Bab 15 [Rion?]

570 35 2
                                    

"Lo yakin buat besok? " setelah begitu lama hening, akhirnya Haikal bersuara.

Vano duduk bersandar pada meja belajarnya, ia menatap lekat foto yang telah robek sebagian itu.




(𝐅𝐨𝐭𝐨𝐧𝐲𝐚)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(𝐅𝐨𝐭𝐨𝐧𝐲𝐚)








"Ya..., bagaimana pun dia sudah kembali, dan gue gak akan lagi bersembunyi layaknya pengecut. Gue akan dekatin dia, dan itu bukan hal yang sulit bagi gue, mengingat.... " perkataan Vano terhenti saat tiba-tiba saja Haikal memeluknya dari belakang.

"Gak usah di ingat. Kalau deketin dia, bagaimana dengan Nathan? " ucap Haikal, sesekali ia menciumi surai Vano.

"Gue gak tau... Perasaan gue untuk Nathan masih abu-abu, " Vano menunduk, di eratkan nya pelukan Haikal.

Haikal tersenyum maklum, "gue cuma mau ngingetin, jangan sampai keputusan yang lo buat nantinya, akan buat lo menyesal di kemudian hari, "

"Ya... " Haikal menghela napasnya panjang.

"Kenapa fotonya hilang sebagian? " tanya Haikal bingung.

Vano menatap kembali foto yang berada di atas meja belajarnya. "Foto ini udah lama, sekitar satu tahun yang lalu... Waktu itu gue ngerobek foto ini dalam keadaan marah. Masing-masing dari kita nyimpan foto saat kita jalan-jalan bareng, gue gak tau mereka masih nyimpan fotonya atau udah di buang, " ujar Vano, nada suaranya terdengar gemetar.

"Udah, gak usah dibahas. Mending sekarang kita istirahat, karena besok dan seterusnya akan menjadi hari yang melelahkan, di mana satu per satu rahasia yang selama ini disimpan dengan rapi, akan diketahui oleh semuanya, "

"Ya, besok adalah hari yang melelahkan. Ayo, tidur" Vano berjalan lebih dulu ke arah tempat tidur, dan berbaring di sana.

Haikal juga ikut berbaring di sampingnya, ia membawa Vano ke dalam dekapannya. "Good night, "

"Night too" ucap Vano sebelum akhirnya dengkuran halus terdengar darinya.

Haikal tersenyum kecil, "Sweet dream, honey" Haikal mencium kening Vano sebelum ikut menyelam ke alam mimpi.

***

Seorang pemuda terbangun dari tidurnya akibat cahaya mentari yang malu-malu memasuki celah kamarnya. Ia menatap ke arah perutnya kala merasakan sesuatu yang menimpanya tepat di atas perutnya.

Senyumnya terbit kala mendapati sebuah tangan yang memeluknya dengan erat. Ia berbalik ke samping dengan perlahan, agar tidak membangunkan orang yang tertidur di sampingnya.

Jarinya menyentuh ujung hidung pemuda di sampingnya, kemudian turun ke arah bibir dan rahangnya.

"Morning, Vano~"

"Morning too, Haikal~"

Haikal membuka matanya, pemandangan pertama yang ia lihat, adalah seorang laki-laki manis tengah menatap wajahnya.

Transmigrasi ke dunia novel [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang