Glosarium 20

13 1 0
                                    

Nata berjalan sayu melewati koridor kelas Rara yang ramai tanpa Rara. Hari ini ia tak bisa masuk sehingga ia merasa sendiri disini. Rasanya, tanpa omelan Rara suasana semakin sepi. Hanya omelan Rara-lah yang bisa membuat hidupnya terasa semakin ceria walau keadaan hidupnya saat ini sedang kacau.

Tak jauh dari koridor, dilihatnya, Andra dan Erika tengah berduaan di taman sekolah. Membuat Nata geram dan ingin menghujat sahabatnya. Walaupun itu adalah hal yang tidak perlu dilakukan dengan Andra.

Tanpa basa basi, cowok itu berjalan cepat dengan tatapan sadis ke arah Andra. Dan ditariknya tangan Andra dengan keras.

"Woo, woo, selow selow, ngapain nih Nat?" tanya Andra begitu mengetahui bahwa Nata tengah menyeretnya paksa, dia melirik Erika yang juga menatap hal itu, kemudian dia berucap, "Beb, kamu duluan aja, aku ada urusan sebentar sama Nata."

Erika bangkit dari kursi kemudian dia menggedikan bahu dan pergi meninggalkan dua cowok maskulin ini. Tapi, langkah kakinya tidak membawanya ke arah yang seharusnya ia berada. Sebenarnya dia sedang bersembunyi di balik semak semak, dan menguping apa yang dibicarakan mereka yang tampaknya begitu serius.

Andra kembali menatap Nata. "Ada apa sih Nat? Kok lo gitu banget."

Tiba tiba satu tonjokan mendarat tepat di pipi Andra sebelah kiri, membuat Andra mengaduh kesakitan. Dan mereka berdua menjadi pusat perhatian di lingkungan taman saat ini. Erika yang menyaksikan dari balik semak begitu terkejut dengan pemandangan ini.

"Lo apa apaan sih Nat? Galucu tau gak!" ketus Andra sambil menggosok pipinya yang baru saja ditonjok oleh sahabatnya.

"Lo yang harusnya apa apaan!"

"Maksud lo apa sih?"

Nata tersenyum basi. "Lo emang dari dulu sampe sekarang gak berubah Ndra, bener bener gak berubah tingkah laku lo."

Melihat dua cowok ini beradu mulut begitu hebatnya. Membuat Tian, Adi dan Rio yang tak jauh dari sana menghampiri mereka. Mencoba untuk melerai mereka berdua.

"Eh, apa apaan sih kalian berdua?!" teriak Adi melerai suasana panas di siang hari itu.

Dengan cepat, Tian menengahi dua cowok yang sedang emosi itu. "Iya, sante dong. Kalo ada masalah bukannya harus dibicarain baik baik?"

Nata berucap kasar. "Tapi ini masalah gue sama Andra. Bukan sama kalian!"

Mereka bertiga menatap Nata heran. Tangan Rio mengepal. Rasanya ia ingin memukul cowok yang ada di hadapannya tapi gagal karena Adi menahannya.

Adi berucap pelan. Menahan emosi yang ada di dadanya juga."Nat, lo kenapa sih? Seenggaknya kita pernah jadi sahabat lo, walaupun lo sama Andra udah dari kecil barengan kan?"

"Berisik kalian!!"

Seketika Nata menggeser tubuh Tian yang ada di tengah ke arah samping, dan membuat ketiganya bergeming.

"Ndra, apa lo lupa sama janji kita ha?! Gak boleh suka sama cewek yang sama?!!"

Andra mengernyit. "Emang! Terus apa sekarang gue suka sama cewek yang lo suka juga?"

"Lo selalu remehin hal hal kecil yang berujung gede buat hidup lo. Lo bahkan gak nyadar soal secret admirer lo!"

Adi mencoba untuk melerai sekali lagi. "Woi, gaes. Udah udah selow, baikan yuk.."

Erika yang sedang mendengarkan hal itu kini semakin serius dan tak ingin meninggalkan semuanya. Apalagi Andra yang semakin dibuat bingung dengan Nata.

Andra membalas Nata dengan senyuman sangarnya. "Oh jadi lo mau bahas soal secret admirer gue? Kenapa? Lo udah tau siapa dia?" ledeknya dengan nada menyindir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GlosariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang