.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Larcias Eske Von Danna, adalah putra pertama dari Cian dan Juvell. Anak yang ceria, selalu tersenyum dan baik hati. Anak itu tidak tegaan pada siapapun. Dia tak bisa melihat hal yang buruk di sekitarnya. Danna yang dasarnya adalah bangsawan pembunuh, menyembunyikan hal itu dari si anak. Larcias selalu dima njakan, bahkan Kaisar Cadia juga memanjakan anak itu sampai hendak memberikan gelar putra mahkota yang kosong saat ini pada Larcias.
"Adik kecil, kamu bersama kakak dulu ya..." kata Larcias pada adiknya yang baru berumur setahun.
"Larcias memang anak yang hebat. Tolong bantu ibu menjaga Logan ya... ibu ada keperluan sebentar." Kata Juvell
"Tentu ibu. Aku akan menjaga Logan dengan baik. " kata Larcias
"Anak pintar! Ibu tidak akan lama." Kata Juvell
Bocah berumur setahun itu melihat kepergian ibunya dengan tatapan datar. Lagi- lagi dia ditinggalkan bersama kakaknya yang super aktif itu.
"Hei Logan! Mau kemana? Jangan tidur lagi. Kamu ini pemalas sekali sih..." kata Larcias
Larcias menarik kedua kaki adiknya yang mungil itu. Logan malahan berguling di atas selimut membuat tubuhnya menjadi terlilit selimut seperti kepompong. Logan itu lebih pendiam dan tidak suka bermain. Berbeda dengan kakaknya yang super aktif. Oh ya dan juga Logan itu berbeda dengan bayi lainnya. Walau umurnya baru setahun, tapi dia sudah memahami situasi dan kondisi di sekitarnya. Bahkan Logan tau apa yang dibicarakan orang tua mereka. Dia tau bahwa dia adalah anak dari bangsawan pembunuh dan akan mewarisinya menggantikan kakaknya yang polos ini.
"Pedi!" Teriak Logan
"Pedi itu apa?" Kata Larcias
"Tuh..." kata Logan menunjuk pintu keluar.
"Oh kamu mau kakak menutup pintunya? Okey adikku sayang." Kata Larcias
Logan memandang kakaknya itu dengan tatapan datar dan geram. Maksudnya adalah meminta kakaknya keluar karna dia mau tidur, tapi malahan pintu kamarnya ditutup. Ah sudahlah, yang penting kakaknya senang.
"Logan kenapa tidur lagi?! Ini masih pagi loh! Ya sudah aku bermain sendiri! Jika ibu pulang membawa teman baru, kamu akan kakak tinggal." Kata Larcias
Larcias pun bermain sendirian. Logan yang melihat kakaknya itu menghela nafas pasrah dan akhirnya turun dari ranjang perlahan, menghampiri kakaknya.
"Nah begitu dong adikku yang manis." Kata Larcias
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Juvell mengamati para pasukan yang bertarung. Mereka semua menyerang secara langsung tanpa persiapan. Lagi- lagi dia bertemu dengan manusia itu...."Apa dia merawat anak itu dengan baik?" Gumam Juvell
Juvell melihat pasukan itu menyerang dan terjadi kebakaran juga. Dia melihat seorang gadis yang sejak tadi berusaha menyelamatkan yang lain dan keluar masuk ke rumah yang terbakar itu tanpa ada yang mempedulikan atau memperingatkanya.
"Tentu saja tidak. Gadis yang malang, mereka hanya melihatmu dari sebelah sisi saja." Kata Juvell
Pada akhirnya api membumbung tinggi karna tak segera dipadamkan. Untungnya semua penduduk selamat, tapi gadis kecil itu tak keluar sejak tadi. Tak ada yang menolongnya juga, termasuk Ayahnya.
"Sekali pengecut, akan tetap menjadi pengecut. Untung saja aku tidak tertarik padamu terlalu dalam." Kata Juvell
Para pasukan itu dikerahkan untuk mengevakuasi yang lain ke tempat aman, dan melupakan gadis itu. Mereka pasrah begitu saja akan gadis itu, karna sudah pasti mati. Itulah perkiraan mereka, jadi mereka memilih para penduduk yang tentu akan mendukung mereka di kemudian hari, merelakan satu nyawa, untuk mendapatkan keuntungan di kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Assassin of Danna
FantasiBangsawan Pembunuh yang terkenal di sejagat raya. Mewariskan kepada Sang Putra yang memiliki tujuan menciptakan dunia tanpa peperangan. Membunuh yang bersalah dan mengancam dunia. Hingga Putra itu bertemu dengan seorang anak yang membuatnya tertari...