14. Sepenggal kisah

376 94 12
                                    

Kembali ke 19 tahun silam...

Sudah hampir 1 jam acara berlangsung tapi bagi Seokjin seperti satu abad.

Mata almondnya melirik samar Kakak kembarnya. Lihatlah, Kakak kembarnya itu tampak begitu bersemnagat menikmati menu makan malam yang dihidangkan secara bergiliran.

Tidak seperti si bungsu Seokjin.

Bisa lulus dengan nilai cukup saja Jin sangat bersyukur. Sementara Han menjadi juara umum karena memilki nilai tertinggi di sekolahnya.

Semua orang sudah menggadang-gadang Han akan menjadi penerus bisnis programmer milik Ayahnya yang sekitar 2tahunan ini memasuki masa kejayaan.

Lantas bagaimana dengan Jin?

Bukan hanya orang  yang akan bertanya kenapa atau mungkin menganggap Jin aneh tapi bahkan keluarga besarnya sendiri mempertanyakan keahlian yang dia miliki.

Passion Jin bukan ada di depan layar komputer, mengutak atik kode untuk menciptakan berbagai program.

Tidak.

Berbeda 180 derajat, hasrat, bakat dan minat Jin, ada pada alat-alat dapur dan bahan masakan.

Meracik bumbu-bumbu menjadi sebuah kreasi resep yang baru selalu menjadi tantangan yang paling menarik bagi Seokjin sejak duduk di bangku kelas 5 SD.  Sejak saat itu, Jin selalu membuat makan malam untuk dirinya sendiri sepulang sekolah.

Melihat dirinya yang sangat bertolak belakang dengan gen keluarganya, Jin sering berpikir jika ia adalah anak angkat keluarga Kim.

Tapi sayangnya tidak.

Seokjin adalah benar anak kandung Kim Seokhyun. Pria pertengahan empat puluhan yang selalu mengoloknya lamban seperti wanita karena kegemarannya berada di dapur.

Juga, Seokjin adalah Adik kembar Kim Seokhan yang sangat membenci Kakaknya karena dia dan Papa sama saja.

Tak terhitung berapa kali Han menyakiti hati Jin karena ucapannya yang mengatakan bahwa laki-laki tidak seharusnya berada di dapur karena tempat itu ditakdirkan untuk para ibu-ibu.

"Kek emak-emak, lo. Malu gue punya adek hobinya temenan sama wajan" seloroh Han suatu ketika yang semakin melukai harga diri Seokjin.

"Jin, senyum dong. Dan ini udah yang ke 32 kali gue kasih tahu lo ya" ucap Han sambil menendang pelan kaki Jin yang duduk disebelahnya

"Dan untuk yang ke 32 kali gue mau bilang, diem lo bangsat"

"Jin, please.."

"Kenapa sih Han? Kenapa selalu gue yang harus ngertiin kalian dan mengalah. Emang ga bisa ya kalian sekali aja gitu ngertiin gue?"

"Kalian ini siapa nih?"

"Ya lo dan papa lah! Siapa lagi? Gak ada harga dirinya gue depan lo dan Papa. Emang sama-sama egois kalian. Sama-sama bangsat"

"JIN!!"

Dan seketika semua mata dimeja makan mereka pun tertuju pada Han.

"M-maaf.." ucap Han pada Papa, Mama, Kim Joohyun yang adalah adik kandung Papa, istrinya serta dua anak mereka Namjoon dan Taehyung yang saat itu baru saja naik ke kelas 10 dan kelas 3.

Mengabaikan apa yang terjadi, Seokjin merogoh ponsel di saku setelan mewahnya lalu dengan santainya memeriksa apakah ada pesan instan yang masuk dari kekasihnya.

Tuna KimbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang