18. new beginning

10 1 0
                                    

21 tahun.

Claudette tidak pernah tahu ketika sampai diusia tersebut hidup hanya beputar-putar soal karir, laki-laki, korset yang sempit, menikah dan mengeriting rambut.

Hari Rabu, musim gugur.

Claudette menuruni tangga dengan terburu-buru sembari mengepang rambutnya, di meja makan Margaret sedang duduk membaca surat kabar sementara anak laki-laki pengantar susu yang duduk di depannya sedang mengunyah roti gandum. Margaret memustuskan untuk pindah dari rumah lamanya dan memulai hidup sederhana di sebuah kota kecil, ia membawa Claudette bersamanya dan ia gemar menarik satu anak pengantar susu untuk ikut duduk di meja makan untuk sekedar mencicipi sarapan yang dibuatnya di pagi buta.

Claudette bekerja di sebuah rumah sakit kecil, ia menjadi perawat di sana bersama Serena yang entah bagaimana bisa menjadi teman baiknya.

"Oh, aku punya sesuatu yang ingin kuberikan padamu." Ujar Claudette sembari berbalik menuju kamarnya, ia lalu kembali dengan mantel yang dulu Margaret berikan dan bagaimanapun melihatnya mantel tersebut memang telihat lebih pas untuk anak laki-laki. "Gunakan ini selama musim gugur, aku akan membeli mantel baru untukmu nanti sebagai hadiah natal." Imbuh Claudette sembari mencubit pipi anak laki-laki itu, pipinya gembil dan matanya sewarna buah kenari.

Margaret menutup surat kabarnya. "Kau masih menyimpan mantel itu?" tanyanya sembari membenarkan letak kacamata bacanya.

"Karena Anda yang memberikannya."

"Aku yang memberikannya?"

"George memberikan mantel ini padaku saat musim gugur waktu itu dan ia berkata," Claudette menghentikan ucapannya. "Lupakan saja." Ujarnya sembari menarik kedua sudut bibirnya. Kenapa Claudette terlambat menyadarinya? 

Margaret ikut tersenyum. "Ke mana kau akan pergi di udara sedingin ini?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Serena memaksaku untuk pergi ke toko kue dan menemaninya mengukur pakaian baru, kau tahu bagaimana keras kepalanya wanita itu."

"Sebaikanya kau juga mengukur beberapa pakaian baru untukmu selagi kau punya waktu untuk mengunjungi butik." Ujar Margaret, ia tahu betapa sibuknya wanita itu, seluruh rumah sakit menjadi penuh sesak akibat perang yang kembali tidak terkendali di kota-kota besar.

"Aku akan kembali sebelum jam makan malam dan membeli beberapa kue manis untuk Anda." ujar Claudette setelah ia menolak untuk memakan rotinya dan berkata pada Margaret kalau ia sudah sangat terlambat.

Claudette pergi menuju jalanan pertokoan, hari itu berangin dan ia memikirkan secangkir teh yang hangat dan juga George Chester. Sebuah mantel lama yang ia simpan dibagian paling bawah lemarinya dapat menarik kembali semua kenangan tentang laki-laki itu.

Sejak kapan George Chester melihatnya dengan cara yang berbeda?

Sejak malam natal?

Sejak ia memukul Ellios Roelfs?

Atau sejak pertama kali ia datang ke rumah Margaret?

"Ada seseorang yang ingin kukenalkan padamu, ia sudah menunggu di dalam." Ujar Serena yang berdiri menunggu di depan pintu toko kue, pakaiannya bewarna ungu, warna yang agak sedikit mencolok di tengah musim gugur yang sendu, kerah lebarnya dihiasi dengan rajutan bunga dan pinggirannya penuh dengan renda.

"Tidak lagi, Serena." Claudette melepaskan tangan wanita itu dan berniat pergi.

"Aku yakin yang kali ini tidak akan buruk. Ia kaya dan tinggi." Bujuk Serena. "Ayahnya punya pabrik gula. Kau boleh pergi setelah melihatnya." Imbuhnya memohon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the lost boy / lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang