12 | Say Sorry

1.5K 344 26
                                    

"Alizeh, aku serius!" Sepanjang perjalanan ke rumah yang ketiganya tempuh berjalan kaki memakan waktu satu jam lebih sedikit, Caleb terus membela dirinya dari sebutan pengecut yang Alizeh labelkan padanya.

"Lagipula memangnya kau sama sekali tak pernah jatuh cinta sekali saja? Dalam hidupmu? Atau setidaknya menyukai seseorang tanpa ikatan hubungan, kau tidak pernah?"

Langkah Alizeh terhenti, ekspresi datar di wajahnya melunak dan tangannya yang terbuka perlahan mengepal.

"Ada apa?" Takut tiba-tiba Alizeh berubah jadi monster, Caleb bertanya hati-hati. "Adik?"

"Pernah sekali." Jawab Alizeh melirik Caleb sedikit.

"SUNGGUH!?" Lelaki itu melotot bahkan sampai melompat sangking kaget sekaligus dramatis. "Kau..." ia tidak percaya kalau Alizeh yang kelihatannya tidak tertarik dalam hal-hal cinta justru pernah mengalaminya.

"Ceritakanlah! Ayo ceritakan padaku, adik!" Seru Caleb bersemangat sementara Alizeh lanjut berjalan diekori oleh Luther.

"Alizeh!" Caleb mengejar, dia berlari mundur dihadapan Alizeh dan membujuk gadis itu untuk menceritakannya. "Ayo ceritakan sedikit saja atau keseluruhan mungkin? Terserah, tapi ceritakan karena aku sangat-sangat penasaran!" Mungkin lebih tepatnya memaksa.

"Kita bisa terlambat pulang."

"Ceritakan sambil berjalan, aku akan dengarkan."

"Ada bocah disini." Desis Alizeh.

Caleb melempar tatap ke arah Luther lalu memeragakan dirinya menutup kedua telinga menggunakan tangan.

"Luther, tutup telingamu sepertiku. Ya? Ya? Ya? Jangan membantah, kau ingin menjadi anak baik, kan?"

Dengan patuh Luther menutup telinga menggunakan kedua tangan dan sukses membuat Caleb tersenyum puas.

"Lihat, dia tidak akan mendengarkanmu. Aku sudah menyuruhnya untuk tutup telinga dan tidak mendengarkan." Ujar Caleb.

"Dia menikahi perempuan lain." Singkat, padat, perempuan lain.

"HA!?" kedua mata Caleb melotot nyaris keluar. "Dia menyelamatkan hidupnya--eh, maksudku... maksudku... bukan begitu. Kau tahu, kan?"

"Terserah." Merotasikan bola matanya malas, Alizeh mempercepat langkah menuju kediaman Phineas yang sudah terlihat dari posisi mereka sekarang.

"Hei!" Seru Caleb bergegas menyusul langkah Alizeh. "Jangan marah dan... jangan beritahu tentang aku diam-diam menemui Isadora."

Sebenarnya Alizeh ingin memperingatkan secara langsung, tetapi mengingat Caleb sedang dibutakan dan rata-rata orang jatuh cinta itu bodoh Alizeh memilih menyimpannya untuk diri sendiri.

Memutuskan untuk memperhatikan sejauh apa Caleb akan bertindak dan diam-diam Alizeh harus kembali lagi ke kediaman Isadora untuk memantau gadis itu tanpa sepengetahuan orang lain termasuk Isadora sendiri.

"Kalian dari mana saja? Eh, Caleb? Kapan kau keluar rumah?" Laverna menyambut kedatangan Alizeh, Luther, dan Caleb dengan senyum hangat sekaligus pertanyaan.

Caleb yang ditanya begitu hanya menyengir sambil garuk-garuk kepala yang tak gatal. "Itu Bu, tadi aku berlari pagi-pagi sekali saat belum ada satupun dari kalian yang bangun."

"Rajinnya~" senyum Laverna makin mengembang. "Ayo masuk," ia rangkul Alizeh dan raih tangan Caleb untuk dibawa masuk ke dalam rumah sementara Luther sudah duluan masuk.

"Aku membuat kudapan, omong-omong ada kabar baik." Ujar Laverna. "Kau mau tahu, sayang?" Ia menoleh ke arah Alizeh dan menunggu jawaban.

"Apa itu, Ibu?"

A Little Sister Guide Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang