28. Kesadaran

0 0 0
                                    

⚠️HENTIKAN BUDAYA PLAGIAT⚠️
⚠️KALIMAT-KALIMAT KASAR BERTEBARAN⚠️

HARAP VOTE SEBELUM MEMBACA🙏🏻

     ~~~~~HAPPY READING~~~~~

.

.

.

.

.

Kepergian Odelia dan Damian telah tergantikan oleh kedatangan si kembar, Jovan dan Jevan. Mereka datang  beberapa saat setelah dua orang itu pergi.

"Ya ... baguslah datang lagi meski sempat kabur tadi" kata Renal.

Jovan maupun Jevan sama-sama nyengir. Mereka lantas duduk dengan santainya seolah tak terjadi apa-apa.

"Enghh ... gue baru sekarang tau ngehadepin kejadian misterius gini. Rasanya itu, kok bisa?" heran Monata.

"Gue juga. Gak ada ini gak ada itu tiba-tiba Haeun dibunuh?" timpal Evelyn.

"Gue saranin mending kita terus gali deh informasi soal kejadian ini sampe ketemu hasilnya. Soalnya kalo cuma ngandelin tim kepolisian, pasti kita gak bakalan dikasih tau dari seluk beluknya. Tau-tau si anu yang tembak, si anu yang bersalah. Ngeh, kita kan pengen tau juga alasannya apa"

Satu persatu dari mereka mulai menyetujui apa yang diucapkan Monata. Mereka setuju karena bisa saja tim kepolisian tidak membeberkan informasi secara detail. Hanya mungkin sebagian.

Pandangan semua berpusat pada Amoura yang tak menganggukkan kepala ataupun setuju. Monata mengedikkan dagunya bertanya setuju tidak?

"Meski gue muak liat tampang Lo semua, tapi, no problem. Gue setuju sama usulan Lo. Karena gue sendiri penasaran, jadi ya apa boleh buat? Kerjasama sama Lo semua sekali gak bakalan bikin gue rugi"

Setelah mengatakan itu Amoura menampilkan wajah datar pada siapa saja yang ada dihadapannya. Adapun reaksi mereka terhadap ucapannya barusan, ia tak peduli.

Mendengar penuturan Amoura, semua menatapnya bingung.

"Kok kamu tiba-tiba ngomong gitu?" tanya Chelsi.

"Gimana gak ngomong gitu? Pas gue ngomong pembulian Gazza kemarin, Lo pada diem. Be the way kemarin Lo pada kemana, huh?"

"Amou--"

"Dan apa sekarang? Emangnya pantes Gazza dapet perlakuan kayak gitu? Lihat pake mata bukan pake mulut, sekarang orang nya nyumbang pikiran buat pecahin nih kasus"

"Dan lagi kasus siapa coba yang lagi dipecahin? Pembulinya sendiri anjing! Mikir dikit kek tuh otak! Dah pasti gue muak sama Lo pada"

"   ! ! !   "

Semua terbungkam mendengarnya. Entah itu karena mereka sadar atau tak suka dengan perkataan Amoura. Gadis tomboy itu hanya meliriki satu persatu temannya dengan mata tajam.

Ridho yang asik-asiknya rebahan langsung duduk setelah mendengar ucapan Amoura. Ia menatap samar pada Dargan yang berada tepat didekatnya.

"Oh, dan ya. Gue bakal simpulin, kalo Lo semua emang pada buta. Apapun yang ada dipikiran Lo semua sekarang, gak usah dikeluarin. Udah gak berguna!"

Sekali lagi penegasan dari Amoura, membungkam semuanya. Mulut mereka terkatup rapat, seolah ditempeli lem korea. Tak dapat dipungkiri Gazza yang jadi bahan pembicaraan pun ikut terdiam. Sampai bibirnya melengkung, membentuk sebuah senyuman.

"Sudahlah, Mour ... Gak apa-apa, semuanya udah terjadi kok. Kamu bilang gini juga gak akan berguna buat sekarang. Sekalipun teman-teman kita sadar, kita gak bakalan bisa apa-apa. Semuanya sudah sulit"

Story For GazzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang