiba di bagian bridge, barulah dia mendongak kaget.

"Wow, candu juga bridge-nya," celetuk gitaris La Route sembari terkekeh. Dia mengedikan dagunya ke arah Ardhan. "Outdone yourself, Dhan."

"Alah, biasa aja," ujar vokalis mereka tersebut, namun senyumnya tidak dapat berbohong. Dia menerima pujian tersebut dengan lapang dada.

"Ardhan." Haris beranjak berdiri dari sofa. Seluruh pasang mata kini mengarah padanya, termasuk Ardhan, yang melihatnya seolah dia mengantisipasi hal ini. "Boleh ngomong sebentar?"

Dengan ringan, lawan bicaranya itu mengedikkan bahunya acuh tak acuh. "Sure. Sebentar doang kan?" Dia pun berjalan melewati Haris untuk keluar dari ruang kontrol ke koridor.

Anggota-anggota lain dan produsuer mereka hanya bisa bertukar pandang bingung. Toni akhirnya menyandar pada kursinya dan menatap Haris serius. "Jangan lama-lama. Dan tolong, Haris, selesain apa pun itu percekcokan di antara kalian berdua. Kalian menyedot energi semua orang yang ada di studio. Nggak ada waktunya untuk berlagak kayak anak-anak."

Haris terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Maaf untuk ketidaknyamanannya." Dia menunduk singkat, lalu meninggalkan ruang kontrol tersebut untuk bertemu Ardhan yang sudah di luar.

Saat mereka bertemu di koridor, ketua La Route itu bersandar pada dinding sembari bersedekap. Ekspresi wajahnya tak tertarik. "Kenapa lagi ini?"

"Lo tau kenapa," desis Haris, tidak kuasa untuk menahan rasa kesalnya. Dia mengambil satu langkah ke depan. "Lo gunain bagian dari demo gue untuk bridge lagu lo. Lo adalah orang pertama yang gue kasih tau soal semua lagu yang lagi gue kerjain karena gue masih menghormati lo sebagai ketua. Tapi ternyata--itu kah kenapa lo tiba-tiba nanya soal demo gue pas di Surya Suara?"

Ardhan masih menjaga ketenangannya bahkan setelah mendengar semua itu. "Garisbawahi kata 'bagian' alias gue cuma terinspirasi dari trik yang lo gunain untuk demo lo. Lo kira lo doang musisi dan penulis lagu yang pernah gunain itu? Sorry to break it to you, tapi ada yang namanya parallel thinking, Har. Dua orang bisa berpikir hal yang sama dalam waktu bersamaan."

Haris mendengus tak percaya. "Lo baru aja ngaku kalo lo terinspirasi gue."

"That's right. Dalam kata lain, gue nggak plagiarisme. Bahkan bisa dibilang... gue buat jadi lebih bagus dan enak didenger."

MASQUERADE | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang