10: Still Okay

570 62 6
                                    

Untungnya, setelah pergi ke rumah sakit, Sutsujin segera membaik. Selama dua hari ia absen latihan, selama dua hari itu pula hidupnya bagai terkekang.

Teman-temannya itu sangat berlebihan. Bahkan Hazle pun ikut-ikutan. Dia sampai izin tidak masuk sekolah hanya untuk menemaninya. Padahal ia benar-benar baik-baik saja? Walaupun Sutsujin tahu kalau sebenarnya Hazle izin sekolah bukan karena benar-benar ingin menemaninya. Hazle pasti sedang memanfaatkan kesempatan, tambah lagi ia harus scrim menggantikan Sutsujin. Semakin bebas lah anak itu.

"Prab. Lo seriusan izin sekolah dua hari buat jagain gue?" tanya Sutsujin sambil melihat Hazle yang sibuk dengan ponselnya. Tanpa melirik ke arah Sutsujin sama sekali, Hazle mengangguk.

"Iyalah, Ko. Kasian kau kan. Anak-anak itu mana ada yang bisa diandalkan untuk urus kau." ucap Hazle sok dewasa. Sutsujin memutar bola matanya malas.

Padahal, kehadiran Hazle selama dua hari belakangan ini pun tidak membantu sama sekali. Yang ada malah Sutsujin makin terganggu karena suara game Hazle yang sangat keras. Jika dimintai tolong pun, Hazle akan mengeluh terlebih dahulu sebelum akhirnya berjalan melaksanakan apa yang Sutsujin perintahkan.

"Jujur aja, Prab." ucap Sutsujin. "Lo nyari-nyari kesempatan buat izin sekolah dengan pake gue sebagai alasan kan?" ucapnya.

Hazle menoleh, kemudian kembali fokus pada gamenya.

"Mana ada, cok. Aku nih tulus mau urusin kau, Ko!" seru Hazle. "Ih goblok! Kenapa lo masuk-masuk turret kek gitu?!" Hazle berseru kencang terhadap ponselnya, membuat Sutsujin menghela napas.

"Ambilin gue minum, Prab." ucap Sutsujin. Hazle berdecak kecil sambil terus fokus pada ponselnya.

"Ambil sendiri lah, Ko. Kan udah mendingan." ucap Hazle. Sutsujin menggeleng-gelengkan kepalanya. Memang benar-benar tidak bisa diandalkan.

"Tadi katanya tulus mau urusin gue. Disuruh ambil minum aja ngga mau." ucap Sutsujin. Hazle menoleh kemudian terkekeh kecil.

"Hehe, sorry, Ko. Kalau gitu, nanti ya kuambilin, biar kuselesain dulu ini." ucap Hazle sambil kembali fokus pada gamenya.

Sutsujin menghela napas. Ia memutuskan untuk bangkit dari tidurnya dan berjalan ke bawah untuk mengambil minum. Lagipula, ia memang sudah merasa baikan sih, jadi tidak ada salahnya untuk mengambil minum sendiri.

"Thur, kau ngapain?" ketika sedang menuangkan air ke dalam gelas, Sutsujin dikagetkan dengan kehadiran Dyren yang keluar dari ruang outdoor.

"Keliatannya lagi apa?" tanya Sutsujin. Ia meneguk air di dalam gelas, kemudian berjalan mengacak-acak lemari makanan untuk menemukan sesuatu yang bisa ia makan.

"Si Praba mana? Katanya mau jagain kau." tanya Dyren. Sutsujin mengambil biskuit dari lemari, kemudian duduk di meja makan dan memakannya.

"Lagi main game." ucap Sutsujin, membuat Dyren mendengus sebal.

"Ih biar aja kuaduin Bang Xo ntar. Padahal Bang Xo nyuruhnya izin dari siang aja untuk ikut scrim, tapi dia kekeuh izin full satu hari katanya mau jagain kau." celetuk Dyren. "Mananya? Omdo dia."

Sutsujin hanya fokus memakan biskuitnya sambil sesekali mengedarkan pandangan.

"Wih, Ko Arthur dah sembuh?" tiba-tiba, NMM datang dari atas sambil menghampiri Dyren dan Sutsujin di meja makan.

Sutsujin mengangguk. "Udah mendingan, Ko." jawabnya. "Boleh ngga hari ini gue ikut scrim lagi?"

"Ih, kangen kau ya!" goda Dyren, sementara Sutsujin hanya diam. Ia malas menanggapi ucapan Dyren yang tidak bermutu itu.

"Beneran udah mendingan belum, Thur?" tanya NMM. Sutsujin mengangguk.

"Udah dari kemarin sebenarnya, Ko. Tanya aja Xoxo." ucap Sutsujin berusaha meyakinkan. NMM tampak berpikir sejenak, sebelum akhirnya ia menyetujui.

trust.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang