11. Tears in pain

503 102 14
                                    

Kembali ke sekitar 1 jam yang lalu...
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Gangnam.

"Joon.."

Suara lirih itu menyapa pendengaran Namjoon. Meski samar namun mampu membuat Namjoon segera mengalihkan tatapannya dari layar ponsel di tangannya menuju ranjang yang berada di hadapannya dimana Soekjin terbaring diatas sana.

"Kak? Gimana? Ada yang dirasa sakit?" Tanya Namjoon pada Seokjin yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Seokjin menggeleng pelan. "Ngga, ga ada kok"

"Pening atau sakit kepalanya gimana?"

"Udah berkurang sih. Taehyung mana?"

"Udah aku suruh balik. Kata Ka Yoongi resto lagi rame banget. Kasian Jimin sama pramusaji yang lain"

Seokjin hanya mengangguk.

"Syukurlah kalo Kakak udah mendingan. Tunggu infusannya habis dulu ya, Kak. Seteah itu boleh pulang"

Perlahan Seokjin mengalihkan tatapannya kearah tiang infusan disampingnya. "Ga bisa dicepetin ya?"

"Ga bisa, Pak Bos. Kalo kerjaan di resto bisa tuh dipercepat tapi kalo yang ini ga bisa"

"Ck!" Seokjin berdecak kesal mendengar gurauan Namjoon.

"Ciee.. udah bisa kesel. Udah sembuh nih?"

"Apaansih..." Ucap Seokjin dengan alis mengkerut.

"Hehe. Aku cuma pengen bikin Kakak ketawa kok, biar ga terlalu stres. Infusannya ga bisa dicepetin, Ka. Lebih tepatnya ga boleh, nanti tangan Ka Jin bisa bengkak. Kakak tidur lagi aja, nanti kalo udah selesai aku bangunin"

"Dedek gimana? Rewel gak dirumah?"

"Barusan aku chat Ka Yoongi, katanya sih aman. Anteng anaknya belajar diruang makan"

"Dia belum tahu kan kalo Kakak ada disini?"

"Engga, Kookie belum tahu kok"

Tap. Tap. Tap

Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki tergesa diiringi percakapan antara laki-laki dan perempuan yang semakin lama semakin terdengar mendekat. Hingga kemudian..

Sret!

Tanpa aba-aba, Gorden pemisah ruangan di ujung ranjang terbuka begitu saja oleh tangan seorang laki-laki dan menampakkan presensi dua sosok yang sangat mereka kenal.

Yang satu polisi berpakaian preman berhidung mancung yang datang dengan wajah paniknya sementara yang satu lagi seorang dokter wanita berparas cantik dengan rambut panjangnya yang terurai indah.

"Buset, Kaget!" ujar Namjoon yang memang sangat terkejut.

"Kak, gimana? Kak Jin ga apa-apa?" Tanya Hoseok yang langsung mendekat di sisi kanan ranjang.

"Pak Seokjin kenapa?" Tanya dokter Yoona yang berdiri disamping Hoseok, tak kalah paniknya.

****

Wajah Jungkook begitu murung. Tatapan kosongnya tertuju kearah luar jendela kamarnya.

Remaja tampan itu duduk termenung sambil memeluk lutut di sofa empuk yang ada tepat di dekat jendela sehingga dengan duduk disitu, akan terlihat pemandangan gedung bertingkat, tempat bisnis dan segala hiruk pikuk distrik Gangnam.

Distrik paling tersohor di seluruh penjuru negeri karena merupakan tempat kalangan kelas atas bermukim.

Jungkook sangat terkejut setelah mengetahui bahwa Ayahnya sedang berada di Rumah Sakit.

Tuna KimbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang