Sejak remaja, Gianna Gattani selalu mengagumi pamannya-Alessio Gattani-dan menganggap perhatian lembut Alessio sebagai bentuk perasaan mereka yang sama. Tak peduli Gianna adalah keponakannya.
Tapi tiba-tiba, Gianna mendapatkan kebenaran yang menampa...
A/N : Kembali lagi dengan Gianna dan Alessio, terima kasih untuk yang masih setia menunggu. Aku memiliki sedikit informasi untuk beberapa readers lamaku yang mungkin menunggu jadwal diskon semua novelku yang telah menjadi PDF (tentunya informasi ini juga untuk readers baru).
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk diskon di atas juga berlaku untuk judul Under His Control (selama tambahan kuota masih tersedia). Silakan hubungi nomor admin di : 0858-6347-4083 untuk melakukan pemesanan. Dukungan per bab tetap dapat dilakukan dengan mengunjungi karya karsa : @iamtillyd, untuk meneruskan chapter ini, lakukan dukungan dari bab 13 bukan 19. Karena post di KK tidak pecah bab, sedangkan di Wattpad berbeda.
***
Riak air terdengar ketika Gianna menyelam ke dalam kolam. Gianna telah melewati kelas berlatih renangnya, dan pelatihnya sudah pulang setengah jam yang lalu. Namun, meskipun langit di atas kepalanya telah menggelap, Gianna belum berniat beranjak.
Tepat saat Gianna menepi di ujung kolam, ia melihat Alessio muncul di balik pintu. Alessio tersenyum kepadanya dan Gianna membalas senyuman pria itu.
"Uncle..."
"Hei..."
Gianna tersentak terkejut ketika Alessio mencium bibirnya sekilas lalu memeluknya.
"Uncle, tubuhku basah—"
"God, aku sangat mengkhawatirkanmu, Gianna," bisik Alessio di telinganya. "Maafkan aku, aku tidak berniat mengabaikan pesanmu—ada banyak pekerjaan yang perlu diurus."
Alih-alih menjawab ucapan Alessio, Gianna justru memprotes pada pria itu.
"Kau menciumku," cicit Gianna dengan pipi memerah. "Bagaimana jika ada yang melihat?"
Alessio terkekeh pelan, "kau lebih marah karena aku menciummu dibandingkan aku tidak membalas pesanmu?"
Pupil Gianna membesar. "Eh, i-itu ... tapi—"
"Amore Mio..." Suara Alessio berubah rendah seiring tatapan matanya menatap lekat Gianna, "tidak ada CCTV—dan kau tahu bahwa kolam renang ini private, bukan? Kecuali kau memanggil pelayan sekarang, mereka akan melihatnya."
Gianna menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. Ia kembali membalas tatapan Alessio ketika jemari Alessio menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Gia.
"Bisakah aku menciummu lagi?" ujar Alessio meminta izin.
Semburat merah menghiasi pipi Gianna mendengar pertanyaan Alessio. Gianna memberikan anggukan pelan. Kedua matanya terpejam perlahan saat Alessio kembali memanggut bibirnya. Dari bahu pria itu, jemari Gianna berpindah menyentuh rahang Alessio lalu melingkar di tengkuk Alessio.
Ciuman mereka yang semula hanya kecupan kecil berubah menjadi lebih intens. Bibir Alessio mencecap bibir Gianna lebih cepat. Tubuh mereka kian merapat. Suhu dingin yang menusuk digantikan oleh rasa panas yang menyergap cepat melingkupi tubuh Gianna.