Glosarium 7

58 11 0
                                    

Rara membeku. Dia kaku. Dia tidak bisa bicara lagi. Geng Nata dan kawan kawan mendekati Rara dengan senyuman jahil. Membuat Rara risih. Berharap agar Bella dan Reza segera tiba kesini.

"Nungguin Nata, ya neng.." sorak Tian diikuti oleh kawan kawannya yang menanggapi. Rara hanya tersenyum tipis.

Rio berucap juga, "Langsung masuk aja neng, keburu dingin disini, eaaa.."

Rara tersenyum terpaksa, "Iya lagi nunggu temen nih," ujarnya kaku.

Yang lain bersorak kegirangan, "Nata emang gak salah pilih pacar ya.." celetuk Andra.

Membuat Rara bungkam lagi. Diikuti oleh kawannya yang lain yang bersorak kegirangan juga.

Rara memberanikan berucap demi Andra yang salah pengertian, "Ee, gue bukan pacarnya kok.."

"Oh gitu, bukan pacarnya lhoo guyss........." sahut Adi dengan nada jahilnya.

Rara ingin segera pergi dari sini, semuanya benar benar kacau, dia risih sekali, "Nata itu emang serius Ra, kalo lagi jalanin hubungan, tau tau dia milih elo, padahal Erika lagi ngejar dia ya gak?" ucap Tian sambil menyederkan badannya di bahu Adi.

Adi menangguk setuju, "Yoi!"

Rara mencoba untuk mengeles sekali lagi, "Eng, tapi gue gak ada hubungan spesial sama Nata kok."

Rio mengernyit, dia terkekeh, "Oya? Masa sih, gapercaya gue, nyatanya Nata sering tuh nyimpen foto lo di hapenya."

Rara melotot. Dia kaget dengan ucapan Rio barusan. Serasa ada yang menbuat jantungnya berhenti berdetak. Berharap ini hanya mimpi dan tidak terjadi dalam hidupnya. Atau hanya mereka yang suka menggangu Rara seperti ini.

"Mangkanya lo sering sering ke kantin deh, biar bisa ketemu Nata tiap hari, terus biar Nata gak galau terus gaada lo," celetuk Tian dengan gaya khasnya. Dianggukan kepala oleh mereka bertiga juga.

Rara segera membenarkan pernyatan tersebut, "Eng, gue serius. Gue gak ada hubungan sama Nata," ucapnya sambil menggeleng geleng cepat.

Yang lain tertawa. Melihat Rara yang sedang kaku kali ini, "Yaudah lah ya, kita masuk dulu, bye cantiik, see you di dalem!"

"Eh sok inggris lo, Di!"

Mereka pergi  dari sana dan masuk ke stadion. Walau sebenarnya Rara sedang kaget sampai detik ini. Nata menyimpan fotonya dalam hapenya adalah sebuah lelucon yang tidak lucu.

Tapi tak masalah baginya, Rara menanggapi hal bodoh itu dengan senyuman. Yang penting hari ini dia bisa melihat Andra dengan jelas.

Dilihat ke arah jam tangannya sudah hampir dimulai. Entah dimana Bella dan Reza, lama sekali mereka di parkiran. Parkiran mana yang mereka gunakan hingga lama sampai ke pintu masuk. Segerombolan sekolah lain juga sudah banyak yang masuk ke stadion dengan antusias.

Diujung loket, terlihat dua pasangan bodoh mengenakan jersey yang sama. Siapa lagi kalau bukan Bella dan Reza. Datang dengan wajah senyum senyum merasa tidak ada yang salah, Rara hanya menggeleng kecil sambil terkekeh.

Mereka bertiga masuk ke stadion dan betapa kagetnya bahwa stadion sudah ramai. Dilihatnya belum ada pertandingan, hanya ada opening dari band band terkenal di Jakarta. Rumornya SMA Nusantara sudah ada di ambang kemenangan, karena mereka sedang ada di final saat ini. Rara sudah pasti tidak datang saat acara penyisihan, grand final dan seterusnya. Dia hanya tau dari mading di sekolah. Selain itu menonton acara seperti ini juga tidak ada gunanya bagi Rara. Tapi tidak bagi murid yang lain.

Rara segera duduk di kursi tengah. Dan hanya kecil sekali baginya untuk melihat bocah bocah seumurannya bermain di area lapangan yang luas ini.

SMA Nusantara semakin gemuruh dengan para suporternya yang antusias karena ini penentuan pemenang. Sedangkan SMA Airlangga juga begitu gemuruh hingga suasana stadion begitu pecah. Tidak ada penonton yang diam, kecuali Rara.

GlosariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang