A/N : Versi PDF Under His Control (full sampai ending) bisa kalian pesan di WA : +62 858‑6347‑4083. Selain itu, bisa dibeli juga di Google Play Books dan dukungan Karya Karsa @iamtillyd
Oh iya untuk adegan 21+ hanya ada di Karyakarsa, PDF, dan Google Play ya. Sesuai janjiku di Wattpad cukup bersih, hehe.
***
"Aku rasa aku bisa membawa salah satu dari ini," Gianna berusaha meraih paper bag di tangan Alessio, "kau terlihat kesulitan—"
"Aku bisa melakukannya sendiri, Amore Mio. Kau sudah cukup dengan tas sekolah dan bungamu," potong Alessio.
"Tapi..."
"Ayo," ajak Alessio seraya melangkah menuju lift.
Gianna membuka bibirnya untuk kembali memprotes, tapi Alessio telah memasukki lift private untuk unit khusus dan bersiap untuk memencet tombol. Pada akhirnya Gianna hanya mampu berdiri di sisi Alessio. Dengan pandangan sesekali melirik pria itu, memastikan bahwa kedua tangannya baik-baik saja karena Alessio menenteng enam paper bag di kedua tangannya sekaligus.
Setelah menikmati es krim di kedai, Alessio mengemudikan mobilnya menuju butik terlebih dahulu dan membelikan Gianna beberapa pakaian untuk ganti. Mereka kemudian mampir di supermarket untuk membeli kebutuhan makan malam dan sarapan. Meskipun Gianna telah meminta Alessio untuk memesan makanan dari luar, pria itu bersikeras untuk masak sendiri.
"Bisakah kau membantuku untuk membuka pintunya?"
Gianna menyelipkan buket bunga di lengan, ia mendekat pada Alessio dan menjawab, "tentu. Di mana kartunya?" Kedua mata Gianna menelisik saku Alessio, "apa di sakumu?"
"Pakai kata sandi saja," kata Alessio.
Gianna menunggu Alessio kembali berkata. Tapi pria itu bahkan tidak menyebutkan apapun. Tingkah laku Alessio berhasil membuat Gianna bingung. Apalagi ketika Alessio hanya terkekeh pelan.
"Alessio," protes Gia.
"Tanggal lahirmu, sayang," bisik Alessio dengan senyum di bibir.
Semburat merah menghiasi pipi Gianna. Ia menatap Alessio tidak percaya sebelum mencoba memasukan tanggal lahirnya. Benar saja, pintu terbuka.
"Aku tidak pernah tahu kau memiliki unit apartemen baru," celetuk Gianna.
Gianna menyimpan bunga dan tasnya ke atas sofa. Kedua matanya menelisik seisi ruang utama apartemen milik Alessio dengan saksama. Baik Ayahnya—Silvestre Gattani—maupun Alessio adalah dua orang yang sama, yang terlahir dari darah yang sama. Bukan hal aneh ketika Alessio membeli sebuah apartemen mahal dan mewah di pusat kota Milan.
"Apartemen lamaku sudah dijual," jawab Alessio. "Terlalu jauh dari kantor, dan ini ... sebenarnya sudah kubeli enam tahun lalu."
Arsitekturnya tampak sangat manly; dihiasi perpaduan warna hitam, abu-abu dan putih dengan tatanan perabotan yang minimalis. Harum kayu-kayuan dan maskulin menyeruak ketika Gianna memasukki salah satu kamar. Kedua matanya kembali berkelana. Terhenti di sebuah figura yang terpajang di atas meja dan mendapati fotonya yang tersenyum ke kamera bersama Alessio.
"Apa kau ingin mandi terlebih dahulu?"
Gianna tersentak mendengar suara Alessio. Gadis itu berdeham pelan, "berapa kamar yang kaumiliki di sini?"
"Tiga. Ini adalah salah satunya—yang paling besar dan sering kutempati." Alessio terkekeh geli, "apa kaupikir aku akan membiarkanmu tidur di kamar lain?"
Gianna tidak menjawab. Alessio menyimpan tas sekolah dan paper bag berisi pakaian Gianna ke atas sofa di kamar. Gianna kembali melangkah keluar diikuti oleh Alessio.

KAMU SEDANG MEMBACA
Under His Control
RomanceSejak remaja, Gianna Gattani selalu mengagumi pamannya-Alessio Gattani-dan menganggap perhatian lembut Alessio sebagai bentuk perasaan mereka yang sama. Tak peduli Gianna adalah keponakannya. Tapi tiba-tiba, Gianna mendapatkan kebenaran yang menampa...