02: Teammates

625 72 1
                                    

Ruangan yang saat ini ia tempati, tampak sunyi. Kebisingan di luar ruangan tak terdengar, mungkin iya, namun hanya sekilas. Sutsujin menunggu, sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Kaca-kaca yang menjadi dinding ini sebenarnya transparan, namun telah penuh dengan entah ukiran atau stiker bernuansa oranye. Dari tempat ia duduk, ia dapat melihat satu meja kerja dengan plakat bertuliskan "CEO" di sana.

Iya. Kini, Sutsujin sedang berada di kantor RRQ, lebih tepatnya di ruangan CEO mereka. Mungkin terlihat aneh, namun Sutsujin lolos trial yang ia jalani beberapa hari lalu. Ia juga tidak menyangka kalau RRQ akan memilihnya, padahal banyak player lain yang turut ikut dan memberikan permainan yang tak kalah baik. Ketika ia dihubungi kembali oleh RRQ, Sutsujin bertanya-tanya. Kenapa ia bisa dipilih?

Sibuk berdiam diri di dalam ruangan, akhirnya seorang pria yang sangat familiar di mata Sutsujin memasuki ruangan. Siapa yang tidak kenal beliau? CEO RRQ yang dikenal begitu bekerja keras untuk teamnya. Pak Andrian Pauline, atau yang biasa dipanggil Pak AP, kini berada di hadapannya, sambil tersenyum cerah.

"Halo, Sutsujin. Maaf jadi nunggu, ya." Pak AP berjalan mendekati Sutsujin, membuat Sutsujin berdiri dari duduknya, kemudian menyalami tangan beliau.

"Iya, Pak. Ngga masalah." ucapnya.

Mereka berdua kemudian duduk, dengan Pak AP yang meletakkan beberapa berkas di atas meja. Sutsujin menarik napasnya gugup, kemudian memperhatikan kertas-kertas tersebut. Pasti itu adalah serangkaian kontrak kerja, kalau Sutsujin boleh menebak.

"Santai aja kita disini, ya, Sutsujin. Eh, saya panggil kamu apa nih?" tanya Pak AP. Sutsujin tersenyum tipis, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Pak AP. "Sutsujin aja, Pak."

Pak AP tersenyum simpul, kemudian melanjutkan ucapannya. "Pertama, saya mau ucapkan selamat sudah lolos trial, ya. Makasih juga sudah mau pilih RRQ."

"Iya, Pak. Saya juga berterima kasih, RRQ sudah mau pilih saya." ucap Sutsujin singkat. Pak AP mengangguk-angguk.

"Disini ada kontrak yang harus kamu tandatangani." ucap Pak AP. "Seperti yang sudah dipaparkan tim, kontrak kamu dengan kami adalah satu season. Tapi, pasti sangat memungkinkan untuk nantinya diperpanjang kalau kita sepakat."

Sutsujin mengangguk mengerti. "Kamu boleh baca dulu kontraknya, yang teliti, sebelum kamu tandatangani. Kalau ada sesuatu yang mengganjal, kamu boleh bilang ke saya."

Sutsujin membuka lembaran demi lembaran dari kontrak yang terpampang, sambil Pak AP berbicara panjang lebar, menjelaskan mengenai kontrak mereka. Ada berbagai macam istilah yang sebenarnya cukup rumit, namun Sutsujin masih dapat mengerti. Ada pula beberapa perjanjian antara dia dengan tim yang harus dia setujui. Sutsujin merasa kontrak ini normal-normal saja, jadi, usai ia membaca seluruhnya, ia mengambil pena yang terletak di sana.

"Saya harus tandatangan dimana?" tanyanya. Pak AP tersenyum. Setelah memastikan kembali, ia menuntun Sutsujin untuk membubuhkan tandatangan di beberapa lembar dan Sutsujin hanya mengiyakan, hingga akhirnya, selesai. Resmilah dia menjadi salah satu player RRQ.

"Selamat bergabung di tim, Sutsujin. Sekarang, kamu bagian dari kami." ucap Pak AP, sambil mengulurkan tangannya. Sutsujin menyambut uluran tangan itu, sehingga mereka berjabatan tangan sekarang. Sebelum Sutsujin mengakhiri pertemuannya dengan CEO RRQ itu, Sutsujin menyempatkan diri untuk bertanya satu hal yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

"Boleh saya tanya satu hal, Pak?" tanya Sutsujin. Pak AP di tempatnya, tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya. Sutsujin menarik napasnya. "Kenapa RRQ pilih saya, Pak?"

Pak AP terdiam sebentar, cukup tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari benak Sutsujin. Namun, itu tidak masalah. Toh, ia hanya perlu menjawabnya, kan?

trust.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang