Part 19

586 78 14
                                    

∆ No Edit, penuh dengan typo jadi harap maklum∆ Jangan lupa vote dan komennya juseyoo (

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


∆ No Edit, penuh dengan typo jadi harap maklum
∆ Jangan lupa vote dan komennya juseyoo (.◜◡◝)و!!

꧁❁🅝🅨🅞🅝🅨🅐 🅙🅤🅝🅖❁꧂

*

*

*

Apartemen mewah milik Jeno dan Jaemin biasanya tenang di siang hari, terutama saat kedua penghuni dominan sedang bekerja. Namun, kali ini suasana hening berubah menjadi kekacauan saat Jeno membuka pintu dan mendapati apartemen itu kosong.

"Jaemin, Haechan tidak ada" ujar Jeno panik sambil berlari ke kamar utama. Ia memeriksa tempat tidur, kamar mandi, hingga lemari pakaian. Tak ada tanda-tanda keberadaan istri mereka.

Jaemin, yang baru saja membuka jas kerjanya, ikut terkejut.

"Mungkin dia ada di dapur?" kata Jaemin, meski nadanya terdengar tidak yakin.

Mereka berdua segera bergegas ke dapur, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada Haechan. Tidak ada jejak kehadiran istri mereka yang biasanya selalu meninggalkan barang-barang kecil berserakan di mana-mana.

"Dia tidak pernah pergi tanpa izin, apalagi sekarang dia sedang hamil besar" gumam Jeno dengan nada cemas.

"Kalau terjadi sesuatu, aku tidak akan maafkan diriku sendiri"

"Kau panik, aku juga panik. Tapi, tenang dulu. Mari kita coba telepon Haechan," Jaemin mencoba berpikir logis, meskipun nada suaranya sama paniknya dengan Jeno.

Jeno buru-buru menekan nomor Haechan, tapi ponselnya hanya mengeluarkan nada sambung sebelum berakhir dengan voicemail.

"Haechan tidak mengangkat panggilannya! Apa kita lapor polisi saja?"

"Jangan dulu. Kita coba cek ke tetangga. Mungkin dia ada di salah satu unit sebelah" usul Jaemin.

Namun, sebelum mereka sempat melakukan apa-apa, ponsel Jeno berdering. Nama yang tertera di layar membuatnya segera menjawab.

"Mami Doy!"seru Jeno

"Jeno, di mana kalian? Cepat jemput si Haechan di rumah keluarga Seo!" suara mami Doyoung terdengar frustasi dari ujung telepon.

Jeno dan Jaemin saling pandang sebelum Jaemin mendekat untuk mendengar percakapan itu.

"Mami, kenapa Haechan tiba-tiba ada di sana?" tanya Jeno hati-hati.

"Mana mami tau, dia datang tanpa bilang apa-apa, langsung masuk rumah sambil merengek ingin dibelikan pinguin asli!" seru Doyoung, terdengar semakin frustrasi.

"Dan tidak hanya itu, Haechan juga minta dibelikan beruang kutub. Mana mungkin kami bisa kabulkan permintaan gilanya itu!"

"Pinguin? Beruang kutub?" Jaemin hampir terjatuh mendengar kata-kata itu.

Nyonya Jung (Nominhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang