Bab 1 [Transmigrasi?]

41 4 0
                                    

"Novel anjing! " ucap seorang pemuda yang tengah bersandar pada sisi ranjangnya.

Dilempar nya sebuah novel yang baru ia beli karena sedang booming dikalangan para remaja. Sungguh, ia sangat menyesal karena telah membeli novel tersebut.

Kavero almat djanur, seorang pemuda tampan dan manis juga cuek yang menjadi idaman para siswi di sekolahnya tampak sangat kesal dengan novel yang sudah berada di tempat sampah di sudut kamarnya. Mengambil jaketnya dan kunci motornya, lalu keluar dari kamarnya.

Rumahnya sepi, selalu seperti ini. Orangtuanya sangat sibuk, mereka sangat gila kerja. Itulah yang membuat Kavero bersikap dingin kepada semua orang, sejak kecil dia sudah kekurangan kasih sayang orangtua.

Menghela napasnya berat, kemudian berjalan keluar rumah. Mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dan dengan gesit menyalip kendaraan yang berada di depannya. Saat sampai di tikungan, dia tidak menyadari ada sebuah truk bermuatan yang melaju searah dengannya. Dia tidak sempat menurunkan kecepatannya, sampai kecelakaan itu pun terjadi.

Darah segar mengalir dari kepalanya, semua tubuhnya terdapat luka, motornya sudah hancur. Pandangannya mulai memburam, samar-samar ia melihat warga yang datang menolongnya. Dia sudah tidak kuat, Kavero menutup matanya, tapi sebelum kesadarannya terenggut, ia sempat bergumam.

"Persetan dengan keluarga. Mah, pah, Kavero benci kalian"

***

Di sebuah ruangan yang bernuansa serba putih dan terdapat seorang pemuda yang dilengkapi dengan alat-alat medis. Jari-jari tangannya mulai bergerak dilanjutkan dengan matanya yang berusaha untuk terbuka dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

Setelah bisa menyesuaikan matanya, ia mulai menatap sekelilingnya. Hening. Satu kata yang bisa menggambarkan ruangannya saat ini.

"Gue masih hidup? " ucap Kavero.

Ya, pemuda tersebut adalah Kavero.

"Shh, kaki gue sakit banget. Tapi tunggu deh, perasaan yang parah itu kepala gue, tapi kenapa sekarang yang sakit kaki gue? " ucap kavero yang kebingungan.

Disaat sedang memikirkan keadaannya, Kavero dikagetkan oleh suara pintu yang terbuka. Terdapat seorang wanita paruh baya yang berumur sekitaran 50 tahun, dari pakaiannya sepertinya ia seorang maid.

"Den Vano udah sadar? " ucap wanita tersebut.

Kavero menatap bingung wanita di depannya. Vano? Siapa Vano? Mengapa wanita di depannya ini memanggilnya Dengan Nama Vano? Jelas-jelas namanya Kavero, Kavero Almat djanur.

"Shh... " memegang kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sakit.

"Anda s-siapa? " ucap Kavero.

"Den Vano gak kenal bibi? Ini bi Asih den. Pembantu di rumah den Vano" ucap Bi Asih.

Mendengar itu, Kavero menggeleng bingung. Sejak kapan dia memiliki pembantu yang bernama Bi Asih? Ini sunguh sangat membingungkan dan membuat kepalanya sakit.

"Tu-tungu sebentar, bibi panggilin dokter dulu" ucap Bi Asih.

Kavero memijit pelipisnya. Sungguh, dia tak mengerti apa yang terjadi. Tak lama kemudian, Bi Asih kembali dengan seorang dokter di sampingnya.

"Saya periksa dulu ya" ucap dokter tersebut.

"Gimana dok? " ucap bi Asih.

"Huft... Sepertinya, karena kepalanya juga ikut terbentur jadi mungkin Vano mengalami Amnesia ringan"

"A-amnesia dok? " ucap bi Asih terkejut. Sedangkan Kavero menatap mereka dengan bingung.

Dia bilang amnesia? Hei, jelas-jelas ia ingat semuanya. Kenapa dokter ini mengatakan kalau dia amnesia? Sungguh aneh.

Transmigrasi ke dunia novel [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang