Glosarium 2

203 44 1
                                    

Andra.

Cowok itu emang keren, kece, perfect, dimata Rara. Andra juga gabisa dibilang seperti cowok cowok lainnya yang justru bikin sakit hati. Andra itu tipikal Rara banget, dan gak akan ada lagi yang namanya moodboster selain Andra. Dimatanya selalu ada Andra dan Andra. Tidak dengan yang lain.

Erika. Salah satu cewek yang mengurungkan niatan Rara untuk mendekati Andra. Erika itu cewek cantik, asik dan jahat. Menurut sebagian orang, Erika gak jahat. Tapi untuk Rara, Erika bisa dibilang jahat.

Andra juga gak seperti cowok yang lainnya. Dia lebih pinter dan aw Rara selalu gak bisa untuk berhenti menatapi Andra. Salah satu alasan kenapa dia menyukai Andra sejak kelas sepuluh, dan tidak pernah digubris oleh Andra. Walaupun sakit hati, tapi Rara hanya bisa memendam rasa luka dalam dirinya. Hobinya selalu mencari tahu tentang Andra. Selalu dicatat dalam buku Glosariumnya khusus Andra. Dan tidak ada sedikit pun yang ketinggalan dari Andra.

"Ra!"

Rara tersentak kaget. Lamunanya buyar ketika seseorang mengejutkannya dari belakang. Ditolehnya dan mendapati seorang yang tak asing baginya.

"Lo kok diem aja sih, hayo mikirin Andra ya," cetusnya sambil menepuk bahu Rena.

Rara tertawa geli, "Kayak gak ngerti gue aja, Bel!"

Bella menghela nafasnya, mengharap semuanya berakhir karena Bella selalu kasihan melihat Rara yang hidupnya tidak berwarna dan menyedihkan, "Udah deh Ra, lo itu kayak kesakitan terus gitu demi Andra. Andra juga gak pernah tahu kalo lo suka sama dia kan?" jelasnya dari hati terdalam Bella.

"Iyasih, tapi gue cuma pengen aja gitu dia ngerti, nanti kalo dia udah sadar, tapi kalo gye udah capek, entar gue lepas," ujar Rara mantap.

"Lo yakin?"

Rara menggedikkan bahunya, "Sekiranya sih gitu, liat aja dulu entar gimana kelanjutannya."

Bella hanya tertawa sambil menggeleng gelengkan kepalamya, "Ra, ke kantin yuk? Tiara gak masuk nih, temenin gue dong, kali kali lo ke kantin kek."

"Em, yaudah deh, ayuk!"

***

Semua hiruk piruk kantin terdengar sampai di telinga Rara. Terdengar risih tapi Rara hanya menyimpan dalam hatinya. Ini salah satu alasan kenapa Rara tidak suka oergi ke kantin. Dipikirnya itu sangat menyebalkan dan panas. Satu lagi, Rara benci dengan hawa panas. Diliriknya semua murid, tertawa dengan semua gerombolan muridnya. Rara dan Bella memilih duduk disalah satu bangku kantin. Dipikirnya itu lumayan aeem, karena dekat dengan kipas angin. Jadi tidak terlalu panas bagi Rara.

"Ra, Lo makan apa?" tanya Bella menawari Rara.

Rara berfikir sejenak, diingatnya dia tidak pernah ke kantin, jadi makanan yang ia makan nantinya tidak berpengaruh dengannya yang tidak terlalu doyan makan jajan di kantin.

"Gue nurut kayak lo aja deh Bel," ucap Rara menurut.

"Gue mau beli siomay, lo juga?"

Rara mengangguk, mengiyakan pertanyaan Bella. Biasanya, Bella dan Tiara yang sering datang ke kantin. Mereka yang sering mencari makan dan mencari mangsa.

Bella menjauh dari Rara, berbalik badan dan menuju tukan siomay untuk membeli makanannya. Sedangkan Rara, hanya menyapu pandangan ke arah semua kantin. Dilihatnya apa yang jarang ia lihat. Apa yang jarang ia temui. Sesuai dugaanya, kantin tempat salah satu pelampiasan murid di SMA Nusantara. Tak jarang beberapa dari mereka ada yang merokok, curi curi pandang, bahkan ada yang berpacaran. Rara hanya menanggapinya dengan tatapan 'astaga'.

Sorot matanya menuju pada satu arah, dimana terdapat gerombolan Andra. Tentu saja, arara menyelidiki satu persatu dari mereka, mancari cari sosok yang dicarinya. Tidak ada. Sampai detik ini juga tidak ada. Apa mungkin, dia sedang berkelana mencari hal yang lebih asyik.

GlosariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang