15. the old wooden bridge

13 0 0
                                    

Musim semi.

Hembusan angin terasa sejuk dan bunga-bunga yang tumbuh bergerombol di tepian sungai menari ke sana kemari terbelai angin. Claudette memenuhi mulutnya dengan kentang sembari duduk dengan tenang di atas jembatan kayu tua, itu adalah tempat pertama yang selalu ia datangi untuk menghabiskan makan siangnya ketika cuaca sedang bagus.

"Makan itu." George merebut kentang milik Claudette dan menukarnya dengan keranjang roti miliknya. "Katamu kau benci kentang." imbuhnya sembari menghabiskan kentang anak perempuan itu.

"Pikirmu aku bisa pilih-pilih makanan disaat banyak keluarga yang sedang kelaparan."

"Cepat habiskan roti itu."

"Aku tidak mau kau melakukan hal semacam ini lagi." Balas anak perempuan itu, helaian rambutnya terbang terbawa angin.

George mengangguk sembari menepuk kedua tangannya untuk membersihkan sisa-sisa remahan kentang di sana. Ia menunduk, memperhatikan bayangan anak perempuan di sebelahnya yang terpantul di atas sungai.

"Clau,"

Claudette menaikan sebelah alisnya, mulutnya penuh dengan roti dan sudut bibirnya terkena selai buah beri.

"Apa yang akan kau lakukan ketika dewasa nanti?" George menoleh ke samping, menunggu Claudette menjawab pertanyaannya.

"Aku hanya ingin menjalani sebuah hidup yang damai dan sederhana. Aku ingin bangun lebih awal di pagi hari, meminum segelas teh sembari membaca surat kabar, mengurusi hewan ternak dan tanaman di kebun, memasak makan malam dan kemudian tertidur karena kelelahan. Aku ingin mengulang hal-hal seperti itu setiap harinya, lalu setelah itu mati."

"Kau tidak akan menikah?"

"Aku tidak percaya pada hal semacam itu, cinta itu tidak ada." balas Claudette.

Jika cinta itu ada, ibuku tidak akan pernah mencoba membunuhku.

Jika cinta itu ada, ayahku tidak akan memukulku dan ibu saat ia kembali ke rumah.

Claudette menyelipkan helaian rambutnya yang menganggu ke belakang telinga. "Bagiku memutuskan untuk menikah berarti menyanggupi tanggung jawab sebagai istri yang baik dan ibu yang dapat diandalkan, ibuku gagal melakukan keduanya." imbuhnya.

"Kau adalah kau, kau bukan ibumu, Clau. Jangan menjadikan kegagalan ibumu sebagai penjara untuk mengurungmu."

"Ayo berhenti membahas ini." Claudette beranjak, ia lalu pergi lebih dulu setelah mengembalikan keranjang roti milik George yang sudah kosong. "Ini bukan topik pembicaraan yang akan dibicarakan anak-anak ketika jam makan siang." Imbuhnya.

"Bagaimana jika kau menikah denganku? Ayo pergi ke kota bersama, aku akan memperlakukanmu dengan baik."

Claudette berbalik, sebelah alisnya terangkat. "Apa yang akan kau lakukan jika aku setuju? Apa kau akan menjadikankanku nyonya dari keluarga kaya mengingat betapa kayanya keluargamu? Apa kau akan memenuhi lemari pakaianku dengan gaun-gaun dari butik terkenal? Apa kau hanya akan membuatku sibuk memikirkan pesta minum dan menata meja dengan cangkir-cangkir porselen yang bekilau? Apa kau akan memenuhiku dengan kemewahan hingga aku mati?"

"Kau bisa menunggu hingga kita dewasa? Aku akan memberikan semua itu."

"Kau tidak bisa menyulap itik buruk rupa menjadi angsa, tuan Chester." balas Claudette. "Kuharap kau tahu itu."

"Apa kau bisa menjalani kehidupan yang lebih bahagia dari kehidupan yang kutawarkan padamu?" tanya George.

"Apa?"

"Kau bisa melakukannya?"

"Aku akan mengusahakannya, kehidupan yang jauh lebih bahagia dari yang kau tawarkan."

the lost boy / lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang