Bab 22 [Cerita]

1K 58 1
                                    

ʝαηgαη ʅυρα ᥎᥆ȶe ᎦᏋᏰᏋႱᏬ𐒄 ცค८ค

*

*

ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐

*

*

Malam yang gelap di ujung lorong yang sepi terdapat seorang pemuda yang tengah menunduk, entah apa yang tengah ia pikirkan. Di wajahnya terdapat lebam dan sudut bibir yang terluka. Terdapat kemarahan dari raut wajah yang ia perlihatkan.

Ia memandangi tangannya sendiri kemudian melangkah pergi dari sana meninggalkan tetesan-tetesan darah yang mengalir dari tangannya.

Sementara di tempat lain, terdapat juga seorang pemuda yang kondisinya sama namun tidak separah pemuda yang satunya.

Di wajah manisnya terdapat guratan penuh kemenangan dan juga kelegaan. Ia berhasil mendapatkan buktinya, langsung dari mulut sang pelaku.

Ia hanya tinggal menyebarkan vidio pengakuan itu dan melaporkannya di pihak yang berwajib.

Walaupun ia memang sama biadap nya, tapi jika ini urusan orang yang ia sayang maka tak akan ia biarkan begitu saja.


"Udah gue duga kalau emang lo pelakunya. Obsesi lo ke gue, ngebuat lo buta dan ngelakuin apapun. Jadi sekarang... Nikmati waktu lo di jeruji besi, kalaupun lo gak berhasil mendekam di sana akan gue pastiin lo akan habis di tangan gue sendiri" ucapnya pelan seraya memandangi tangannya yang terkena noda darah.

***

𝐊𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚...

"Apa yang lo mau? " tanya seorang pemuda manis pada pemuda di depannya.

Lorong yang sempit dan juga sepi membuat suasana nampak mencekam, ditambah lagi tidak ada pencahayaan kecuali dari cahaya bulan yang remang-remang.

"Sayang... Aku udah bilang kan, aku mau kamu" ucap pemuda yang lebih tinggi.

"Kita gak punya hubungan apa-apa lagi Rion! " sentaknya.

Rion menggeram tertahan. "Kita sahabat, " ucap Rion.

"Sahabat? Persahabatan kita udah hancur satu tahun yang lalu, dan itu karena lo! " pemuda manis itu menunjuk Rion dengan tatapan bencinya.

"Lo pikir gue lupa apa yang terjadi satu tahun yang lalu? Di tempat ini... "

"Tepat di tempat kita berdiri sekarang, di sini semuanya dimulai. Di tempat ini lo lakuin hal bejat sama kak Senja, pacar gue! " Vano, mengepalkan tangannya erat.

"LO PERKOSA DIA DI SINI! LO LAKUIN HAL BEJAT ITU CUMA KARENA CEMBURU SAMA SENJA KARENA GUE PACARAN SAMA DIA!! " Vano berteriak lantang, mengeluarkan segala emosi yang telah meluap.

"LO JADIIN GUE ALASAN LO NGELAKUIN HAL ITU! Lo bilang kalau lo cinta sama gue, tapi kenapa lo lakuin itu? Seharusnya lo biarin gue bahagia dengan pilihan gue! LO ITU UDAH DIBUTAKAN DENGAN OBSESI! " Napas Vano tak beraturan, ia memandangi Rion yang sedari tadi hanya diam memandang ke arah lain dengan gigi saling bergemelatuk.

"Lo pikir, lo bisa memanipulasi gue karena gue amnesia? Gak Rion, gue cuman pura-pura biar gue tahu lo itu merasa bersalah atau gak. Tapi, gue rasa lo gak punya rasa bersalah sedikitpun! Lo kembali datang ke sini dengan wajah yang seolah-olah tidak pernah berbuat salah, "

Transmigrasi ke dunia novel [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang