A/N : Versi PDF Under His Control (full sampai ending) bisa kalian pesan di WA : +62 858‑6347‑4083. Selain itu, bisa dibeli juga di Google Play Books dan dukungan Karya Karsa @iamtillyd
***
Sejak Alessio melihat Gianna beranjak naik dari kolam dengan bikini one piece yang gadis itu kenakan, Alessio telah merasakan gairahnya menguap perlahan. Dan meskipun mengetahuinya, atas dasar keinginan tubuhnya, Alessio bergerak memuaskan diri dengan memeluk gadis itu.
Lalu ia mencium bibir Gianna dan meruntuhkan seluruh pembatas—yang sejak ia merasakan puncak dada Gia di mulutnya—Alessio bangun cukup tinggi. Decapan di antara mereka bagi Alessio terasa tidak cukup. Seandainya Alessio tidak menyadarkan dirinya sendiri, Alessio mungkin tidak akan kembali bersikap plin-plin seperti sekarang; menghindari Gianna.
Hubungan mereka harus bertahan, pikir Alessio. Ia sangat mencintai Gianna dan tidak ingin membuat gadis itu takut kepadanya.
Namun, Alessio tahu dia memang menginginkan Gianna. Ketika Gianna menyentuh rahang Alessio, godaan itu membuat Alessio kembali bergairah. Gestur itu mungkin hanyalah hal polos bagi Gia untuk membujuknya. Tapi Gianna bukan lagi anak kecil dan Alessio seorang Paman yang masih remaja.
"Ke-kenapa aku harus takut?" bisik Gianna.
"Kau mendengarku dengan baik, Amore Mio."
Alessio menunduk hingga bibirnya menyentuh telinga gadis itu. Ia kemudian menurunkan kecupannya tepat di leher jenjang Gianna. Sentuhan seringan bulu itu mendarat di tanda kemerahan yang Alessio buat sebelumnya. Meskipun dari kejauhan tanda kemerahan itu tampak samar, karena Gia mungkin menggunakan concealer untuk menutupinya. Tapi dengan jarak sedekat ini, Alessio dapat melihatnya dengan baik.
"Aku bisa memberikan hal-hal seperti ini lebih banyak di tubuhmu."
Alessio lalu bergerak menjauh. Ia berusaha memasang raut wajah sedingin mungkin dan memalingkan pandangan dari Gia.
"Keluar, Gia," usir Alessio. "Belum terlambat untuk memutuskan keluar dari sini."
Bibir Gianna terbuka sedikit. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya dan berkata lirih, "Uncle..."
"Kita bisa menganggap semuanya tidak pernah terjadi, Gia. Seperti sebelumnya ... kau hanya perlu bersikap biasa."
"A-aku..."
"Please, Gianna."
Gianna seharusnya pergi sekarang—selagi ada kesempatan. Namun, gadis itu justru menghancurkan segalanya. Bukannya menjauh dari Alessio, Gianna mendekat hingga Alessio dapat kembali menghidu aroma vanilla dari tubuhnya.
"Aku tidak berhenti memikirkanmu," balas Gianna.
"Karena kau jatuh cinta padaku, normal setiap saat bukan?"
"Sejak kau menyentuhku," tambah Gianna dengan pipi memerah.
Tatapan Alessio seketika kembali meredup. Ia kembali mendengar ucapan Gianna yang jujur, tapi polos.
"Aku tidak mengerti. A-aku hanya tahu bahwa aku membutuhkanmu lebih dari itu—aku pikir aku membutuhkanmu."
"Gia..." Alessio menghembuskan napas frustasi, "my Gia," bisiknya serak. "Hati-hati dengan apa yang kaukatakan sekarang."
"Kenapa?" Gianna membalas tatapan Alessio. Gadis itu terlihat memaksakan diri dan pipinya kian memerah. "A-aku tahu aku mencintaimu. Itu ... ketika kau menyentuhku, aku tidak bisa melupakan rasanya."
"Kau tidak bisa mengatakannya hanya karena kau mencintaiku—ada beberapa bagian yang tidak sama, Gia."
Alessio menatap Gianna lekat. Ucapan Gianna membuatnya benar-benar semakin bergairah. Gianna hanya mengenakan gaun tidur selutut sederhana yang tidak minim sama sekali. Tapi apapun yang disembunyikan Gianna di baliknya, Alessio masih mengingat dengan baik bagaimana bagian 'itu' mencuat kala bibirnya mencecap perlahan-lahan.
"Kau harus membuatku yakin dan percaya bahwa kau memang membutuhkanku." Alessio berdeham, "kau harus menunjukkannya padaku terlebih dahulu. Apa kau sendiri bahkan paham apa arti dari kata 'menginginkanku' dalam hal lain?"
"Apa?"
"Gianna sekarang..." Alessio menjeda ucapannya, "...Aku juga sangat mencintaimu, selalu mencintaimu, tapi aku membutuhkanmu karena bergairah padamu, Gia. Aku ingin menenggelamkan diri pada tubuhmu; membuatmu mengerang di bawah tubuhku dan kau meneriakkan namaku pada akhirnya."
"Singkatnya, aku ingin bercinta denganmu, Gia. Apa kau bahkan mengerti?"
"Aku..." Tatapan Gianna meredup, "kita mencari tahu sama-sama kalau begitu."
"Kau harus mengetahuinya sendiri."
"Apa aku harus melepaskan pakaianku sekarang?"
Perasaan Alessio meletup-letup mendengar ucapan Gianna. Gadis itu baru saja membuka pintunya. Jantung Alessio berdebar penuh antisipasi dan ia merasa sangat tidak sabar.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Kamarku, Amore Mio. Aku akan bercinta denganmu di kamarku."
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Under His Control
RomanceSejak remaja, Gianna Gattani selalu mengagumi pamannya-Alessio Gattani-dan menganggap perhatian lembut Alessio sebagai bentuk perasaan mereka yang sama. Tak peduli Gianna adalah keponakannya. Tapi tiba-tiba, Gianna mendapatkan kebenaran yang menampa...