[END]
*
Bagaimana jika kalian mengalami transmigrasi ke dalam novel yang kalian baca terakhir kali? Apalagi transmigrasi ke dalam tubuh seorang figuran yang akan mati ditangan protagonis pria?
Itulah yang dialami oleh Kavero, Kavero Almat djanur. S...
Laki-laki bersurai hitam yang diikat setengah terlihat memasuki sebuah cafe. Ia duduk di kursi paling pojok namun strategis. Dia menurunkan kaca mata hitamnya dan memanggil waiter.
Setelah memesan sebuah 𝐶𝑎𝑘𝑒 𝐶𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡 dan 𝐴𝑚𝑒𝑟𝑖𝑐𝑎𝑛𝑜, ia membuka ponselnya. Hal pertama yang ia lihat adalah berita tentang seorang anak dari pengusaha yang cukup ternama mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat.
Laki-laki itu makin membaca berita tersebut. Berbagai macam ekspresi telah ia perlihatkan, bingung, heran, sedih, sakit dan juga... Lega?
"Semuanya sudah berakhir, hiduplah yang tenang di alam baka. " ucap laki-laki itu pelan seraya meminum kopinya sambil menatap ke arah luar jendela.
***
"Hah, menyedihkan. "
"Itu balasan setimpal untukmu, "
Vano, menatap dalam pada ponselnya yang menampilkan berita tentang kematian Nathan. Senyum tipis terbit di bibirnya, kelegaan akhirnya ia rasakan.
"Aku tak pernah menyesal mengenalmu, dan aku juga tak sepenuhnya membencimu. Kau pernah memberikanku rasa nyaman─hingga aku lupa bahwa itu adalah kepalsuan, "
"Kau datang di hidupku dengan penuh kebohongan, walaupun begitu, aku masih bisa memaafkanmu. "
"Huh, sebaiknya gue pergi keluar. "
Vano keluar dari apartemennya dengan pakaian kasual nya. Hoodie putih dipadukan dengan jaket levis abu juga kupluk hitam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Visualnya)
Vano berjalan kaki menuju sebuah taman yang berada tak jauh dari apartemennya. Berjalan dengan pelan sembari menikmati angin sepoi-sepoi yang menerbangkan sedikit rambutnya.
~𝙳𝚎𝚟𝚊𝚗𝚘 𝙿𝚘𝚟
𝐆𝐮𝐞 gak tau lagi harus berekspresi seperti apa setelah mendengar kabar kematian Nathan. Gue sedih, sakit, dan juga... Sedikit kesenangan? Gue gak tau kenapa.