"Kalian keluar diam-diam." Pertanyaan Chris menyambut kedatangan Alizeh dan Nael dari pintu belakang yang tertangkap basah habis menyelinap keluar. "Sejak kapan kalian melanggar peraturan rumah?""Sejak kapan kau mulai peduli dengan rumah?" Celetuk Alizeh menatap sinis lalu melengos melewati Chris, tetapi pria itu menangkap bahunya dalam cengkraman cukup erat.
"Ayah memintaku untuk lebih memperhatikan kalian." Ujar Chris mempertegas lalu terkejut saat mendapati celana Nael dibagian lutut robek dan terlihat permukaan kulitnya terkelupas mengeluarkan darah.
"Nael--"
"Aku tidak apa-apa." Kilah Nael cepat sebelum Chris mengucapkan kalimatnya secara lengkap lalu menyeret langkahnya masuk ke dalam.
Lantas Chris menjatuhkan tatapannya pada Alizeh, tetapi gadis itu juga melakukan hal serupa. Menepis tangan Chris dari bahunya dan melangkah masuk ke dalam seolah-olah Chris tidak pernah menghentikannya.
"Alizeh, jawab aku dulu." Chris menyusul Alizeh, menarik lengan gadis itu dan menuntut penjelasan.
"Apa yang sedang kau coba lakukan pada keluarga ini?"
"Menjaganya."
"Men-ja-ga?" Chris menggeleng tak percaya. "Nael terluka. Apa yang terjadi?"
"Aku mendorongnya." Jawab Alizeh jujur.
"Kau..." Saat hampir meninggikan suara, Chris menahan nafas lalu menghelakannya perlahan. "Kenapa kau melakukan itu pada Nael?"
"Untuk menunjukkan kalau dunia itu kejam pada orang lemah."
Melirik tajam ke arah tangan Chris di lengannya, Alizeh melepas paksa cengkraman pria itu darinya. Toh, dibandingkan Chris malah dirinya yang lebih cocok menjadi kepala keluarga.
Ya meski tidak bisa sepenuhnya sombong karena Alizeh mengetahui kehancuran keluarganya dalam dua tahun ke depan dari novel tentang Odesa yang dibacanya di kehidupan sebelumnya, tetap saja Alizeh merasa tanggung jawabnya jauh lebih besar dibandingkan Chris yang hanya planga-plongo dan sok ingin tahu.
"Kau tidak masuk akal."
"Aku tidak memintamu untuk mempelajariku, Kak Chris." Alizeh berdecak. Ia jadi menyesal karena meminta Chris untuk berhenti menatapnya seolah-olah ia merupakan alasan pernikahan pria itu hancur, kini Alizeh merindukan tatapan tajam dan dingin itu disana.
"Alizeh, kau membahayakan anggota keluarga lain. Nael terluka dan kau secara terbuka mengakuinya bahwa itu ulahmu, kan? Aku tidak mengerti apa rencanamu terhadap keluarga ini tapi hentikan. Cukup Alizeh." Chris tidak ingin berprasangka buruk tetapi Alizeh memaksanya, berawal dari sikap acak dan sifat psikopat gadis itu ia semakin yakin kalau kejiwaan Alizeh bermasalah sama seperti anggota keluarga lainnya hanya saja Alizeh yang terparah.
"Aku tak ingin sesuatu buruk terjadi pada ke...luar-ga, keluarga ini." Sendirinya pun Chris masih susah payah setiap kali mengatakan kata keluarga, itu seperti membuat dirinya teringat pada masalalu kelam dan monsternya yang datang dalam bentuk bisikan-bisikan.
'Apa ini? Kau mengakui mereka sebagai keluargamu? Sudah lupa apa yang keluarga terakhir kali lakukan padamu, Chris?'
Chris mengerjap, mencoba menghalau bisikan itu dari kepalanya lalu memfokuskan pandangan ke arah Alizeh yang menatapnya penuh kekosongan.
"Kak Chris, kau fokus saja pada tugasmu sebagai calon Duke menggantikan Ayah, biar sisanya kuambil dan semakin sedikit yang kau tahu semakin baik. Juga... pertanyakan kejiwaanmu terlebih dahulu baru kau boleh mempertanyakan kejiwaanku." Senyum miring penuh cemooh terukir di bibir Alizeh, ia tujukan secara khusus untuk Chris sebelum pergi meninggalkan pria itu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sister Guide
Fantasia⚠️Ada tiga peraturan di keluarga Phineas; yang pertama tidak boleh ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga, yang kedua tidak boleh melewatkan makan malam keluarga, yang ketiga dan paling penting tidak boleh bercinta antara kakak laki-laki dan...