Nata beristirahat hingga ia memutuskan untuk kembali ke dua gadis yang tengah menatap keheranan.
Tatapan itu kini telah usai ketika Nata angkat bicara. "Nah, Rara ini adek gue Clara, dan Clara ini asisten kakak Rara," jelasnya.
Mereka berdua mengangguk paham kemudian bersalaman satu sama lain, menandakan awal yang baik baik saja.
"Oh jadi kakak asisten kak Nata?" tanya Clara dengan nada heboh.
Rara mengerjap sangar. "Hehe emang iya, maaf ya gak secantik yang lain," ujarnya basa basi.
Nata mengernyit sekilas. Seketika wajahnya berubah menjadi keheranan. "Cantik? Cantik dari mana ya?"
"Emang gue cantik!" corocos Rara tanpa mempedulikan Nata.
Nata menggeleng. "Udah kalian kenalan sana yang akrab, gue balik latihan lagi."
Nata kembali ke lapangan dan meninggalkan dua orang yang baru saja kenal itu. Rasa canggung menyelimuti mereka berdua. Walau Clara sebenarnya tipikal cewek yang benar benar sulit untuk menyelimuti rasa canggung. Tapi kini dia malah merasakan hal yang jarang terjadi padanya.
"Kakak yang kemarin di toko buku itu kan?" tanya Clara mencoba untuk menghilangkan aura canggung diantara mereka.
"Iya gue yang waktu kemaren ketemu sama lo," jelas Rara sambil memandang lurus ke arah lapangan.
"Kapan kapan, kita tukeran buku gitu ya, Kak."
Rara tersenyum. "Boleh!"
'Adeknya beda banget sama abangnya.'
Clara mengangguk paham. "Kakak jadi asisten Kak Nata udah berapa lama?" tanyanya sekaligus mengisi kekosongan pembicaraan.
"Baru aja sebulan." balas Rara.
Clara bersender pada senderan kursi. "Berarti kakak sering nemenin Kak Nata dong."
"Iya soalnya kepaksa."
"Ati ati loh," Rara mengernyit heran, "kakak nanti naksir dia," ujarnya santai.
'Sialan nih bocah,' batin Rara.
Rara mengeles dengan nada santai. Mencoba untuk menenangkan perasaanya yang menggebu gebu. "Ih enggak lah, gue udah punya calon kok."
Clara terkekeh, "Gapapa ka. Lagian kak Nata lagi jomblo tuh orangnya."
"Tapi gue gak tertarik."
Clara tertawa ringan. Seketika Rara takjub dengan Clara. Cewek yang ada di sebelahnya ini memang cewek yang cantik. Gak heran banyak laki laki yang berlomba lomba mengejar cewek cantik di sebelahnya ini. Kulitnya putih bersih. Rambutnya kecoklatan. Dan matanya yang indah membuat cewek ini terlihat sempurna. Matanya berbinar mirip dengan kepunyaan Nata. Tak salah jika Nata dan Clara sekandung.
"Oh ya kapan ya selesainya ini? Lama banget," tanya Clara mencari topik pembicaraan lain.
Rara segera melirik ke arah jam tangannya. "Eng, kurang lebih lima belas menit lagi kayaknya, lo sabar deh duduk di kursi ini, emang bosen kalo nungguin orang lagi ngerjain sesuatu."
"Kakak sabar banget jagain Kak Nata, kapan kapan kakak main ke rumah dong," ledek Clara untuk lebih mendekatkan perkenalan mereka.
Rara tersenyum. "Iya deh." ujar Rara tersipu malu.
***
"Pa, Clara di rumah nih kapan Papa pulang?"
"Maaf sayang, papa gabisa sekarang papa ada di Amerika nih, papa gabisa batalin gitu aja dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Glosarium
Teen FictionCerita ini mengisahkan tentang perasaan. Memendam, menyimpan, meluapkan dan semua rasa yang ada dalam diri. Dan bagaiamana seseorang harus belajar untuk mengerti perasan orang lain yang teramat dalam baginya. 3 Maret 2017 Copyright © Arimbi Dwi