12. Boleh tidak, Ayah?

495 106 11
                                    

Kembali ke Unit Gawat Darurat
1 jam sebelum kepulangan Seokjin.

"Jangan bilang kalo Pak Seokjin kangen obat resep dari saya" celetuk dokter Yoona, dokter berparas cantik yang berusia 1 tahun lebih tua daripada Seokjin.

"Astaga dok, jangan dong. Amit-amit dah. Saya udah ga pernah insomnia lagi kok" jawab Seokjin yang kemudian bangkit untuk duduk.

"Syukurlah kalo sakitnya bukan karena keinget lagi peristiwa Han"

"Engga dok, kalopun keinget Han juga inget biasa gaada yang gimana-gimana. Pergi ke makamnya juga cuma buat jengukin doang, ngecek makamnya, udah"

"Terus kenapa sakit sampai pingsan?" Tanya Hoseok.

"Jadi gini dokter Yoona, Hoseok" kini Namjoon bantu menjawab. "tadi kata dokternya, Kak Jin kelelahan dan stres karena terlalu banyak aktivitas, banyak pikiran juga tapi ga diimbangi dengan menjaga kondisi. Kelihatannya udah sejak lama makanya tubuhnya lama- lama ga kuat"

"Banyak pikiran? Karena proyek cabang baru?"Tanya Hoseok.

"K-kayanya iya sih.."

"Kok kayanya sih Kak? Tadi ke aku kata Ka Jin iya. Sekarang bilang kayanya. Jadi kenapa ini sakitnya?" giliran Namjoon yang penasaran.

"Y-ya pokoknya Kakak lagi capek aja. Capek banget. karena kerjaan, karena rumah"

"Rumah?" Tanya dokter Yoona.

"Iya dok. Seperti yang saya kasih tahu kemarin pas Jungkook cek up. Dia sekarang lagi banyak berulah, susah banget dikasih tahu, kalo mau nurut tuh pasti adu argumen dulu sama saya dan itu menguji kesabaran saya banget. saya ngerasa waktu saya tuh ga cukup kalo harus dibagi buat debat mulu sama Iungkook. Kerjaan saya lagi banyak banget dan Jungkook ga pernah mau ngerti hal itu sedikitpun. Keras kepala banget"

Mendengar penuturan Seokjin yang panjang lebar, seketika suasana mendadak jadi hening.

Semua yang ada disana, Namjoon, Hoseok dan dokter Yoona terlihat menghela nafas panjang. Mereka pun akhirnya paham bahwa menurunnya kondisi Seokjin rupanya selain karena beban berat menangani bisnis yang semakin berkembang, juga disebabkan karena merasa stres dan kewalahan membesarkan Jungkook seorang diri.

"Jadi curhat kan?" ucap Seokjin sambil terkekeh getir. Pria 36 tahun itu tanpak mengusap-usap keningnya untuk menetralkan emosi dan kegelisahannya.

"Ka Jin, Aku udah sering bilang kan kalo aku selalu siap bantu Kakak kapanpun. Tapi kalo tiap kali aku nawarin bantuan dan Kakak selalu bilang ga usah terus jadinya malah sakit sendiri kaya gini, aku jadi sedih lho Kak" kata Hoseok.

"Iya Ka, Ka Jin tuh jangan selalu merasa diri kuat. Coba pas sakit kaya gini trus Papa Mama tahu, pasti mereka bakal marahin aku sama Taehyung" sambung Namjoon tentang orangtuanya.

"Seok, Joon, Kalian semua udah punya kesibukan masing-masing. Kakak cuma ga mau ngerepotin kalian"

"Ngerepotin apa sih Kak? Aku kan bisa bantu Kakak ajakin Jungkook nginep dirumah kalo pas Kakak lagi keluar kota?"

"Jungkook tuh palabatu bukan cuma mirip Ka Han tapi mirip Ka Jin juga. Sama aja kalian bertiga" gerutu Namjoon.

"Ya sudah begini saja" potong dokter Yoona yang sedari tadi menyimak percakapan tiga pria tampan itu disana. "Sepertinya Pak Seokjin memang butuh bantuan buat jagain Jungkook dan itu bisa kalian bicarakan nanti. Tapi yang paling penting sekarang Pak Seokjin sembuh dulu. Trus untuk masalah pemahaman Jungkook, nanti saya bantu buat kasih pengertian supaya dia bisa lebih memahami keadaan Ayahnya. Karena selama ini Jungkook selalu nurut sama saya kan?"

Tuna KimbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang