ch 22 : hk's pov | malam ketika dunia berisik, aku-

100 17 20
                                    

TW : self harm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TW : self harm

🌼

Titik cahaya itu membuat mataku pedih, mataku mengerinyit sebagai reaksi. Dokter itu mematikan senternya sebelum bertanya kepadaku dengan lembut, "Apa yang kau rasakan? Apakah ada sesuatu yang salah?"

Aku menggeleng. Pemeriksaan itu diakhiri dengan keputusan dokter yang akan memulangkanku sore ini. Dokter itu memberikanku berbagai resep dan surat rujukan rawat jalan ke poli jiwa. Aku tak menyukainya.

"Tidurlah Hyuka, aku akan membangunkanmu," Suara Taehyun menginterupsi lamunanku.

"Tidak Taehyunie," Lirihku pelan sebelum melanjutkan ucapanku dengan menatap matanya, "Istirahatlah Taehyun. Kau selalu menemaniku beberapa hari belakangan, aku tak ingin menyusahkanmu,"

Perasaanku aneh ketika Taehyun menatapku dengan tatapan asing. Dahinya perlahan mengerut seiring tangannya bersidekap, "Kau menyadarinya? Kau benar benar menyusahkanku Kai,"

"Apa maksudmu Taehyun?"

Dalam sekejap mata, Taehyun sudah mencengkeram bahuku dengan kuat. Bahu kananku yang masih dalam proses terapi, langsung terasa nyeri. Meski begitu, ucapan Taehyun lebih dulu menusuk relungku.

"Jika saja kau tak memberi Yeonjun hyung kesempatan untuk kembali, mungkin dia akan mempertimbangkan kepergiannya. Kalau saja kau tak berpura pura menerima kepergian itu, Soobin hyung pasti tak akan meninggalkan kita," Taehyun mendekatkan wajahnya padaku. setiap helaan napasnya membebaniku. Kilas balik itu sungguh membuatku sesak.

"Beomgyu hyung yang selalu menjagamu bagai gelas kaca itu juga menghilang! Tak ada seseorang yang benar benar nyaman di sisimu karena kau begitu membebani Kai!" Dia menghempaskan bahuku begitu saja. Menyentakku untuk menerima setiap tuntutan yang ia berikan.

"Kenapa kau harus membawa dia ke masalahmu? Setelah membuat Yeonjun hyung sibuk menyelesaikan masalah kau yang dibully, kau juga membuat hyungmu yang lain dalam kesulitan! Kenapa kau tidak menyelesaikannya sendiri?"

"Aku-"

"Bersikap seolah kau orang baik sedunia dengan memaafkan setiap orang, padahal itu hanya membuktikan bahwa kau lemah, Kai. Kau memanfaatkan kami untuk menjadi perisaimu," Taehyun mendesis kesal.

Tiba tiba duniaku bergetar. Langit langit ruangan terasa menjauh. Ruang rawat inapku menjadi gelap, namun anehnya ada berkas cahaya yang menyorotiku entah darimana.

Taehyun yang berdiri di depanku kini menatapku dengan tatapan kosong. Sorotnya seolah menyimpan banyak hal. Langkahnya mendekatiku dengan pasti.

"Kenapa bukan kau? Kenapa bukan kau yang bermandikan darah malam itu Kai?"

Tenggorokanku tercekat. Napasku sesak seiring lamanya Taehyun menekan jalur napasku. Aku tak menangis, hanya saja air mataku keluar tanpa sebab.

"Kenapa kau tidak memberontak? Cobalah melawan Kai, maka aku akan melepaskanmu," Wajah Taehyun perlahan berubah menjadi Junghoon hyung. Seseorang yang selalu menekanku dan membuat hidupku kesulitan.

One DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang