Bella dan Tiara tengah heboh membicarakan sesuatu dengan Rara. Dengan apa yang baru saja terjadi pada Rara. Suatu cerita yang menarik untuk diceritakan bagi mereka. Bahkan Rara hampir tak bisa berhenti mengungkapkan perasaan hatinya sampai saat ini. Tiara dan Bella juga ikut ikutan heboh setengah mati. Hingga semua sorot mata memandang mereka dengan tatapan penasaran. Sungguh hari yang menyengakan bagi Rara bisa bersanding dengan impiannya.
Tiara melirik jam tangan yang ada di tangannya, didapati jam sudah menunjukkan pukul 10.35, saatnya murid murid untuk pergi ke tempat yang menjadi pelampiasan bagi mereka. "Eh udah jam istirahat nih, gue ke kantin ya sama Bella," ujar Tiara sambil bangkit dari duduk rumpinya.
"Oke," sahut Rara bahagia.
Bella bertanya, "Lo ikut gak? Lo tadi kan udah di perpus, masa gak ikutan?"
Rara menjawab enteng. "Enggak, gue mau disini aja kok."
Tiara dan Bella mangut mangut paham. "Yaudah deh, yuk Bel!" ajak Tiara sambil menarik pergelangan tangan Bella, dan akhirnya mereka hilang di ambang pintu.
Rara masih mengingat ingat kejadian yang indah baginya. Dia ingin tetap bersama Andra lebih dekat. Sudah sejak kelas sepuluh ia menyukai Andra. Hingga saat ini, Andra juga tidak peka. Baru pertama kali Rara merasakan goncangan dalam diri, dia bersanding dengan orang yang ia cintai hanya berdua. Berdua.
Rara segera mengambil buku andalan Glosariumnya yang terletak jauh dari tasnya. Segera ditambahkan arti kata yang penting tentang Andra.
Bagian 1536. Kategori D.
Dua : bersanding, lebih dari satu, sama, bersama.
Ditutupnya dengan cepat setelah menulis kata kata itu, kemudian diletakkannya di dalam tasnya yang jauh dan sempit. Agar tidak ada yang tahu dengan keberadaan bukunya.
Kali ini Rara tidak ke perpus karena tadi pagi sekali, ia sudah ke perpustakaan. Dengan kejadian yang begitu menghebohkannya.
***
"Raa! Gue punya hot-news oemji!!"
Sesaat Rara yang sedang membaca novel tersentak kaget ketika melihat kedua sahabatnya heboh sana sini. Membuat suasana kelas yang tadinya ramai jadi berhenti sesaat, karena kelakuan dua ketek yang ramai itu.
Rara mefokuskan dirinya pada kedua sahabatnya yang simpang siur. "Apaan Bel?"
Bella antusias tak sabaran berucap pada Rara. "Eh lo gak tau tadi, aduh gue bingung jelasin dari mana."
Bella mencari posisi sepewe mungkin untuk menceritakan dengan sahabatnya.
Rara mendengus kesal, tak sabar dengan ucapan Bella yang membuat hatinya rancau.
"Duh Bel, jangan buat deg degan dong, kenapa sih?"
Bella membuka mulutnya. "Ra, masa ya tadi itu di kantin heboh banget," cerocos Bella dengan gaya ala alanya.
Rara menoleh ke Tiara yang sedang berucap juga. "Iya Ra, hebohnya itu ampe gue sama Bella gabisa makan dengan tenang."
Rara mengernyit tak paham. "Iya tadi itu si Nata traktir gengnya sama gengnya Erika yang kecentilan itu Ra," jelas Bella membuat perhatian Rara yang tadi sorot matanya tertuju pada Tiara menuju pada Bella.
Rara tertegun, dia tertawa kecil, mendengar kedua sahabatnya yang begitu konyol.
"Lah terus? Apa masalahnya sama gue?" tanya Rara dengan tawaan kecil.
Bella dan Tiara menatap satu sama lain, tidak mengerti dengan ucapan Rara barusan. "Kok lo gak ditraktir juga sih Ra," desis Bella dengan wajah sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glosarium
Fiksi RemajaCerita ini mengisahkan tentang perasaan. Memendam, menyimpan, meluapkan dan semua rasa yang ada dalam diri. Dan bagaiamana seseorang harus belajar untuk mengerti perasan orang lain yang teramat dalam baginya. 3 Maret 2017 Copyright © Arimbi Dwi