"Oh jadi gitu alesan kenapa botol lo ganti lagi," ujar Tiara sambil mengangguk anggukan kepala pertanda paham.
Sedari tadi didengarkannya oleh Tiara dan Bella ketika Rara mengeluarkan isi hatinya.
Bella tercengang mendengar cerita curhatan Rara, "Ya ampun, Ra! Kurang ajar banget tuh orang!"
"Lo harus sabar, Ra!" ucap lagi Tiara sambil mengelus pundak Rara.
Rara terus menggerutu, dipikirnya dalam hati, memang Nata itu orang yang menyebalkan, "Ya gimana gue bisa sabar coba, ih dia mah jengkelin!" ketusnya tak sabaran.
Bella dan Tiara sempat diam sejenak. Memikirkan apa yang harus dilakukan sahabatanya "Kalo gitu lo jangan deket deket dia lagi," jawab Bella enakan.
"Ih, gue juga gak mau kalo harus deket deket dia," ketus lagi Rara tak sabaran. Jarang jarang Bella merasa seperti ini. Bahkan tidak pernah. Karena selama ini, dia hanya merasakan apa yang sepatutnya ia rasakan, sebagaia anak nerd, pendiem dan tertutup.
"Kayaknya dia suka sama lo deh Ra!"
Semua mata tertuju pada Bella yang mengucapkannya nyaris membuat Rara pingsan lagi. Pikirnya sangat pendek, mengenai Nata. Tiara juga melongo ketika mendengarkan ucapan Bella polos tadi.
Rara mengeles pelan, "Yaampun, Bel. Plis deh ya, baru aja kemarin kenal, masa langsung suka gitu sih."
Bella berucap polos lagi, merasa tidak ada yang salah dari ucapannya tadi, "Ya bisa aja, cinta kan gak mandang waktu."
Ini lagi. Teori darimana seperti ini. Jika memang benar apa yang diucapkan Bella harusnya Andra sudah peka dari dulu.
Tiara tertawa sejenak, kemudian berucap mantap, "Alah itu cuman kebetulan aja Ra, mungkin pas lo lewat di depan ruang guru, Pak Candra emang pas banget ketemu sama lo."
Rara menghela nafasnya, "Iyasih, tapi kenapa harus Nata gitu yang tau!"
Lagi lagi Bella berucap dengan polos dan sangat sangat enteng, Bella memang dikenal sebagai anak yang polos dan enak banget kalo ngomong. Tidak merasa bahwa ucapannya terkadang membuat orang lain pasrah dan ya begitulah Bella. Cewek imut tanpa dosa, yang bener bener polos banget. Gak salah kalo Reza, milih Bella sebagai pacarnya.
"Jangan jangan dia suka merhatiin lo, atau dia kan sahabatnya Andra tuh, pasti dia selalu stay dideket Andra kapanpun dan dimanapun," ucap Bella polos.
Rara menepuk jidatnya, Tiara tertawa kecil sambil menggeleng gelengkan kepala, "Gak logis! Nata juga ikutan futsal, masa Andra gak disana, lucu ya!"
"Alah udah lah, Ra. Itung itung iu rezeki lo udah bisa ketemu sama Andra di kantin!" sahut Tiara sambil tersenyum simpul.
"Iya sih."
Suasana kembali hening, semua murid di kelas sudah banyak yang pulang, kini tinggal mereka bertiga-lah yang masih dikelas. Tiara mengecek ponselnya begitu juga dengan Bella. Dan Rara, cewek itu masih melongo, membayangkan kejadian menyebalkan tadi. Betapa malunya dia. Pikirnya dalam hati.
Tiara bangkit dari duduknya dan mecentelkan tas mininya ke bahunya, "Ra, gue cabut dulu ya, mama udah jemput nih," ucapnya sambil kelur kelas.
Rara mengangguk, "Oke, ati ati ya Tir, jangan lupa salamin ke mama!"
Tiara mengacungkan jempol, kemudian menghilang di ambanh pintu, diaambung dengan cewek polos Bella yang ada disebelahnya saat ini, entah apa yang membuat dia juga ijit bergegas dengan Tiara, "Ra, gue juga cabut, Reza udah tungguin gue nih di gerbang, sori ya!"
Rara tersenyum kecut, "Oke, oke, ati ati juga ya lo. Titip salam ke Reza yah," ujarnya.
Bella melotot, "Najis!" celetuknya sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Glosarium
Teen FictionCerita ini mengisahkan tentang perasaan. Memendam, menyimpan, meluapkan dan semua rasa yang ada dalam diri. Dan bagaiamana seseorang harus belajar untuk mengerti perasan orang lain yang teramat dalam baginya. 3 Maret 2017 Copyright © Arimbi Dwi